from zero to hero belajar dari perjalanan es gak beres - News | Good News From Indonesia 2023

From Zero To Hero : Belajar dari perjalanan Es Gak Beres

From Zero To Hero : Belajar dari perjalanan Es Gak Beres
images info

Yudi Efrinaldi berhasil mengembangkan usaha Es Gak Beres miliknya hingga 300 cabang yang tersebar di Sumatera maupun luar Pulau Sumatera. Usaha yang dirintisnya sejak tahun 2019 ini awalnya hanya beromset 300 ribu hingga 1,5 juta. Sekarang mampu menembus ratusan juta perbulan. Dalam sehari, terdapat 300 lebih bungkus terjual dari siang hingga malam hari. Bahkan, keberadaan bisnis Es Gak Beres juga menjadi payung yang membantu masyarakat sekitar.

Semua kesuksesan yang didapatkan Yudi merupakan hasil kerja keras dan usaha pantang menyerah selama 4 tahun. Bisnis Es Gak Beres lahir karena desakkan ekonomi. Yudi yang ketika itu merupakan pegawai honorer, mengalami penurunan pendapatan yang memaksanya harus mencukupi kebutuhan hidup. Awalnya, Yudi sempat membuka bisnis bubur dan pisang goreng. Namun kedua usaha tersebut kurang membuahkan hasil.

Sampailah pada Ramadhan 2019 bertepatan dengan Bulan Juni, Yudi berjualan es buah di kawssan Stadion Muara Kisaran yang berada di Jalan Mandong Lubis. Kali ini bisnis tersebut membuahkan hasil memuaskan. Es buah yang dijual Yudi laku keras karena cita rasanya yang pas dilidah, ditambah banyaknya orang yang mencari hidangan manis untuk berbuka puasa. Yudi juga melakukan promosi produknya melaluk sosial media.

Pada suatu hari, ada seorang pelanggan yang marah kepada Yudi karena selalu kehabisan es buah. Kemarahan pelanggan tersebut justru menginspirasi branding es buah milik Yudi.

"Disepanjang jalan ini banyak yang jualan menu es untuk berbuka puasa, tapi cuma es yang kau jual yang cepat habis. Memang gak beres es kau ini" ujar Yudi sembari menirukan pelanggan yang marah tersebut kepada medanbisnisdaily.com

Karena penyebutannya unik, Yudi menjadikan kalimat "gak beres" sebagai merek es buah miliknya. Nama tersebut diyakini akan memunculkan rasa penasaran bagi siapa saja yang mendengarnya. Pasca Ramadhan, Yudi kembali menjual produk yang sama dengan nama baru tersebut. Namun yang datang justru respon negatif dari para pembeli karena cita rasa es buah yang menurun drastis. Hal ini karena rasa buah menjadi masam karena terlalu lama dibiarkan dari pagi sampai sore.

Yudi mengaku sempat down karena banyaknya respon negatif yang terus menerus berdatangan. Namun ia mencoba bangkit dan memperbaik segala kekurangan produknya. Yudi mencari berbagai resep es buah diinternet baik berupa artikel maupun video di Youtube untuk memperbaiki resep es buahnya. Yudi juga menghadirkan beberapa produk minuman kekinian kemudian dikreasikan dengan berbagai macam varian buah.

Yudi juga kembali memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produknya secara masif dibantu teman temannya. Ilmu yang didapatkan Yudi semasa merintis ojek lokal di Kisaran, memunculkan stategi pemasaran Es Gak Beres melalui pesan antar online melalui Whatsapp tanpa ongkir.

Usaha tersebut membuahkan hasil, orang orang kembali merespon positif Es Gak Beres dengan kemasan dan cita rasa yang berbeda. Es Gak Beres menawarkan minuman berisi buah buahan yang dilengkapi jelly, ditambah varian boba, green tea dan thai tea. Proses pembuatannya dibuat unik dengan menggunakan bor, kemudian penyajiannya dikemas dengan plastik infus. Harga yang dipatok cukup terjangkau mulai dari Rp 5000 per kantong.

Lambat laun, Es Gak Beres cepat menyebar dari mulut ke mulut hingga sosial media. Ditambah lokasinya yang menyasar tempat strategis semakin menambah banyak pelanggan. Es Gak Beres kemjdian membuka kemitraan dimana setiap orang bisa membuka cabang dan memasarkan produk Es Gak Beres. Salah satunya adalah Murni, warga Kecamatan Air Joman yang masih satu kabupaten dengan Kota Kisaran Timur.

Kepada Republika, Murni menceritakan bagaimana dirinya menjadi orang pertama yang menjalin kemitraan. Awalnya ia menjual jus buah dirumahnya, namun lambat laun penjulan mengalami penurunan karena sengitnya persaingan bisnis minuman.

Pada saat bersamaan, Es Gak Beres menjadi bahan perbincangan di Kecamatan Air Joman hingga membuat Murni penasaran dan mendatangi langsung gerai Es Gak Beres. Setelah membuktikan sendiri kenikmatan Es Gak Beres, Murni menawarkan kemitraan agar dirinya bisa menjual produk yersebut di rumahnya.

Setelah disetujui oleh Yudi, Murni mulai berjualan produk Es Gak Beres dan bolak balik ke gerai pusat untuk memperoleh bahan baku. Kemitraan ini membuahkan hasil positif bagi Murni. Omset Murni yang dahulu hanya berkisar 500 ribu, naik menjadi 2,5 juta sejak menjual Es Gak Beres. Murni menyebut Es Gak Beres sebagai perantara dalam peningjatan kesejahteraan hidupnya. Hal ini memperlihatkan bisnis Es Gak Beres tidak hanya sekedar sarana penambah penghasilan bagi Yudi, tetapi juga menjadi ladang amal yang banyak membantu masyarakat.

Usaha Es Gak Beres banyak membuka pekerjaan bagi warga lokal yang berada disekitar gerai. Yudi ingin masyarakat mempunyai pekerjaan yang layak melalui bisnisnya. Dalam liputan pohonketelamenulis.com, karyawan di Resto dan Cafe Gak Beres yang terletak di Jalan Gatek, 90% merupakan warga asli Kisaran. Selain itu, Yudi juga menghadirkan program pendampingan wirausaha agar setiap orang dapat menjadi pengusaha meski dengan modal yang minim.

Tak disangka, kisah perjalanan Yudi yang sangat menginspirasi menerima penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards dari Astra Internasional pada tahun 2021. Setelah melalui seleksi yang cukup ketat selama 6 bulan, Yudi sampai ke babak final dengan menyisihkan belasan ribu peserta. Kisah Yudi dianggap sebagai gambaran dari pergerakan "Bangkit Bersama Untuk Indonesia"

Dari awalnya berada dalam kesulitan kemudian bisa sukses. Sikap tidak mudah menyerah, kemudian penerapan stategi kreatif yang dilakukan oleh Yudi, menjadi teladan bagi yang ingin membuka bisnis. Tidak hanya itu, bisnis yang kita miliki juga harus memberikan kebermanfaatan bagi semua orang, tidak hanya sebagai sumber penghasilan pribadi semata.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.