Jokotole adalah cerita tentang seorang pangeran yang lahir dari pertemuan roh antara Raden Ayu Potre Koneng dan Pangeran Adi Poday melalui mimpi.
Potre Koneng adalah putri indah dari keraton Sumenep yang sering melakukan meditasi, seperti di Gua Payudan. Meskipun Potre Koneng dibuang saat bayi dan tidak bisa hidup di keraton, dia diasuh oleh seorang empu bernama Empu Kelleng.
Bayi yang lahir dari Potre Koneng dan Pangeran Adi Poday ini diberi nama Jokotole, seorang anak yang sangat tampan dan bercahaya. Meski hidupnya penuh tantangan, Jokotole akhirnya menemukan kebahagiaan dengan menikahi Lisa.
Dalam legenda, Jokotole juga diceritakan berperang melawan Dempo Awang dari Kerajaan Bali dan memenangkan pertarungan tersebut. Dia adalah raja Sumenep ke-13, memiliki adik bernama Jokowedi, dan lahir dari Potre Koneng, keturunan dari Pangeran Bukabu melalui pertemuan roh.
Jokotole memiliki keahlian luar biasa, seperti membuat peralatan tanpa alat bantu dan membantu pandai besi yang lelah dan sakit. Dia bisa membakar dirinya dan menghasilkan cairan putih untuk pengelasan pintu raksasa.
Selain itu, Jokotole juga membantu Patih Muda Majapahit dan bersama istrinya, Dewi Ratnadi, dia diangkat menjadi Raja Sumenep dengan gelar Pangeran Secodiningrat III.
Baca Juga: Legenda Cinta Terlarang di Danau Tondano
Raden Ayu Potre Koneng dan Pangeran Adi Poday menikah dalam dunia mimpi.
Potre Koneng, putri indah dari keraton Sumenep, sering bersembahyang dan meditasi di Gua Payudan. Meski dibuang saat bayi dan tidak bisa hidup di keraton, dia diasuh oleh Empu Kelleng.
Sementara itu, Adipoday, pangeran Sumenep, adalah bayi tampan dengan wajah yang bersinar. Meski nasibnya sulit, dia akhirnya menemukan kebahagiaan dengan menikahi Lisa.
Pernikahan spiritual antara Potre Koneng dan Adi Poday terjadi setelah Potre Koneng bermeditasi di Gua Payudan dan bermimpi tentang seorang pria tampan yang mengaku sebagai Adipoday. Mimpi ini dianggap sebagai ikatan spiritual, dan dari hubungan ini lahir Potre Koneng.
Kedua belah pihak, Potre Koneng dan Adipoday, adalah keturunan dari Raden Ayu Potre Koneng, cucu dari Pangeran Bukabu, hasil dari pernikahan spiritual dengan Adipoday.
Baca Juga: Legenda Kolam Sampuraga, Malin Kundang Versi Mandailing Natal
Legenda Potre Koneng dan Jokotole berkisar pada pernikahan spiritual antara Potre Koneng dan Adi Poday melalui mimpi, yang menjadi dasar kelahiran Jokotole sebagai pangeran Sumenep.
Legenda ini juga mengisahkan tentang keahlian bertempur Jokotole yang luar biasa, menjadikannya pangeran yang memiliki kekuatan magis.
Selain itu, cerita legenda mencakup pertempuran antara Jokotole dan Dampo Awang dari Kerajaan Bali, yang membentuk karakter dan kekuatan Jokotole.
Gua "Payudan" atau "Pajhuddan" di Sumenep, Madura, dikenal sebagai "tempat penyakit" dalam bahasa Madura.
Gua ini menjadi pusat cerita legenda karena disinilah Raden Ayu Potre Koneng bermeditasi dan bermimpi, yang menghasilkan pernikahan spiritual antara Potre Koneng dan Pangeran Adi Poday.
Dari mimpi ini, lahir Potre Koneng sebagai hasil dari hubungan roh, dan bayi ini diberi nama Jokotole. Gua Payudan/Pajhuddan juga memiliki makna khusus dalam legenda Jokotole sebagai sumber kekuatan dan keterampilan bertempur Jokotole, menjadikannya pangeran yang memiliki kekuatan magis.
Baca Juga: Legenda Sang Datu Kartamina, Buaya Kuning Kepercayaan Masyarakat Suku Banjar
Gua Payudan kini menjadi tempat tujuan wisata yang banyak dikunjungi, baik untuk liburan maupun meditasi jangka panjang. Terletak di ujung barat Kota Sumenep, gua ini berjarak sekitar 30 km dari pusat kota.
Lebih dari sekadar gua biasa, Gua Payudan memiliki nilai sejarah yang penting karena kaitannya dengan sejarah raja-raja Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Di sisi lain, gua ini juga dikenal dengan sosok ular penjaga yang ada di langit-langit luar gua, dan tetap menjadi bagian dari legenda raja-raja Sumenep.
Sebagai hasilnya, Gua Payudan menjadi situs bersejarah yang menarik sebagai tempat meditasi para raja di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News