Salah satu perusahaan BUMN, PT. Pupuk Indonesia (Persero), berhasil menduduki peringkat ke-71 dalam 500 perusahaan terbaik ASEAN versi Fortuna Southeast Asia 500.
Daftar 500 perusahaan terbaik di Asia Tenggara tersebut dirilis oleh perusahaan media global multiplatform terpercaya, Fortune. Peringkat ini didasarkan pada nilai pendapatan perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara.
Tahun 2023 silam, Pupuk Indonesia berhasil menunjukkan hasil kerja yang signifikan, di mana pembukuan pendapatan mencapai Rp79,2 triliun.
Pupuk Indonesia Kuasai Market Global
Menduduki peringkat ke-71 dari 500 perusahaan dari negara-negara tetangga membuktikan bahwa kapasitas Pupuk Indonesia sebagai industri strategis di tingkat regional dan global sudah diakui.
Dalam 500 daftar tersebut, Indonesia mendominasi dengan 110 perusahaan, diikuti Thailand dengan 107 perusahaan. Kemudian Malaysia dengan 89 perusahaan, Singapura 84 perusahaan, dan Vietnam dengan 70 perusahaan. Sementara itu, Filipina dan Kamboja masing-masing dengan 38 dan 2 perusahaan.
Baca juga: Empat Maskapai ASEAN Masuk 10 Besar Awak Kabin Terbaik, Indonesia Nomor Berapa?
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengungkap, di kawasan ASEAN, perusahaannya turut menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak dalam pengembangan urea dan amonia.
Hal ini sejalan dengan potensi sang perusahaan di wilayah Asia Tenggara, yang mana perekonomian utama tumbuh lebih cepat dibandingkan Eropa maupun Amerika Serikat.
Pupuk Indonesia juga menguasai empat persen produksi amonia global dan merupakan pemain utama amonia di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Saat ini, Pupuk Indonesia tengah mengembangkan blue ammonia dan green ammonia demi mewujudkan dan mendukung target Net Zero Emission di 2060.
Terus Berinovasi
Sejauh ini, Pupuk Indonesia sudah meluncurkan berbagai jenis inovasi. Beberapa hasil kinerja perusahaan ini adalah peresmian pabrik pupuk NPK Pupuk Iskandar Muda (PIM), yang memiliki kapasitas produksi sebesar 500 ribu ton per tahun.
Selain itu, pekerjaan besar seperti proyek groundbreaking Pupuk Sriwidjaja (Pusri) 3B untuk meremajakan pabrik pupuk lama dengan teknologi terkini demi efisiensi produksi juga sudah dilakukan.
Melalui situs resmi Indonesia.go.id, Pupuk Indonesia Group turut melakukan pembangunan kawasan industri pupuk di Fakfak dengan kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton.
Perusahaan besar ini juga berhasil mencatat pendapatan dan penghematan sebesar Rp1,3 triliun dari kontribusi inovasi karyawan.
Baca juga: Pertama dan Terbesar di ASEAN, Indonesia Resmi Punya Pabrik Baterai Kendaraan Listrik
"Alhamdulillah, di 2024, berdasarkan buku 2023, Pupuk Indonesia menduduki posisi nomor tujuh terbesar dunia di industri fertilizer. Tentu, ini tidak lepas dari inovasi yang mempunyai direct impact pada profitability," ungkap Rahmad.
Bantu Ketahanan Pangan Indonesia
Kinerja baik ini menjadikan Pupuk Indonesia sebagai pilar utama dalam membangun kemandirian pertanian berkelanjutan.
Sebagai BUMN yang diberikan tugas untuk menopang ketahanan pangan nasional, Pupuk Indonesia berfokus untuk memenuhi kebutuhan pupuk dan membantu petani nasional.
Alokasi pupuk subsidi juga ditambah menjadi 9,55 juta ton per 2024. Hal ini diharapkan dapat membantu para petani nasional siap untuk menjalani musim tanam sepanjang tahun.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
