Kementerian Pertanian Indonesia sedang merumuskan rencana besar untuk melakukan hilirisasi terhadap 14 komoditas unggulan. Rencana ini diharapkan dapat menyerap lebih dari 8,6 juta tenaga kerja dan mengolah lahan seluas 5,5 juta hektare di seluruh Indonesia. Fokus dari program hilirisasi ini yaitu mengolah komoditas yang telah diproduksi secara masif, seperti ayam, kelapa dalam, kakao, kopi, hingga kelapa sawit untuk menjadi produk bernilai tambah yang berorientasi ekspor maupun substitusi impor.
Langkah strategis ini dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa dan membuka peluang kerja yang luas. Dengan fokus pada produk bernilai tambah, komoditas pertanian yang ada di Indonesia dapat bersaing dengan produk dari negara lain yang juga memproduksi barang serupa.
Dengan potensi pasar domestik dan global, rencana hilirisasi pertanian ini bisa menjadi motor penggerak ekonomi baru sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global. Pengolahan hilirisasi pertanian ini juga berupaya untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor sehingga dapat menciptakan kemandirian pangan nasional.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani mengharapkan beberapa BUMN yang menjadi bagian dari Danantara untuk mendukung penuh program yang sudah dicanangkan, karena setiap BUMN mempunyai peran masing-masing dalam program ini.
"Harapannya bagaimana ini mempunyai dampak yang berkelanjutan dan kesinambungan terhadap produk ini sendiri dan juga tentunya kepada ekonomi dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan," ucap Rosan Roeslani, dikutip dari akun TikTok resmi Menteri Investasi dan Hilirisasi @rosanroeslani, Jum'at (30/5/2025).
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News