Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyampaikan bahwa dokumen Perjanjian Kerangka Ekonomi Digital ASEAN atau ASEAN Digital Economic Framework Agreement (DEFA) ditargetkan dapat final dan ditandatangani pada 26 Oktober mendatang.
Harapan ini disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi.
Dalam sambutannya di acara AsiaXchange 2025, Edi menegaskan komitmen Indonesia. “Dalam Keketuaan ASEAN tahun ini, Indonesia bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN untuk menuntaskan DEFA. Ini merupakan prinsip pertama kegiatan ekonomi digital di kawasan, dan kami harapkan dapat ditandatangani pada 26 Oktober mendatang,” paparnya, dikutip dari Antara.
DEFA dirancang sebagai kerangka regulasi bersama untuk menyelaraskan kebijakan dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital di kawasan. Keberadaannya akan mengantarkan ASEAN memasuki era baru kolaborasi digital.
Tidak hanya fokus pada DEFA, Edi juga menekankan pentingnya pendekatan kolektif ASEAN untuk menyelaraskan kebijakan, menarik investasi, dan berbagi praktik terbaik guna memperkuat daya saing kawasan.
Dalam cakupan kerja sama yang lebih luas, Indonesia turut aktif dalam inisiatif strategis lainnya, seperti ASEAN Power Grid, yang bertujuan menghubungkan jaringan energi terbarukan.
Di forum global, Indonesia konsisten memperjuangkan kepentingan ASEAN. Sebagai satu-satunya anggota ASEAN di G20 dan peserta aktif di APEC, Indonesia memastikan isu prioritas seperti transformasi digital, ketahanan energi, dan pertumbuhan inklusif mendapat perhatian dalam agenda global.
Pencapaian lain juga terlihat dari finalisasi perjanjian dagang dengan Uni Eropa dan Eurasia, serta pembahasan tarif dengan Amerika Serikat. Aksesi Indonesia ke OECD dan penjajakan kerja sama dengan CPTPP serta Inggris semakin memperkuat integrasi ekonominya di kancah internasional.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
