- Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman hayati yakni lebih dari 1.500 jenis mamalia, 1.500 jenis burung, hingga 30.000 jenis tumbuhan.
- Banyak hewan endemis Indonesia yang perlu dijaga dan dientaskan dari ancaman kepunahan.
- Beberapa fauna di Indonesia yang kini berstatus langka meliputi orang utan, badak Jawa, hingga anoa.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara biologi memiliki keanekaragaman hayati. Mengutip jurnal karya Al-Husna, Wiriya, & Mongga (2025), keanekaragam tersebut meliputi lebih dari 1.500 jenis mamalia, 1.500 jenis burung, hingga 30.000 jenis tumbuhan.
Sayangnya, tidak sedikit fauna tersebut berstatus langka dan wajib dilindungi. Pasalnya, melindungi sejumlah fauna langka bisa membuat populasi mereka tetap terjaga serta memberikan dampak baik untuk ekosistem alam.
Dari berbagai hewan langka di Indonesia dari tiga zona (Asiatis, Australis, dan Peralihan), beberapa di antaranya bisa Kawan simak di bagian berikut.
Daftar Hewan-Hewan Langka di Indonesia
Melansir dari data Badan Pusat Statistik pada tahun 2017 dan beberapa sumber lainnya, berikut sederet hewan langka yang terancam punah di Indonesia. Spesies yang disebutkan ini juga masuk dalam kategori hewan yang dilindungi sesuai Permen LHK nomor 20 tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
1. Orang Utan (Pongo)
Orang utan merupakan salah satu hewan langka di Indonesia yang populasi wajib terus dilindungi. Fauna ini, mendiami kawasan hutan hujan lebat, merupakan spesies primata besar yang hanya ditemukan pada pulau Sumatra dan Kalimantan.
Ada tiga spesies orang utan yang hidup di Indonesia, yaitu orang utan Sumatra, orang utan Kalimantan, dan orang utan Tapanuli. Di antara ketiganya, orang utan Tapanuli adalah spesies yang paling terancam punah, dengan populasi hanya tersisa sekitar 800 ekor saja. Aktivitas manusia seperti perusakan habitat dan perburuan menjadi pemicu utama penurunan spesies ini di alam liar.
Padahal, Kawan perlu tahu bahwa kehadiran orang utan sangat penting karena bisa membantu persebaran biji-bijian tanaman dan buah-buahan yang mereka makan. Hal tersebut nantinya mempermudah tanaman yang biji dan buahnya disantap orang utan bisa beregenerasi dan lestari.
2. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Badak Jawa, juga dikenal sebagai badak bercula satu, merupakan salah satu keajaiban alam yang ada di Indonesia. Mereka adalah salah satu dari hanya dua spesies badak yang ditemukan di Indonesia, dan saat ini, keberadaannya terbatas di semenanjung barat daya Jawa.
Hewan unik satu ini masuk dalam status terancam punah hingga kritis. Jumlah spesies badak Jawa di Indonesia berdasarkan catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2021 adalah sebanyak 80 ekor.
Seperti halnya orang utan, badak Jawa juga berperan penting dalam persebaran tanaman yang mereka konsumsi. Bedanya, satwa ini membantu persebaran tanaman dengan memakan semak dan pucuk daun suatu tanaman, yang nantinya memicu tumbuhnya pucuk-pucuk baru yang mampu menyerap karbon dioksida lebih banyak ketimbang pucuk tua.
3. Komodo (Varanus komodoensis)
Komodo merupakan hewan yang masuk dalam spesies biawak. Di Indonesia, satwa dari zona Peralihan ini bisa ditemukan di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dawami di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Menurut data KLHK pada 2021, jumlah komodo di Indonesia saat ini berjumlah 3.303 ekor. Sebagaimana hewan predator umumnya, komodo juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, terutama dalam mengurangi jumlah mangsa dan melahirkan pemangsa baru.
4. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)
Selain komodo, harimau Sumatra, salah satu dari enam subspesies harimau yang masih hidup di dunia, adalah hewan predator lainnya yang tergolong langka. Menurut data KLHK pada 2024, populasi fauna ini kini berkisar 400 ekor.
Sejak 1996, harimau Sumatra sudah masuk kategori satwa sangat terancam kepunahan dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Perlindungan terhadapnya juga sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya.
Sayangnya, populasi satwa ini terus menurun oleh berbagai macam faktor, seperti deforestasi, perburuan liar, dan perdagangan ilegal.
5. Anoa (Bubalus depressicornis)
Anoa merupakan hewan yang berkerabat dekat dengan banteng. Hewan ini menjadi hewan langka yang hanya ditemukan di pulau Sulawesi.
Meskipun tidak sepopuler badak atau harimau, anoa memiliki peran penting dalam ekosistem di pulau Sulawesi. Jumlah spesies Anoa di Indonesia berdasarkan data tahun 2017, tercatat sebanyak 471 ekor.
Baca Juga: Ketahui Ciri-Ciri, Contoh Fauna Australis, dan Konservasi Alamnya di Indonesia
6. Owa (Hylobates)
Owa dikenal juga sebagai siamang perak. Hewan ini sebagian besar hidup di hutan dataran sedang seperti di Provinsi Banten dan Jawa Barat, tetapi ada juga di Jawa Tengah.
Namun, primata bewarna hitam ini terancam kepunahan akibat perburuan liar dan deforestasi hutan. Menurut data Direktorat Jenderal KSDAE pada tahun 2022, jumlah spesies owa Jawa diperkirakan hanya sebanyak 4.000 ekor yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Barat.
7. Dugong (Dugong dugon)

Di Indonesia, dugong berstatus rentan punah dan dilindungi sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) no. P20/MENLHK/SETJEN/KUM 1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Saat ini, populasi dugong rentan berkurang akibat lambatnya reproduksi dan perburuan ilegal oleh sebagian oknum. Mengutip dari penelitian Medina tahun (2023), jumlah populasi dugong pada tahun 1970-an berkisar 10.000 ekor dan diperkirakan pada tahun 1994 hanya sekitar 1.000 ekor.
8. Babirusa (Babyrousa babyrussa)
Babirusa merupakan mamalia yang memiliki tinggi sekitar 65-80 cm dan berat sekitar 90 kg. Babirusa dikenal dengan dua pasang gigi taringnya yang mencuat besar, melengkung, dan menembus ke atas.
Hewan ini merupakan hewan endemis yang tersebar di seluruh pulau Sulawesi, kecuali di bagian semenanjung selatan. Jumlah spesies babirusa di Indonesia berdasarkan data tahun 2017, tercatat sebanyak 616 ekor.
9. Banteng (Bos javanicus)
Banteng merupakan salah satu satwa yang dilindungi di Indonesia. Di Indonesia, populasi hewan ini menyebar pada hutan hujan dan bambu di pulau Jawa, Kalimantan, hingga semenanjung Melayu.
Menurut IUCN, banteng menjadi hewan yang masuk dalam status terancam punah. Jumlah spesies banteng di Indonesia berdasarkan data tahun 2017, tercatat sebanyak 270 ekor.
10. Bekantan (Nasalis larvatus)
Bekantan adalah hewan endemis pulau Kalimantan (Indonesia, Brunei, dan Malaysia). Hewan ini memiliki ciri-ciri hidung yang panjang dan besar dengan rambut bewarna cokelat kemerahan.
Satwa ini masuk dalam kategori yang dilindungi karena jumlahnya yang semakin sedikit. Jumlah spesies bekantan di Indonesia berdasarkan data tahun 2017, tercatat sebanyak 1.365 ekor.
Baca Juga: Mengenal Fauna Endemik Pulau Kalimantan, Kekayaan Biodiversitas Indonesia
11. Kukang Jawa (Nycticebus javanicus)

Kukang Jawa merupakan sejenis primata nocturnal yang spesifik menyebar di wilayah barat hingga tengah di Pulau Jawa. Populasinya semakin langka akibat penebangan hutan dan perdagangan liar di kawasan Jawa yang memang merupakan pulau dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia. Akibat penyeragaman lahan dan perburuan liar, satwa endemis ini kian menurun jumlahnya.
Status primata bermata besar ini adalah dilindungi sejak tahun 2018 berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 yang didukung melalui UU no. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Hal ini karena status kategori hewan ini masuk ke dalam kategori Terancam Kritis (Critically Endangered) dan berada satu tingkat di bawah kepunahan.
Melansir dari situs Kukangku.id, jumlah populasi kukang Jawa sangat sedikit dan diperkirakan mengalami penurunan populasi lebih dari 80% dari luas sebarannya. Dari penelitian Nekaris, dkk. (2014) menyatakan bahwa survei khusus di Gunung Gede Pangrango menunjukkan bahwa kepadatan populasi kukang Jawa sebesar 15,6 individu/km², yang jika dihitung maka ada sekitar 70 individu kukang pada area studi.
12. Elang (Nisaetus)
Elang merupakan spesies burung endemis pulau Jawa. Elang Jawa menjadi spesies burung yang karismatik dan dianggap identik dengan lambang negara Indonesia.
Namun, maraknya perburuan liar dan perdagangan satwa membuat spesies ini terancam punah. Jumlah spesies elang di Indonesia berdasarkan data tahun 2017, tercatat sebanyak 82 ekor.
13. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)
Jalak Bali atau disebut sebagai curik putih merupakan spesies burung bewarna putih yang tinggal di pohon-pohon yang agak rendah atau semak-semak. Spesies ini tersebar di daerah Bali, terutama pada kawasan Taman Nasional Bali Barat.
Aktivitas ilegal, deforestasi, maupun faktor lainnya membuat burung ini terancam punah. Berdasarkan laman Indonesia.go.id, populasi jalak bali pada tahun 2020 mencapai angka 355 ekor dan angka populasi ini meningkat dari beberapa tahun sebelumnya.
14. Maleo (Aepypodius)
Burung maleo merupakan hewan endemis pulau Sulawesi. Burung ini bewarna hitam, terdapat bagian putih bagian bawah, dan berukuran sekitar 55 cm.
Kondisi habitat maleo saat ini telah banyak yang rusak. Hal ini yang membuat perkembangbiakannya semakin menyusut.
Jumlah spesies maleo di Indonesia berdasarkan data tahun 2017, tercatat sebanyak 1.204 ekor.
15. Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra)
Pulau Sulawesi banyak dihuni oleh primata unik seperti monyet hitam Sulawesi. Monyet ini merupakan jenis monyet yang memiliki ciri-ciri memiliki warna tubuh hitam, jambul di kepala, dan pantat bewarna merah muda.
Primata ini hidup di pulau Sulawesi seperti di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dan populasinya terancam punah. Jumlah spesies monyet hitam Sulawesi di Indonesia berdasarkan data tahun 2017, tercatat sebanyak 63 ekor.
16. Tarsius (Tarsius)
Tarsius merupakan primata kecil yang dijuluki sebagai monyet terkecil di dunia, meskipun sejatinya bukan monyet. Terdapat 9 jenis tarsius di dunia, 7 di antaranya terdapat di pulau Sulawesi.
Primata ini memiliki ukuran panjang sekitar 10-15 cm, dengan berat sekitar 80, dan bisa melompat sejauh 3 meter dari satu pohon ke pohon lainnya.
Populasi tarsius semakin menurun dari tahun ke tahun karena rusaknya hutan sebagai habitat mereka. Mengutip dari situs Pariwisata Kepulauan Selayar pada tahun 2020, jumlah populasi tarsius di hutan-hutan Sulawesi diperkirakan tersisa sekitar 1.800 ekor.
17. Gajah Sumatra (Elephas maximus)
Gajah Sumatra merupakan mamalia terbesar di Indonesia yang umumnya menempati kawasan Sumatra dan Aceh. Hewan ini memiliki berat 6 ton dan tinggi sekitar 3,5 m pada bahu.
Gajah Sumatra terancam punah sebab perburuan liar, terutama untuk mengambil gading dan menjualnya, dan perubahan habitat menjadi wilayah perkebunan. Melansir dari Betahita, jumlah total fauna dari zona asiatis ini semakin menurun di kisaran 924–1.359 individu di tahun 2021.
Menurut data The International Union for the Conservation of Nature (IUCN), gajah Sumatera memiliki status kelangkaan kategori Terancam Kritis (Critically Endangered). Saat ini, diperlukan perhatian besar bagi semua pihak untuk melestarikan populasi spesies gajah ini, paling tidak berupaya mempertahankan jumlahnya agar tidak terus menurun dari tahun ke tahun.
Baca Juga: 10 Fauna Endemik Indonesia yang Tersebar di Indonesia, Wajib Dijaga!
Dari daftar hewan langka di atas, dapat dilihat bahwa banyak spesies hewan endemis Indonesia yang perlu dijaga dan dientaskan dari ancaman kepunahan. Perlindungan akan jenis-jenis hewan di atas perlu digalakkan mengingat jumlahnya yang relatif menurun dari waktu ke waktu.
Mochammad Alwi Hidayat, Local Contributor GNFI, berkontribusi dalam memperbaharui informasi artikel ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News