Kabar menggembirakan datang dari Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi. Seekor bayi harimau sumatra betina bernama Banun Kinantan resmi diumumkan sebagai penghuni baru kebun binatang tertua di Sumatera Barat tersebut. Banun lahir pada 28 Desember 2024 dari pasangan harimau sumatra Mantagi (10) dan Bujang Mandeh (12), dan kini tumbuh sehat di usia 3,5 bulan.
Kelahiran Banun menambah koleksi harimau sumatra di TMSBK menjadi delapan ekor, belum termasuk Si Mauang, harimau betina korban konflik manusia-satwa yang kini dalam perawatan khusus. Tim medis TMSBK memastikan Banun mendapat perawatan intensif sesuai standar konservasi eks-situ yang diawasi langsung oleh Balai KSDA Sumbar.
Rencananya, Banun akan diperkenalkan secara resmi kepada publik oleh Wali Kota Bukittinggi pada 28 April 2025, bertepatan dengan pelaksanaan APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) yang digelar di Bukittinggi.
Di tengah kabar bahagia ini, konservasi harimau sumatra tetap menghadapi tantangan. Kasus konflik antara harimau dan manusia kembali terjadi di Riau, di mana seekor harimau diduga menyerang pekerja hingga tewas. Harimau tersebut telah diamankan dan kini menjalani masa habituasi sebelum dikembalikan ke habitat alaminya.
Simbol Harapan Konservasi
Banun Kinantan bukan sekadar tambahan koleksi satwa. Ia adalah simbol keberhasilan konservasi dan harapan bagi masa depan Panthera tigris sumatrae, salah satu spesies kucing besar paling langka di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya penyelamatan populasi harimau sumatra kerap terkendala konflik, perburuan liar, hingga degradasi habitat.
Keberhasilan TMSBK dalam menjalankan fungsi konservasi eks-situ menjadi catatan penting. Dengan dukungan pemerintah daerah dan masyarakat, harimau sumatra diharapkan tak sekadar bertahan, tapi berkembang dan kembali berperan menjaga keseimbangan ekosistem hutan Sumatra.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News