film agak laen tembus 6 juta penonton jadi harapan untuk industri film indonesia - News | Good News From Indonesia 2024

Film 'Agak Laen' Tembus 6 Juta Penonton, Jadi Harapan untuk Industri Film Indonesia

Film 'Agak Laen' Tembus 6 Juta Penonton, Jadi Harapan untuk Industri Film Indonesia
images info

Film ‘Agak Laen’ telah ditonton oleh lebih dari 6 juta penonton pada hari ke-18 film ini ditayangkan di bioskop. Angka tersebut membuat film garapan sutradara Muhadkly Acho ini masuk 10 besar film Indonesia terlaris sepanjang masa. ‘Agak Laen’ berhasil menggeser judul-judul besar, seperti ‘Miracle in Cell No.7’ dan ‘Dilan 1991’ yang belum berhasil menembus 6 juta penonton. Pencapaian itu diharapkan menjadi gambaran dalam semakin berkembangnya industri film di Indonesia.

Review Film ‘Agak Laen’

Film ketiga yang diproduksi oleh Imajinari ini menceritakan tentang pengalaman empat sekawan, Bene (Bene Dion), Boris (Boris Bokir), Jegel (Indra Jegel), dan Oki (Oki Rengga). Mereka adalah pengelola sebuah rumah hantu yang sepi pengunjung. Masalah mulai muncul ketika mereka memutuskan untuk merenovasi rumah hantu mereka. Wahana itu menelan nyawa. Ketika berupaya untuk menutupi kematian tersebut, empat sekawan ini dihantui oleh arwah gentayangan.

Antusiasme masyarakat terhadap film ini didorong oleh kemampuan sang sutradara dalam menyeimbangkan unsur komedi verbal dan slapstick dengan alur cerita yang mudah dipahami. Unsur horor dan drama dalam film ini juga tidak terabaikan. Justru, nuansa horor yang dibawakan dapat mengenadan menjadi jeda yang nyaman dari rangkaian lelucon di film ini. Chemistry dari keempat pemain tokoh utama pun menjadi pemanis yang berhasil menghidupkan tiap karakternya. Karena itu, tidak kaget kalau film ini banyak menerima komentar positif.

Baca juga: Warga RI Suka Nonton Film di Bioskop, Jumlahnya Meroket 14,5% Sepanjang 2023

Industri Film Indonesia Sempat Terhambat Pandemi

Industri Film Indonesia sebenarnya telah mengalami peningkatan sejak tahun 2013. Peningkatan tersebut secara umum dilihat dari tiga hal, yaitu jumlah penonton, jumlah film yang diproduksi, dan jumlah bioskop di Indonesia. Seperti yang dilansir pada Kompaspedia, terdapat 343 bioskop di Indonesia dan 1.756 layar pada tahun 2018. Sayangnya, jumlah bioskop itu masih terpusat pada ibu kota provinsi dan Jabodetabek. Sedangkan pada tahun 2019, terdapat 138 film Indonesia yang diproduksi. Jumlah penonton pun tercatat mencapai angka 29,6 juta orang.

Pencapaian-pencapaian tersebut menurun drastis ketika pandemi Covid-19 terjadi di tahun 2020. Pembatasan sosial yang dilakukan dalam upaya mengurangi persebaran virus ini menghambat proses syuting. Hanya 60 film yang diproduksi sepanjang tahun 2020.

Bioskop-bioskop di seluruh Indonesia pun tidak beroperasi sehingga jumlah penonton turun menjadi 12 juta orang. Angka tersebut terus menurun pada tahun 2021 hingga hanya 1,37 juta penonton. Hal ini menjadi pukulan telak bagi seluruh pihak yang berada dalam industri film.

Kebangkitan Industri Film Indonesia

Industri film Indonesia baru mengalami kebangkitan kembali pada tahun 2022. Dengan mulai dilonggarkannya pembatasan sosial, masyarakat Indonesia mulai kembali menonton film di bioskop. Bahkan, film ‘KKN di Desa Penari’ yang dirilis pada tahun 2022 ditonton oleh 10 juta orang, membuatnya menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.

Pada tahun ini, rumah produksi Imajinari juga merilis film ‘Ngeri-ngeri Sedap’ yang mencapai 2,8 juta penonton. Peningkatan tersebut terus terjadi hingga tahun 2023.

Baca juga: Total Penonton Tembus 55 Juta Orang, Industri Film Tumbuh Positif pada 2023

Film ‘Agak Laen’ dan Harapan bagi Industri Film Indonesia

Sebagai film yang dirilis pada awal tahun, film ‘Agak Laen’ membangun standar tinggi bagi industri film Indonesia di tahun 2024. Pengamat film, Hikmat Darmawan, menyatakan pada Antara bahwa jumlah penonton bioskop film Indonesia tahun ini diperkirakan mencapai 60 juta penonton. Tentunya hal tersebut harus didukung dengan produksi film yang berkualitas dan kembalinya pola penonton di bioskop.

Kualitas film Indonesia yang akan dirilis selanjutnya pun harus dapat bersaing dengan kualitas film ‘Agak Laen’. Hal itu tentunya perlu didorong dengan meningkatkan sumber daya manusia yang terlibat dalam industri film Indonesia. SDM itu meliputi aktor-aktris di depan kamera hingga tim di belakang kamera, seperti produser, sutradara, hingga kru. Selain itu, proses produksi dan syuting juga masih mengalami kendala karena masalah perizinan dan biaya.

Persebaran bioskop juga menjadi perhatian dalam perkembangan industri film Indonesia. Persebaran bioskop di Indonesia masih terpusat pada ibu kota provinsi, terutama yang berada di Pulau Jawa. Keterbatasan itu membuat jatah tayang film menjadi minim. Belum lagi, film Indonesia harus bersaing dengan film Hollywood yang memiliki sumber daya yang lebih mumpuni. Bioskop pun masih memprioritaskan alokasi layar untuk film Hollywood.

Pencapaian film ‘Agak Laen’ menunjukkan potensi industri film di Indonesia. Dengan dukungan yang tepat, industri ini dapat terus berkembang sehingga menjadi lapangan kerja yang menjanjikan bagi masyarakat Indonesia. Tentunya hal tersebut harus diikuti dengan kerja sama antara pemerintah, pekerja kreatif, dan masyarakat Indonesia. Ke depannya, diharapkan industri film Indonesia tidak hanya berkarya di tanah air, tetapi juga memasuki persaingan di kancah internasional.

Baca juga: Kehadiran Platform Film Digital, Apakah Bisa Menggantikan Bioskop?

Sumber:

  • https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/industri-perfilman-indonesia-sejarah-kebijakan-dan-tantangan
  • https://www.antaranews.com/berita/3956649/industri-film-indonesia-diprediksi-sedot-60-juta-penonton-pada-2024
  • https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20240216200611-220-1063779/agak-laen-tembus-5-juta-penonton-jadi-film-indonesia-terlaris-ke-7
  • https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20240209120524-220-1060401/review-film-agak-laen/1

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.