perjalanan ki ronggo assra membangun bondowoso - News | Good News From Indonesia 2024

Perjalanan Ki Ronggo Assra Membangun Bondowoso

Perjalanan Ki Ronggo Assra Membangun Bondowoso
images info

Apakah Kawan tahu bahwa Bondowoso sendiri didirikan oleh Raden Bagus Asra, yang juga dikenal sebagai Ki Ronggo Assra. Dia diangkat menjadi Demang di Bondowoso pada tahun 1794 dan berhasil memperluas wilayah tersebut.

Pada tanggal 17 Agustus 1819, Bondowoso dinyatakan terpisah dari Besuki, dan Ki Ronggo Assra diangkat sebagai penguasa wilayah dan pemimpin agama dengan gelar M. Ng. Kertonegoro Ronggo I, yang ditandai dengan penyerahan Tombak Tunggul Wulung. Wah, bagaimana ya, kisah lengkapnya?

Perjalanan Raden Bagus Asra dalam memperluas wilayah Situbondo dimulai pada tahun 1794. Raden Bagus Asra, yang juga dikenal sebagai Ki Ronggo, lahir di Pamekasan, Madura, dan dibesarkan oleh Kiai Patih Alus, pemangku di karesidenan Besuki.

Ayah angkatnya memberi tugas kepada Raden Bagus Asra untuk membangun dan memimpin wilayah di antara jalur Lamajang dan Patukangan.

Baca Juga: Legenda Potre Koneng dan Jokotole

Perjalanan Raden Bagus Asra bersama rombongannya sangat ikonik dan legendaris. Mereka berjalan kaki dari Besuki ke wilayah yang sekarang dikenal sebagai Bondowoso, ditemani seekor kerbau bernama Si Melati.

Tempat berhentinya Si Melati kemudian menjadi lokasi alun-alun Bondowoso yang ada sekarang.

Tidak lama Raden Bagus Asra diangkat sebagai Demang di Bondowoso karena keberhasilannya memperluas wilayah kekuasaan Besuki ke selatan.

Dan pada tahun 1789, ia ditugaskan untuk memperluas wilayah tersebut dan berhasil menjelajahi hutan belantara mulai dari Besuki. Pada tahun 1794, ia diangkat sebagai Demang dengan gelar Abhiseka Mas Ngabehi Astrotruno di Bondowoso.

Nama Bondowoso diberikan oleh Raden Bagus Asra, dengan arti "Bondowoso" yang terdiri dari "Bondo" yang berarti "modal" dan "Woso" yang berarti "kuasa." Jadi, Bondowoso berarti "modal yang berkuasa" atau "kuasa yang memiliki modal.”

Sebelum wafat, Raden Bagus Asra menyampaikan kata-kata berharga yang masih diingat hingga sekarang, yaitu "Suci Tinata Estuning Urip."

Kalimat pusaka "Suci Tinata Estuning Urip" yang diwariskan oleh Raden Bagus Asra bermakna "Melakukan kebaikan dalam kehidupan ini sebagai bekal untuk kehidupan selanjutnya." Makna ini menekankan pentingnya berbuat baik sekarang sebagai persiapan untuk kehidupan setelahnya.

Baca Juga: Kebo Kicak dan Surontanu, Legenda Asal Mula Jombang

Kaitan Bondowoso dengan Besuki & Jember

Sejarah Bondowoso memiliki kaitan erat dengan Besuki dan Jember dalam beberapa aspek. Awalnya, pembentukan wilayah Besuki terjadi sekitar tahun 1818—1819, bersamaan dengan pembentukan karesidenan di Pulau Jawa.

Wilayah ini kemudian dibagi menjadi dua, yaitu Kepatihan Puger (Jember) dan Kepatihan Bondowoso, yang akhirnya digabung menjadi Afdeeling Bondowoso.

Pemberontakan Ke Lesap terhadap Pangeran Tjakraningrat pada tahun 1743 menyebabkan kematian Adikoro IV. Pemberontakan ini berakhir dengan tewasnya Ke Lesap pada tahun 1750, dan wilayah tersebut kemudian dibagi menjadi dua.

Raden Bagus Asra yang merupakan anak Demang Walikromo, diangkat menjadi Demang di Bondowoso pada tahun 1794. Ia memperluas wilayah kekuasaan Besuki ke arah selatan dan menemukan wilayah strategis yang kemudian dinamai Bondowoso.

Pada tanggal 17 Agustus 1819, Bondowoso dinyatakan terpisah dari Besuki.

Untungnya, perkebunan tembakau di Jember menghasilkan keuntungan besar, menarik perhatian Pemerintah Hindia Belanda. Hal ini menyebabkan migrasi penduduk Madura ke Jember, yang turut membantu perkembangan wilayah tersebut.

Besuki sendiri memiliki lokasi yang sangat strategis karena berada di jalur utama yang menghubungkan kota-kota besar di Jawa seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya menuju Bali melalui jalur darat.

Wilayah Besuki juga memiliki akar sejarah yang sama dengan Bondowoso, dengan masyarakatnya berbagi budaya dan dialek yang sama dengan penduduk Kabupaten Bondowoso.

Baca Juga: Legenda Sanak Pogalan, Sosok di Balik Terciptanya Air Terjun Sedudo di Nganjuk

Tanggal 17 Agustus 1819 sangat penting bagi Bondowoso karena pada hari itu, Bondowoso resmi dinyatakan sebagai kabupaten yang terpisah dari Besuki.

Tanggal 17 juga memiliki makna filosofis, seperti jumlah total rakaat salat lima waktu bagi umat Islam dan turunnya Al-Qur'an pada tanggal 17 Ramadan. Selain itu, tanggal ini dianggap sebagai hari lahir Bondowoso sebagai wilayah yang mandiri di bawah kepemimpinan Raden Bagus Asra.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.