Kementerian Transmigrasi secara resmi melepas 2.000 peserta Tim Ekspedisi Patriot (TEP). Pelepasan ini menandai dimulainya sebuah gerakan nasional yang bertujuan menjadikan para pemuda sebagai garda terdepan perubahan dan pembangunan di kawasan transmigrasi.
Menteri Transmigrasi, Muhammad Iftitah Sulaiman, menekankan bahwa TEP bukan sekadar program biasa.
“Tim Ekspedisi Patriot bukan sekedar program. Ini adalah sebuah gerakan nasional untuk membuktikan bahwa kita, khususnya anak-anak muda, bisa menjadi garda depan perubahan,” ujarnya dalam acara Pembekalan dan Pelepasan di Jakarta.
Ia mendorong para peserta untuk membangun solidaritas dan menulis halaman baru sejarah bangsa.
Baca juga Semangat Youth for Sustainable Agriculture Banyumas, Menumbuhkan Pertanian Berkelanjutan dari Tangan Pemuda
Misi TEP berfokus pada riset dan pemetaan potensi ekonomi untuk menyukseskan AstaCita, menjadikan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Langkah konkretnya meliputi evaluasi kawasan, pengembangan potensi lokal, penguatan tata kelola masyarakat, serta penyediaan infrastruktur teknologi dan inovasi yang berkelanjutan.
Iftitah menegaskan bahwa membangun dari desa dan membuka frontier baru adalah kunci untuk menyamai bangsa besar.
“Kalau Indonesia ingin sejajar dengan bangsa besar, kita juga harus berani membangun dari desa, membuka frontier baru, menguatkan ekonomi rakyat,” pungkasnya.
Melalui TEP, ilmu pengetahuan diharapkan tidak berhenti di menara gading, tetapi langsung diterapkan untuk kemajuan masyarakat.
Baca juga Potensi Wisata Desa Fajar Baru, Kawasan Transmigrasi Lagita, Bengkulu
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News