akan diperingati juli ini apa itu konferensi asia afrika 1955 - News | Good News From Indonesia 2024

Akan Diperingati Juli Ini, Apa Itu Konferensi Asia Afrika 1955?

Akan Diperingati Juli Ini, Apa Itu Konferensi Asia Afrika 1955?
images info

Kawan GNFI, Kota Bandung punya acara besar yang menarik di bulan Juli ini, lho. Tepatnya, tanggal 6—7 2024 Juli nanti, akan ada Asia Africa Festival di sepanjang Jalan Asia Afrika. Di festival ini, Kawan dapat melihat pameran dari berbagai UKM serta karnaval dan pertunjukan seni yang diisi oleh berbagai peserta baik dari dalam maupun luar negeri. Festival ini diselenggarakan sebagai peringatan 69 tahun Konferensi Asia Afrika.

Omong-omong, apakah Kawan GNFI tahu apa itu Konferensi Asia Afrika? Mengapa konferensi ini sampai dibuat acara peringatannya? Buat Kawan yang lupa atau belum tahu soal konferensi ini, yuk, kita bahas sejarah singkatnya seperti yang dikutip dari situs webkompaspedia dan Museum Konferensi Asia Afrika.

Berawal dari Situasi Dunia dan Cita-Cita Lama

Beberapa tahun pasca Perang Dunia II usai, kondisi dunia nyatanya tidak kunjung membaik. Para pemenang perang, Amerika Serikat dan Uni Soviet, bersaing untuk menanamkan pengaruh mereka di dunia.

Sementara itu, bangsa-bangsa di Asia dan Afrika tengah berjuang untuk merdeka. Negara-negara yang baru merdeka masih harus menghadapi masalah-masalah dalam negeri yang ditinggalkan penjajah.

Mengunjungi Museum BRI di Purwokerto, Melihat Sejarah Perbankan Indonesia

“Di manakah kita, bangsa Asia, berdiri di tengah-tengah dunia dewasa ini?” tanya delegasi Indonesia, Ali Sastroamidjojo, di hadapan para delegasi Konferensi Kolombo. Informasi ini dikutip dari artikel “Semangat Lama, Pekik Baru” dari buku Seri I Konferensi Asia Afrika di Indonesia terbitan Pusat Data dan Analisis Tempo.

Konferensi dari tanggal 28 April—2 Mei 1954 yang dihadiri lima negara—Sri Lanka, India, Pakistan, Indonesia, Burma (kini Myanmar)—ini membahas masalah-masalah bersama terutama konflik Indochina yang dipicu Perang Dingin.

Dalam konferensi itu, Ali Sastroamidjojo mengajukan gagasan dari Presiden Soekarno: mengadakan konferensi bangsa-bangsa Asia dan Afrika. Gagasan itu adalah cita-cita bersama selama 30 tahun untuk membangun solidaritas melawan penjajah. Meskipun ragu, para peserta konferensi sepakat memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mewujudkan gagasan tersebut.

Segera setelah konferensi tersebut, Indonesia melakukan diplomasi dari Mei—Desember 1954 ke 18 negara untuk menawarkan gagasan tersebut. Semua negara tersebut menyambut baik gagasan Indonesia.

Indonesia semakin serius mempersiapkan konferensi dengan mengundang kelima negara peserta Konferensi Kolombo ke Konferensi Bogor pada akhir Desember 1954. Konferensi tersebut menyepakati pelaksanaan Konferensi Asia Afrika pada minggu terakhir April 1955 dengan Indonesia sebagai tuan rumah. Adapun konferensi akan disponsori kelima negara peserta Konferensi Bogor.

Persiapan Konferensi

Memasuki awal tahun 1955, persiapan konferensi yang dilakukan Indonesia semakin intens. Panitia konferensi segera dibentuk. Undangan pun dikirimkan kepada 25 kepala pemerintahan dari bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.

Kota Bandung diberi kehormatan untuk menjamu para delegasi konferensi. Dikutip dari artikel GNFIGedung Merdeka, Bangunan Kolonialisme hingga Jadi Tempat Persatuan Asia-Afrika”, pemilihan kota ini tak lepas dari memori pribadi Soekarno yang memulai gerakan kemerdekaan Indonesia dari kota ini. Adapun gedung yang akan dipakai untuk konferensi adalah Societeit Concordia (Gedung Merdeka) dan Dana Pensiun (Gedung Dwi Warna).

Ancaman dan Dukungan

Rencana konferensi sempat dibayangi kekhawatiran akan adanya intervensi Amerika Serikat atau Uni Soviet. Apalagi, insiden jatuhnya pesawat Kashmir Princess tanggal 11 April 1955 yang membawa rombongan delegasi China di perairan Natuna sempat membuat cemas para peserta dan penyelenggara konferensi.

Syukurnya, Perdana Menteri China, Zhou Enlai, tidak ikut dalam pesawat tersebut.

Di samping itu, dukungan pun mengalir kepada panitia konferensi. Sebuah surat bertanggal 21 Maret 1955 sampai di tangan Ali Sastroamidjojo. Surat dari para tokoh dan pakar kemanusiaan dari Amerika Serikat itu berisi harapan mereka bahwa Konferensi Asia Afrika dapat mendorong terwujudnya perdamaian dunia.

Hari-H Konferensi

Suasana Gedung Merdeka Saat Konferensi Asia Afrika
info gambar

Setelah melalui persiapan yang panjang, Konferensi Asia Afrika akhirnya dibuka pada 18 April 1955. Sebanyak 29 negara di Asia dan Afrika menghadiri acara akbar tersebut. Kehadiran mereka disambut hangat oleh para warga setempat.

Konferensi dibuka dengan pidato dari Presiden Soekarno yang berjudul “Let a New Asia and a New Africa be Born”. Dalam pidato tersebut, beliau menyampaikan keyakinan dan harapannya bahwa bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang sama-sama mengalami penjajahan dapat bersatu untuk mencapai perdamaian dunia.

Mengenal Sejarah Hari Buruh dalam Catatan Sejarah Masuknya Kapitalisme di Indonesia

Selanjutnya, agenda konferensi diisi dengan berbagai sidang terbuka dan tertutup yang dibagi ke dalam tiga komite, yaitu politik, ekonomi, dan kebudayaan. Setelah beberapa hari berjalan, konferensi ditutup pada 24 April 1955 dengan pembacaan rumusan pernyataan dari tiap komite.

Dampak Konferensi Bagi Dunia

Terlepas dari keraguan dan hambatan yang ada, Indonesia sukses menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Kesuksesan konferensi ini menjadi bukti bahwa Indonesia mampu berperan dalam politik internasional di usianya yang masih muda.

Dasasila Bandung, pernyataan politik berisi sepuluh dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia, merupakan bukti nyata dari konferensi tersebut.

Dasasila ini menginsiprasi gerakan kemerdekaan negara-negara di Afrika dan menginisiasi pembentukan Gerakan Nonblok yang menentang dominasi Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Kawan GNFI, demikian sejarah singkat Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Semangat perdamaian dan kerja sama antara negara-negara di dunia yang terpatri di dalamnya membuat peristiwa sejarah ini penting untuk terus diingat.

Jadi, Kawan GNFI yang berada di Bandung, jangan lupa untuk datang ke Asia Africa Festival tanggal 6—7 Juli 2024, ya!

5 Masakan Tradisional Indonesia, Sejarah dan Filosofinya yang Wajib Diketahui!

Sumber:

https://www.asiafricamuseum.org/halaman/KAA-1955

https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/sejarah-konferensi-asia-afrika-bangkitnya-kekuatan-dari-bandung

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MI
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.