Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa Prasasti Yupa, yang diusung sebagai memori kolektif dunia melalui program Memory of the World (MoW) UNESCO, merupakan bukti tertua akan keluhuran peradaban Nusantara.
Prasasti dari abad ke-4 Masehi ini diusulkan untuk mengisi kekosongan warisan dokumenter Indonesia dari periode peradaban awal.
“Hari ini kita mengukir langkah bersejarah, Prasasti Yupa, bukti tertulis tertua di Nusantara dari abad ke-4 Masehi, diusulkan sebagai nominasi untuk MoW UNESCO,” ujar Fadli Zon secara daring, dikutip dari Antara.
Ia menambahkan bahwa melalui warisan dokumenter, bangsa dapat menyelami jejak pemikiran serta nilai luhur yang membentuk identitas, sejalan dengan visi UNESCO untuk melawan amnesia kolektif.
Baca juga Prasasti Nalanda, Bukti Pertalian Kerajaan Nusantara dan India
Prasasti Yupa, yang ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta, menjadi simbol otentik peralihan Indonesia dari era prasejarah ke sejarah. Artefak ini tidak hanya merekam silsilah raja-raja Kutai, tetapi juga menjadi jembatan budaya global hasil kontak maritim dengan India.
Nominasi ini didasarkan pada keaslian, nilai universal, dan risiko kelangkaannya. Untuk melestarikannya, telah dilakukan digitalisasi 3D dan pembuatan replika.
Pengakuan UNESCO diharapkan dapat menjadi katalis bagi pendidikan, ekonomi kreatif, dan diplomasi budaya, sekaligus memperkuat upaya perlindungan warisan bangsa yang tak ternilai ini.
Baca juga Prasasti Sarungga: Bukti Peradaban Tulis di Lereng Gunung Merbabu dari Era Mataram Kuno
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News