World Water Forum ke-10 yang diselenggarakan di Bali pada 18—25 Mei 2024 ini menjadi peluang besar untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia khususnya budaya-budaya Bali di kancah global. Pemerintah Provinsi Bali telah mematangkan kesiapan untuk mengenalkan tradisi ritual upacara Segara Kerthi kepada delegasi yang nantinya akan hadir di World Water Forum ke-10. Dalam tradisi ritual upacara Segara Karthi ini, terdapat tarian-tarian sakral yang akan dipentaskan salah satunya, yaitu tari topeng sidakarya.
Hal tersebut diungkapkan Dewa Made Indra selaku Sekretaris Daerah (Sekda) Bali dalam Konferensi Pers terkait World Water Forum Ke-10 pada Selasa (7/5/2024).
“Kami juga menyajikan tari-tari sakral yang tidak boleh ditampilkan di luar upacara-upacara ritual keagamaan kami. Tari-tari tersebut akan dipentaskan pada upacara Segara Kerthi di Pulau Kura-Kura Bali untuk mengiringi acara dengan dipandu rohaniwan,” ungkap Dewa Made Indra.
Tari topeng sidakarya akan menjadi penutup upacara Segara Kerthi dan menyimbolkan bahwa acara yang dilaksanakan telah direstui oleh Maha Kuasa. Dewa Made Indra mengungkapkan.
3 Destinasi Wisata Disiapkan Pemkot Denpasar Bali untuk Delegasi 10th World Water Forum
“Tari topeng sidakarya merupakan tari penutup sebuah upacara yang memberikan simbol kepada kami sebagai penyelenggara acara bahwa upacara Segara Kerthi ini direstui oleh Maha Esa,” sebut Dewa Made Indra.
Tari topeng sidakarya merupakan salah satu seni tari sakral yang termasuk ke dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda Indonesia UNESCO 2015. Tari topeng sidakarya berasal dari dua kata, yaitu “Topeng” dan “Sidakarya.” Kata “topeng” berasal dari kata “tup” yang berarti tutup.
Kata “Sidakarya” berasal dari kata "sida" yang berarti mencapai, dan "karya" yang berarti tujuan atau pekerjaan. Sidakarya bermakna mencapai tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Topeng sidakarya juga menjadi simbol bahwa pekerjaan ataupun karya yang digelar sudah terlaksana dengan baik.
Tari topeng sidakarya berasal dari Tabanan dan selalu ditampilkan upacara Pitra Yadnya. Tari topeng sidakarya umumnya dipentaskan sebagai penutup dari tari-tarian persembahan baru yang nantinya dilanjutkan ke acara pemujaan.
Makna dari tari topeng sidakarya agar upacara tersebut dapat berjalan tanpa hambatan dan dijauhkan dari mara bahaya, selain itu, tari topeng sidakarya juga harapan bagi masyarakat akan anugerah kesempurnaan dan kemakmuran.
Pada bagian akhir tari topeng sidakarya juga terdapat kegiatan menghamburkan uang koin dan beras kuning sebagai menyimbolkan kesuksesan upacara yang telah dilaksanakan, kemudian tari topeng sidakarya ini ditutup dengan kegiatan penebaran sekar rura sebagai simbol pemberian persembahan.
Tari topeng sidakarya menjadi salah satu tarian yang disukai banyak masyarakat, karena tari ini tidak menjadi tarian yang bersifat sakral saja tetapi juga bisa dipadupadankan dengan tarian-tarian yang bersifat hiburan seperti Bebondresan dan tarian lainnya.
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Masyarakat Bali Dukung World Water Forum ke-10
Referensi:
https://infopublik.id/kategori/world-water-forum/850055/bali-siapkan-pertunjukan-sakral-bagi-delegasi-world-water-forum-ke-10
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
