pentingnya kemerdekaan palestina dalam tulisan kakek dian sastrowardoyo - News | Good News From Indonesia 2023

Pentingnya Kemerdekaan Palestina dalam Tulisan Kakek Dian Sastrowardoyo

Pentingnya Kemerdekaan Palestina dalam Tulisan Kakek Dian Sastrowardoyo
images info

Sunario Sastrowardoyo merupakan tokoh nasional yang tak bisa dilepaskan jasanya bagi kemerdekaan Republik Indonesia. Dirinya berjuang untuk kemerdekaan RI sejak mahasiswa bersama Mohammad Hatta, Sukiman, dan lain sebagainya pada tahun 1920.

Sunario lahir pada 28 Agustus 1902 di Madiun. Dirinya merupakan putra dari Sutejo Sastrowardoyo, seorang pembantu bupati yang membawahi beberapa camat. Adiknya, Sumarsono Sastrowardoyo adalah kakek dari artis, Dian Sastrowardoyo.

“Bangga dan terinspirasi sekali punya eyang seperti beliau. Perjuangan kaum muda di zaman mereka, membuat saya juga ingin meneruskannya (saat ini).” tulis Dian melalui akun Instagramnya @therealdisastr.

RI Pimpin Forum Perdagangan dan Pembangunan PBB untuk Bantu Palestina

Ketika menjadi mahasiswa Belanda, Sunario tergabung dalam Perhimpunan Indonesia. Pada organisasi tersebut, dia terlibat dalam upaya advokasi terhadap kemerdekaan. Dia pun turut merumuskan dan mencetuskan manifesto politik PI di Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, Sunario menjabat sebagai Menteri Luar Negeri sejak 1 Agustus 1953 hingga 24 Juli 1955. Selama menjabat, dirinya berperan menjadi Kepala Delegasi Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 1955.

Membela Palestina

Pengamat Hubungan Internasional di Universitas Al-Azhar Indonesia, Pizarro mengungkapkan sosok Sunario juga terkenal sebagai tokoh anti penjajahan. Dirinya bahkan sangat perhatian dengan perjuangan kemerdekaan Palestina.

Sunario, jelas Pizzaro, kerap mengkritik penjajahan zionis Israel dan mengungkap apa saja yang terjadi di Palestina dalam tulisannya. Perhatian itu lebih meluas saat dia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.

“Karena itulah, saat menjadi Menlu, kemerdekaan Palestina selalu menjadi agenda kebijakan luar negeri Indonesia,” paparnya yang dimuat Republika.

Hamas-Israel Sepakat Gencatan Senjata, Bantuan Kemanusiaan Akhirnya Masuk ke Gaza

Misalnya pada tulisannya yang berjudul Konferensi Asia-Afrika dan Masalah Timur Tengah (1978), Sunario menegaskan pada era 1950-an dunia masih terus menyaksikan merajalela kolonialisme dan imperialisme di Timur Tengah yang menimbulkan keprihatinan.

“Hal ini terjadi karena kaum Zionis Yahudi mendeklarasikan negara Israel pada tahun 1946 di Palestina,” ucapnya.

Mengkritik kaum Yahudi

Pizzaro menjelaskan sosok Sunario kerap mengkritik kelompok Yahudi. Hal ini karena mereka sebelum diselamatkan oleh warga Palestina pasca dibantai oleh Partai Nazi di Jerman pada Perang Dunia Kedua.

Namun, kata Sunario, kelompok Zionis ini malah tidak memiliki rasa perikamanusian. Karena malah mengusir bangsa Palestina yang telah bermukim berabad-abad di kampung halamannya tersebut.

“Karena fakta-fakta itu, maka Indonesia dari semula belum pernah bersedia untuk mengakui Israel sebagai negara. Masalah Yerusalem yang diduduki Israel itu, adalah penting pula bagi umat Islam di Indonesia dan di seluruh dunia,” ungkapnya.

RI Kirim Bantuan Tahap Dua ke Palestina, Pemerintah Sumbang Rp32 Miliar

Ketika menjadi Ketua Seksi Luar Negeri DPR RI pada tahun 1950-1953, Sunario juga mengadvokasi kemerdekaan Palestina. Dalam pidatonya, dirinya menekankan pentingnya memecahkan masalah Timur Tengah.

“Upaya itu disampaikan Sunario di muka forum anggota dewan dalam rangka menghadapi rasialisme dan agresi Israel terhadap wilayah Palestina,” paparnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.