mengenal kebudayaan kerapan sapi dari pulau madura - News | Good News From Indonesia 2023

Mengenal Kebudayaan Kerapan Sapi dari Pulau Madura

Mengenal Kebudayaan Kerapan Sapi dari Pulau Madura
images info

Mengenal Kebudayaan Kerapan Sapi dari Pulau Madura


#LombaArtikelPKN2023

#PekanKebudayaanNasional2023

#IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Indonesia merupakan negara dengan kebudayaan yang beragam. Salah satu faktor yang menyebabkan keberagaman tersebut berasal dari jumlah kebudayaan dari setiap daerah. Saat ini, Indonesia tercatat memiliki 38 provinsi. Provinsi Papua Barat Daya menjadi provinsi terakhir yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2022.

Setiap daerah tentu memiliki keunikan serta ciri khas kebudayaan tersendiri. Salah satunya adalah pulau Madura yang terletak di provinsi Jawa Timur. Pulau Madura sendiri memiliki 4 kabupaten, yaitu kabupaten Bangkalan, kabupaten Sampang, kabupaten Pamekasan, dan kabupaten Sumenep.

Pulau Madura tentu memiliki kebudayaan tersendiri. Salah satu kebudayaan yang terkenal di pulau Madura ada Kerapan Sapi.

Kerapan sapi sendiri merupakan pacuan sapi yang menjadi ciri khas Pulau Madura. Umumnya kerapan sapi diiringi dengan gamelan khas Madura ata sering di sebut dengan saronen. Menurut warisan takbenda Indonesia kerapan atau kerapan merupakan istilah dalam bahasa Madura yang digunakan untuk menamakan suatu perlombaan pacuan sapi.

Belum ada kepastian kapan kebudayaan kerapan sapi lahir. Terdapat banyak versi mengenai asal mula dari kerapan sapi. Salah satunya adalah versi yang mengatakan peranan dari Kyai Pratanu yang menyebarkan Islam pada abad ke-16. Beliau menggunakan sarana kerapan sapi sebagai media dakwahnya. Sementara itu, kisah dari tutur di Sumenep mengatakan bahwa Syekh Ahmad Baidlawi yang merupakan mubaligh dari kudus mulai menyebarkan agama Islam di daerah Madura pada abad ke-17. Selain menyebarkan agama Islam dan dakwah beliau juga bercocok tanam dan selalu panen dengan hasil yang melimpah. Beliu kemudian mengadakan hari persahabatan atau kirabah sebagai ungkapan rasa syukurnya. Dari bahasa Kirabah inilah kemudian muncul kata kerapan.

Sebelum bertanding sapai-sapi akan diarak mengelilingi arena pacuan. Hal ini dilakukan untuk melemaskan otot-otot sapi sekaligus memamerkan keindahan pakaian atau ambhin.

Sapi sapi yang digunakan untuk pacuan biasanya dihias terlebih dahulu. Para pemiliki biasanya merias sapi dengan unik dan juga baju-baju yang indah. Selain itu, para pemiliki juga memberikan aksesoris-akesesoris yang beraneka ragam.

Setelah mengelilingi arena pacuan, hiasan-hiasan serta baju yang terdapat pada sapi akan dilepas kecuali hiasan kepala (obet). Hal ini dilakukan agar sapi yang akan mengikuti lomba tidak kesusahan.

Dalam kerapan sapi terdapat pula tukang tongkok atau joki. Tukang tongkok atau joki ini merupakan seseorang yang bertugas mengendarai sapi pacuan di atas keleles. Pada saat pacuan sapi-sapi akan adu cepat dengan melawan pasangan sapi lainnya.

Pacuan sapi sama halnya dengan perlombaan lainnya, akan ada pemenang di dalamnya. Terdapat pula babak penyisihan yang menggunakan sistem gugur. Bagi sapi pacuan yang menang akan berlomba lagi dengan pemenang lainnya. Hal ini terus dilakukan hingga tersisa satu sapi pacuan dan kemudian menjadi pemenang.

Dilansir dari warisan budaya Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia (Kemendikbud) memberikan jenis-jenis dari kerapan sapi, antara lain 1) Kerap Seni (kerapan kecil). Kerapan ini merupakan kerapan tingkat kecamatan ata kewedanan. 2) Kerap Raja (kerapan besar) kerapan yang sering juga disebut kerap negara ini umumnya diadakan di ibukota kabupaten pada hari Minggu. Panjang lintasan balapnya sekitar 120 meter. Peserta dari kerapan raja adalah para pemenang dari kerap seni. 3) Kerap Onjangan (kerapan undangan), kerapan onjangan merupakan kerapan khusus yang mana pesertanya mendapatkan undangan dari penyelenggara. 4) Kerap Karesidenen (kerapan tingkat keresidenan) Kerapan ini merupakan kerapan besar yang diikuti oleh juara-juara kerap dari empat kabupaten di Madura. 5) Kerap jar-jaran (kerapan latihan). Kerapan jar-jaran biasanya dilaksanakan untuk melatih sapi-sapi sebelum mengikuti perlombaan.

Nilai-nilai yang dapat kita ambil dalam kerapan sapi adalah tercermin bagaimana proses latihan sapi. Bagaimana selalu bekerja keras, sabar, dan selalu tekun

kerapan sapi masih terjaga hingga sekarang. Even ini telah menjadi ikon dari pulau madura dan atraksi wisata yang sangat menarik perhatian. Baik dari masyarakat lokal maupun mancanegara.

https://www.youtube.com/watch?v=UehgPSgoB20&t=1467s

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

TH
KG
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.