Kawan GNFI pasti sudah tidak asing mendengar sepatu terbuat dari kulit, namun pasti akan asing jika mendengar pembuatan sepatu dari kulit ceker ayam. Berawal dari keresahan terhadap penggunaan kulit reptil seperti buaya dan ular dalam bahan baku sepatu yang didapatkan secara perburuan ilegal.
Pemuda asal bandung, Nurman Farieka Ramadhany, berdikari menginisiasi pemanfaatan kulit ceker ayam sebagai bahan baku sepatu miliknya. Usaha inovatifnya yang telah dibangun sejak 2015 diberi nama, Hirka.
Narasumber yang menjadi salah satu pembicara dalam Webinar GNFI bertema "Inspirasi dari Kisah Sukses Membangun Masa Depan Melalui Kewirausahaan Bersama Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards" pada Senin, 2 Oktober 2023 yang lalu, Nurman membagikan kisah awal mula Hirka lahir serta perjuangan dalam menaklukan kendala hingga sampai pada kesuksesan seperti sekarang.
Perjalanan Nurman mendirikan Hirka dimulai tahun 2015. Kata Hirka merupakan kata yang diambil dari bahasa Turki yang artinya dicintai. Menurut Hype.id, Salah satu bisnis awal yang dijalankannya adalah brand sepatu kanvas.
Namun, Nurman merasa semakin naik harga kanvas yang tidak sebanding dengan pengerjaan yang dilakukan. Tak berhenti sampai disitu, ia terus memutar otak untuk mendapatkan sesuatu ide yang beda. Sambil menjalankan bisnis sepatu kanvas, ia tertarik dengan jurnal hasil riset penelitian sang ayah berisi tentang penyamakan kulit ceker ayam. Dari situ, ia dapat mengembangkan limbah kulit ceker ayam menjadi sebuah produk yang memiliki nilai.
Selain itu, Nurman juga mengungkapkan bahwasannya material kulit ceker ayam sebagai bahan baku alternatif penggunaan kulit eksotis. Parahnya, Indonesia merupakan negara pengekspor kulit eksotis dari perburuan ilegal yang mengancam eksistensi hewan tersebut.
Bukan waktu yang singkat dalam proses pembuatannya. Nurman melakukan penelitian kurang lebih satu tahun untuk menjadikan raw material tersebut menjadi sepasang sepatu yang siap digunakan. Proses pembuatan sepatu kulit ceker ayam tidak berbeda pada umumnya sehingga kualitasnya pun sama seperti sepatu kulit lainnya.
Tekstur dari kulit ceker ayam ini yang memberikan pola yang berbeda sehingga setiap sepatu memiliki ciri khas unik yang membedakannya dengan produk sepatu kulit lainnya. Kulit ceker ayam dipilih karena memiliki tekstur layaknya kulit buaya, bahkan jika dibandingkan dengan kulit ular, kulit ceker ayam tidak mudah rapuh.
Berkat keunikan sepatu kulit ceker ayam ini, menjadikan Hirka sebagai produsen sepatu kulit berbahan dasar kulit ceker ayam pertama di dunia. Tak hanya di dalam negeri, inovasi sepatu kulit ceker ayam membawa nama Indonesia mendunia. Produk Hirka pun sudah merambah hingga ke pasar Internasional. Selain itu, berkat ide kreatif ini menjadikan Nurman sebagai peraih penghargaan SATU Indonesia Awards pada tahun 2019 lalu.
Harga sepatu Hirka dibagi menjadi dua tipe, untuk pembeli lokal mulai dari berkisar lima ratus ribu rupiah hingga dua juta rupiah, sedangkan buyer internasional seharga dua juta rupiah hingga sepuluh juta rupiah, beda lagi dengan harga sepatu custom. Model sepatu yang diproduksi oleh Hirka difokuskan hanya pada produksi sepatu pria diantaranya sepatu pantofel, sneaker, dan custom.
Hirka menerima pemesanan custom mulai dari model, ukuran dan bahan yang dibutuhkan sesuai keinginan pembeli. Untuk lama pengerjaan sepatu custom, biasanya tergantung pada model custom yang diinginkan pembeli.
Semakin berkembangnya zaman, produk Hirka berharap supaya semakin berkembang ide dan imajinasi yang tak terbatas, mulai mencoba memanfaatkan limbah lain seperti kulit ikan.
Hirka secara tidak langsung mengurangi limbah kulit ceker ayam. Selain itu, pemanfaatan material kulit ceker ayam diharapkan bisa mengurangi penjualan kulit ular dan buaya, demi kelestarian fauna, dan menjaga ekosistem.
#kabarbaiksatuindonesia
Referensi :
Hypeabis. Hirka Shoes, Kulit Ceker Ayam Naik Kelas. https://hypeabis.id/read/20478/hirka-shoes-kulit-ceker-ayam-naik-kelas [akses pada Rabu, 18 oktober 2023]
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News