Eramet Indonesia tengah menjajaki kerja sama dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam proyek nikel di Indonesia. Diskusi masih berada pada tahap awal, sehingga belum ada rincian resmi terkait bentuk investasi maupun proyek yang akan digarap.
Sejak awal berdiri, Danantara menunjukkan minat kuat terhadap investasi di rantai pasok mineral kritis, termasuk nikel yang menjadi komponen utama baterai kendaraan listrik.
Kerja sama ini dinilai berpotensi strategis untuk memperkuat posisi Eramet di sektor hilirisasi mineral sekaligus menjalin kemitraan yang lebih erat antara Eropa dan Indonesia.
Keduanya membidik akuisisi saham pada salah satu smelter HPAL (high pressure acid leach) milik Huayou Cobalt di Kawasan Industri Weda Bay, Maluku Utara. Jika terealisasi, ini bisa menjadi langkah investasi besar pertama bagi Danantara.
Danantara direncanakan akan masuk lewat holding BUMN pertambangan MIND ID. Para pemangku kepentingan menargetkan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bisa dilakukan pada akhir Mei, meskipun proses negosiasi masih berlangsung dan belum final.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News