Bank Indonesia (BI) menyatakan komitmen kuat Indonesia untuk mendorong penggunaan mata uang lokal (local currency transaction/LCT) dalam transaksi lintas batas bersama negara-negara ASEAN.
Inisiatif ini dinilai krusial untuk menciptakan arus perdagangan dan investasi yang lebih efisien serta mengurangi ketergantungan pada mata uang asing, khususnya dolar AS.
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menekankan bahwa kebijakan ini tidak hanya mengurangi risiko volatilitas nilai tukar, tetapi juga mendukung pendalaman pasar keuangan regional.
“Inisiatif ini berperan penting dalam mendorong arus perdagangan dan investasi yang lebih efisien, mengurangi risiko volatilitas nilai tukar, dan mendukung upaya pendalaman pasar keuangan,” ujarnya.
Komitmen kolektif ini diharapkan dapat mewujudkan integrasi keuangan dan pertumbuhan ekonomi ASEAN yang berkelanjutan.
Kinerja LCT membuktikan tren positif yang signifikan. Hingga Juli 2025, nilai transaksi LCT tercatat sebesar 14,1 miliar dolar AS (ekivalen), melonjak 112% year-on-year. Jumlah nasabah pengguna layanan ini juga meningkat rata-rata 7.568 per bulan.
Untuk memperkuat framework ini, BI bersama bank sentral Malaysia dan Thailand telah menyepakati harmonisasi pedoman operasional LCT sebagai acuan regional, membuat operasi menjadi lebih terstandar dan transparan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
