kemeriahan lomba tongtek dalam perayaan sedekah bumi desa suwawal jepara - News | Good News From Indonesia 2024

Kemeriahan Lomba Tongtek dalam Perayaan Sedekah Bumi Desa Suwawal Jepara

Kemeriahan Lomba Tongtek dalam Perayaan Sedekah Bumi Desa Suwawal Jepara
images info

Pada malam perayaan sedekah bumi Desa Suwawal, sayup-sayup terdengar suara alat musik ritmis yang terus menerus membuat suasana kian riuh.

Setelah didekati, rupanya suara musik itu berasal dari pagelaran tongtek yang dilombakan. Lomba tongtek ini digelar di samping Balai Desa Suwawal di bawah pemerintahan Kepala Desa, Arief Ma’ruf, yang pada malam itu juga turut menyaksikan perlombaan tongtek dan merasakan kemeriahan suasana yang dihasilkan dari alunan alat musik ini.

Tongtek adalah sebutan untuk alat musik pukul dengan ketukan yang berirama atau dapat dikatakan sebagai perkusi. Ciri utama dari tongtek adalah kentongan yang dipukul hingga berbunyi tek, tek, tek.

Oleh sebab itu, nama dari penampilan musik ini menjadi tongtek, sesuai dengan alat dan bunyi yang dihasilkan tersebut lalu diakronimkan menjadi sebuah nama. Perkusi yang dimainkan tidak hanya itu, tetapi digabung juga dengan perkakas yang didaur ulang.

Contoh dari perkakas ini adalah mangkok alumunium usang yang kemudian disulap menjadi alat musik harmonis. Selain itu, drum dan tong juga dibuat menjadi piranti pendamping tongtek. Alat musik lain yang turut mengiringi adalah slenthem yang merupakan salah satu alat musik dalam karawitan (alat musik tradisional Jawa).

Sedekah Sampah, Langkah Kecil untuk Membantu Bumi dan Sesama

Tongtek sudah dikenal meluas secara turun temurun di daerah Jawa, khususnya di Desa Suwawal, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dalam upaya pelestarian alat musik tradisional ini, Desa Suwawal mengadakan lomba tongtek untuk setiap kelompok masyarakat yang ada di desa tersebut.

Perlombaan ini digelar dalam rangkaian acara perayaan sedekah bumi. Momen ini diadakan setiap tahunnya sebagai ungkapan rasa syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa dengan melakukan perlombaan, pertunjukan, pagelaran wayang, doa bersama, dan puncaknya berupa pawai dengan ancak atau gunungan sayur-mayur yang ditata sedemikian rupa. Kemudian, diarak mengelilingi desa. Perayaan sedekah bumi tersebut dilaksanakan selama empat hari berturut-turut dengan perlombaan tongtek yang disisipkan pada hari kedua, tepatnya tanggal 1 Juli 2024.

Perlombaan tongtek ini diadakan dengan meriah di atas panggung dan diiringi oleh bazaar-bazaar makanan serta UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dari penduduk desa setempat. Persyaratan lomba tongtek ini dibatasi untuk usia anak-anak saja atau maksimal 15 tahun.

Menilik Acara Budaya Sedekah Bumi Desa Kedungpancing Bagian 1

Penampil tongtek yang masih anak-anak ini begitu enerjik memukul perkusinya dan sesekali menggoyangkan tubuhnya. Mereka juga menggunakan kostum yang unik, berwarna-warni, dan beberapa di antaranya mengkreasikan busananya dengan tali rafia dan plastik sampah pembungkus makanan.

Adapula tim tongtek yang sengaja membuat koreografi sehingga pemain tongtek tidak hanya memukul perkusi saja. Namun, juga turut bergerak sesuai dengan irama dan ketukan nada yang dihasilkan. Semua kreativitas tersebut menjadi nilai tambah bagi juri dan mampu membuat penonton terpukau.

Kian malam, antusiasme penonton kian terasa seiring dengan semaraknya suasana yang dihasilkan dari pemain-pemain tongtek ini. Gerakan dan pukulan yang dihasilkan juga kian bervariasi.

Dari RT dan RW yang menampilkan perlombaan tongtek ini, dipilihlah RW 4 yang keluar menjadi juara pertama. Bukan tanpa alasan tentunya, RW 4 memenangkan perlombaan tersebut karena gerak pemainnya yang divariasikan sambil tetap memegang kentongan bambu dan memukulnya secara beriringan.

Pola lantai yang digunakan pun cukup unik, yakni kelompok pemukul kentongan ada di bawah panggung dan kelompok pemain alat musik melodis seperti slenthem ada di atas panggung. Selain itu, kelompok tongtek RW 4 membawakan alunan sholawat bernuansa islami sambil diiringi tabuhan tongtek.

Tidak heran kelompok tersebut menjadi juara karena keunikan, kreativitas, keselarasan, dan keseragaman gerak para pemainnya.

Tradisi Sedekah Bumi; Manusia dan Nilai-nilainya yang Membumi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

JA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.