Isu pembatasan gratis ongkos kirim (ongkir) yang menyeruak beberapa waktu belakangan menimbulkan pertanyaan sekaligus kekhawatiran bagi masyarakat. Namun, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) meluruskan bahwa program gratis ongkir tidak dibatasi dan tetap diperbolehkan.
Komdigi menegaskan, aturan anyar tersebut tidak membatasi promosi gratis ongkir yang dilakukan e-commerce. Alih-alih pembatasan pada layanan jual-beli digital, regulasi tersebut justru mengatur tentang potongan harga yang diberikan langsung oleh perusahaan logistik atau kurir, bukan e-commerce.
Artinya, Komdigi memastikan bahwa promo gratis ongkir tetap dapat dinikmati oleh masyarakat setiap hari, selama ditanggung oleh platform e-commerce, seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan sebagainya.
“Perlu kami luruskan, peraturan ini tidak menyentuh ranah promosi gratis ongkir oleh e-commerce. Yang kami atur adalah diskon biaya kirim yang diberikan langsung oleh kurir di aplikasi atau loket mereka, dan itu dibatasi maksimal tiga hari dalam sebulan,” sebut Edwin Hidayat Abdullah, Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi melalui keterangan resminya.
Untuk menghindari kesalahpahaman, Edwin menjelaskan bahwa potongan harga yang dibatasi adalah diskon yang berada di bawah biaya operasional nyata, seperti gaji kurir, transportasi, penyortiran, dan layanan pendukung lainnya. Jika dibiarkan, kurir akan dibayar rendah, perusahaan merugi, dan kualitas layanan akan turun.
Kebijakan ini hadir bukan untuk membatasi konsumen maupun pelaku usaha, tetapi untuk melindungi pekerja logistik dan memastikan mutu layanan pengiriman.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
