ngopi suatu ritual perekat suasana guyub masyarakat - News | Good News From Indonesia 2024

Tradisi Ngopi, Ini Dia Ritus Budaya Sarat Kearifan Lokal Masyarakat

Tradisi Ngopi, Ini Dia Ritus Budaya Sarat Kearifan Lokal Masyarakat
images info

"Bro, ngopiyuk!" adalah ujaran atau ajakan yang kerapkali kita dengar dalam konversasi sehari-hari di lingkungan kita. Entah yang dinikmati nanti adalah kopi hitam, kopi espresso atau kopi cappucino, ya itu urusan lain, Kawan. Yang jelas, ajakan itu lebih mudah untuk disetujui dan pertemuan yang dikehendaki pun berpeluang besar terlaksana.

Entah membahas urusan studi, pekerjaan, bisnis dan pribadi itu menjadi bumbu tersendiri dalam ajakan ritual ngopi tersebut. Bahkan, inti dari kegiatan itu seyogianya bukanlah hanya meminum atau menyeruput aroma khas kopi. Namun, melebar menjadi urusan makan, rapat dan presentasi urusan bisnis. Padahal judul awal pertemuan adalah untuk ritus meminum kopi semata, sesuai judul kegiatannya.

Bahkan berbagai sosialisasi dan lokakarya teknis baik pemerintah maupun swasta sering memakai istilah kegiatan "coffeetalk". Dengan kegiatan bertajuk ringan seperti coffeetalk, pembicaraan berat dan "berdaging" seperti permasalahan iklim investasi, persoalan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi dan inflasi menjadi lebih sederhana dan menarik untuk diikuti.

Ya begitulah, minum kopi bukanlah suatu ritus kegiatan meminum kopi yang diolah dari biji kopi semata, sesuai arti harfiahnya. Ada perluasan makna dari kegiatan ngopi tersebut. Jika ada rekan sekantor, satu kampus atau satu perusahaan memulai ajakan ngopi, maka ada beberapa makna yang bisa dikandung dari aktivitas ngopi tersebut. Seperti ajakan untuk bercerita, koordinasi bahkan konsultasi untuk suatu urusan pekerjaan dan proyek.

Terlalu rumit jika ajakan untuk koordinasi dan konsultasi profesi tersebut dibalut dalam satu kalimat yang kaku dan sistemik. Maka langsung saja disederhanakan menjadi tiga kata yang lugas "Bro, ngopi yuk!" untuk mewakili seluruh rencana dan kehendak yang diinginkan.

Harga Kopi Global Alami Lonjakan Harga Akibat Pergeseran Pertanian Durian di Vietnam

Jika ada sinyalemen dari kolega kita yang melontarkan tiga kalimat sakti di atas tersebut, tandanya kehadiran kita dibutuhkan dalam suatu pertemuan. Kita diharapkan dan dibutuhkan hadir, tentu bukan hanya untuk sekedar meminum kopi. Kemudian, langsung pulang. Namun ada buah pemikiran, tindakan, jaringan dan kekuatan sumber daya yang kita miliki untuk kita distribusikan sesuai ekspektasi kolega kita yang menginisiasi tiga kata tersebut.

Mungkin agak berbeda reaksi yang ditunjukkan para kolega, jika suatu ajakan kita lontarkan secara jujur dan harfiah. Seperti ajakan untuk mari rapat, mari berkoordinasi, mari berkonsultasi dan ajakan "mari-mari" yang lain. Dengan ritual ngopi, seolah hal dan kegiatan yang rumit dan sulit akan lebih sederhana dan mudah diselesaikan.

Dengan ngopi, maka cakrawala pikiran akan lebih terbuka dan menstimulasi kita untuk lebih kreatif dalam merancang dan mengeksekusi sesuatu. Khususnya langkah solutif untuk menjawab dan merespons berbagai problematika yang timbul.

Sejarah Kopi

Sesuai namanya, kopi adalah salah satu hasil tanaman pertanian nusantara yang populer diolah menjadi suatu minuman beraroma khas. Disebut Koffie dalam bahasa Belanda dan disebut Coffee dalam bahasa Inggris. Kopi adalah minuman khas hasil seduhan biji kopi yang sudah disangrai dan menjadi bubuk kopi siap minum. Warnanya hitam, beraroma khas, dan umumnya ada hadir di tiap kota. Bisa dari kopi yang disajikan pedagang kopi keliling, kopi kaki lima, kafe kopi kelas resto, hingga coffee store yang memiliki merek dan gengsi tersendiri.

Dok. Pribadi @Danny Richard P Tampubolon

Sejak abad ke-9, kopi mulai dibudidayakan dan dikomersialisasikan pada negara Ethiopia. Menyebar ke Arab, kemudian ke Afrika Utara dan menyebar luas ke seluruh belahan dunia.

Kopi bukanlah hanya suatu produk minuman dari tanaman hasil pertanian belaka. Lebih dari itu, kopi adalah suatu ritus budaya dengan serpihan keseharian kearifan masyarakat lokal. Tradisi menikmati secangkir kopi tidak lepas dari pengaruh Eropa, Cina dan Melayu Asia.

Dengan secangkir kopi hitam yang berbau nikmat dan memiliki rasa getir dengan selingan rasa manis sesuai selera, bisa menjadi etalase awal berbagai pertemuan penting. Ritual minum kopi mungkin akan terasa lebih sempurna jika ditemani aneka penganan tradisional seperti pisang goreng atau ubi goreng di suatu beranda.

Jurnal Risa Coffee, Menjelajahi Dunia Mistis Lewat Secangkir Kopi

Wah, suasana akrab pun tercipta dan semakin merekatkan atmosfir pertemuan. Cukup dilakukan pada suatu teras atau beranda rumah atau restoran, maka konteks pembicaraan dan inspirasi menjadi mengalir deras. Berbagai jawaban, celotehan, inovasi dan ide segar bahkan kelakar pun bermunculan dalam ritual ngopi. Thus, suasana pun menjadi guyub tercipta secara simultan.

Manfaat Kopi bagi kita

Dilansir dari Wikipedia, kopi dikenal bukan hanya sebagai suatu minuman beraroma khas yang merangsang kreatifitas dan membuka cakrawala pikiran. Namun, kopi juga memiliki khasiat di bidang kesehatan. Kopi dapat menurunkan risiko penyakit kanker, diabetes, batu empedu dan berbagai penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung.

Jadi, asal dikonsumsi secara wajar dan tidak berlebihan, kopi bisa membawa aneka manfaat bagi publik. Bukan hanya sebagai salah satu komoditas ekonomi yang mendatangkan devisa bagi bangsa dan negara.

Tradisi minum kopi juga dikenal sebagai salah satu ritus kegiatan yang membawa suasana guyub, kompak dan solid bagi mereka yang bersepakat untuk ngopi. Dan memiliki manfaat positif kesehatan, khususnya bagi pehobi dan penikmatnya.

Bahkan, berdasar informasi dan penelitian medis di Indonesia, bahwa meminum kopi dapat mendatangkan manfaat kesehatan, yaitu menjauhkan diri kita dari bahaya penyakit kanker usus. Lalu, tanaman yang menjadi salah satu komoditas ekspor Indonesia ke mancanegara ini juga bisa membantu untuk menjaga kesehatan organ hati manusia.

Punya Aroma dan Cita Rasa Khas, Kopi Lokal Indonesia Jadi Favorit di Mesir

Kopi disarankan dikonsumsi antara satu hingga dua kali dalam sehari. Adapun waktu yang tepat untuk mengonsumsi kopi adalah pada pukul 09.30 pagi hingga pukul 11.30 siang hari.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.