Malaysia akan menjadi negara pertama yang menerapkan jaringan komunikasi LTE-Railway (LTE-R) menggunakan teknologi 4G pada kereta penumpang East Coast Rail Link (ECRL) yang membentang sepanjang 665 km. penggunaan jaringan komunikasi ini diharapkan dapat memberikan peningkatan signifikan dalam hal keselamatan, memungkinkan komunikasi dan persinyalan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan teknologi jaringan seluler GSM-R yang biasa digunakan pada sistem kereta api.
Menurut Chief Executive Officer Malaysia Rail Link (MRL), Datuk Seri Darwis Abdul Razak, mengatakan bahwa komunikasi ini menggunakan 4G, sehingga di masa depan, jika ingin meng-upgrade ke 5G, infrastrukturnya sudah ada. Maka, yang diperlukan hanya memperbarui perangkat lunaknya saja. Menurutnya, sistem komunikasi untuk layanan kereta api sangat penting terutama dalam hal keselamatan.
Dia juga menjelaskan bahwa dengan penggunaan jaringan ini, penumpang kereta api akan tetap memiliki konektivitas internet di sepanjang perjalanan sekalipun ketika berada terowongan.
Teknologi LTE-R, yang berbasis pada 4G LTE seperti yang digunakan oleh penyedia jaringan seluler, telah dikembangkan untuk mendukung komunikasi kritis dalam operasi dan pemeliharaan kereta api. Selain itu, teknologi ini juga menyediakan layanan multimedia yang stabil.
Penggunaan pertama jaringan LTE-R di dunia dilakukan di Korea Selatan, diimplementasikan pada kereta api berkecepatan tinggi Wonju-Gangneung.
Keberadaan ECRL diharapkan mampu meningkatkan konektivitas antara negara bagian Pantai Timur Semenanjung Malaysia (Kelantan, Terengganu, dan Pahang) dan negara bagian Pantai Barat (Negri Sembilan, Selangor, dan Wilayah Federal Putrajaya). Saat ini, wilayah tersebut hanya memiliki koneksi kereta api parsial.
Proyek yang dijadwalkan akan selesai pada tahun 2026, telah mencapai kemajuan sebanyak 54,14 persen pada bulan lalu. Terobosan terowongan juga telah mencapai 25 terowongan dari total 40 terowongan yang direncanakan. Rencananya, ERCL ini akan beroperasi dengan kecepatan maksimum 160 kilometer per jam. Pengumuman harga tiket untuk layanan ECRL juga diperkirakan akan dilakukan pada tahun 2026 setelah mendapatkan persetujuan dari Badan Transportasi Umum Darat (APAD).
Pembangunan proyek ini juga tetap berwawasan lingkungan. Darwis menyatakan bahwa untuk melestarikan dan melindungi satwa liar dan lingkungan, sekitar 27 perlintasan sebidang, jembatan, dan terowongan telah dibangun. Pelestarian lahan hutan juga melibatkan pengurangan 90 persen dari pemanfaatan cadangan hutan yang awalnya direncanakan sebesar 2000 hektar, menjadi hanya 270 hektar.
Jalur ECRL dari Kota Baru ke Gombak dijadwalkan akan selesai pada 31 Desember 2026, sementara jalur Gombak ke Port Klang dijadwalkan akan selesai pada 31 Desember 2027.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News