Lebaran tinggal dua minggu lagi, dan suasana persiapan di Kabupaten Kerinci serta Kota Sungai Penuh semakin terasa. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tradisi mudik menjadi momen yang dinantikan oleh masyarakat Kerinci yang merantau ke berbagai kota besar di Indonesia. Keinginan untuk kembali ke kampung halaman demi berkumpul bersama keluarga mendorong ribuan perantau, termasuk para mahasiswa, untuk mulai mempersiapkan perjalanan pulang.
Terminal Sungai Penuh dan Bandara Depati Parbo mulai menunjukkan peningkatan aktivitas. Tiket bus dari kota-kota besar seperti Jakarta, Palembang, Padang, dan Pekanbaru menuju Kerinci mulai diburu para pemudik. Banyak mahasiswa dan pekerja yang sudah lebih dahulu membeli tiket untuk menghindari lonjakan harga dan kepadatan saat puncak arus mudik mendekati Lebaran.
Bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi, perjalanan pulang kampung juga menjadi tantangan tersendiri. Sebagian pemudik memilih berangkat lebih awal agar bisa lebih lama menikmati waktu bersama keluarga di kampung halaman. Tidak sedikit pula yang melakukan perjalanan bersama teman atau keluarga agar perjalanan terasa lebih aman dan menyenangkan.
Di sisi lain, masyarakat di kampung halaman mulai sibuk menyambut kedatangan keluarga yang merantau. Rumah-rumah dibersihkan, kamar-kamar tamu ditata ulang, dan berbagai persiapan lainnya mulai dilakukan. Pasar-pasar tradisional seperti Pasar Sungai Penuh, Pasar Siulak, dan Pasar Kersik Tuo ramai dikunjungi warga yang berburu bahan makanan dan kebutuhan Lebaran. Pedagang makanan khas seperti dodol Kerinci, lemang, dan kue kering mengalami peningkatan permintaan menjelang hari raya.
Selain kebutuhan bahan makanan, masyarakat juga mulai berburu pakaian baru untuk Lebaran. Toko pakaian di kawasan Pasar Sungai Penuh dan sekitarnya dipenuhi pembeli, terutama pada akhir pekan. Sejumlah pedagang juga membuka lapak dadakan di pinggir jalan untuk menawarkan berbagai perlengkapan Lebaran dengan harga lebih terjangkau. Tren belanja online juga meningkat, dengan banyak warga memesan baju Lebaran melalui marketplace untuk menghindari keramaian.
Bagi para mahasiswa yang sudah lama merantau, momen mudik ini menjadi kesempatan untuk melepas rindu dengan keluarga. Setelah sibuk dengan tugas kuliah dan berbagai aktivitas akademik, kembali ke kampung halaman memberikan kebahagiaan tersendiri. Banyak dari mereka yang tidak sabar menikmati hidangan khas Lebaran yang selalu dirindukan, seperti rendang, gulai ikan semah, dan opor ayam.
Di tengah euforia menyambut Lebaran, para pedagang musiman juga mendapat berkah tersendiri. Penjual ketupat, opor ayam, hingga pernak-pernik Lebaran kebanjiran pesanan. Sepanjang jalan utama Sungai Penuh hingga Kayu Aro, banyak pedagang menjajakan makanan khas Lebaran seperti kue kering dan lemang yang menjadi favorit masyarakat.
Selain makanan dan pakaian, tradisi silaturahmi juga kembali menjadi momen istimewa bagi masyarakat Kerinci. Banyak keluarga yang telah merencanakan acara kumpul keluarga besar setelah beberapa tahun terakhir sempat terhalang pandemi dan kondisi ekonomi. Masjid-masjid di berbagai desa juga mulai dipersiapkan untuk menyambut malam takbiran dan salat Idulfitri yang akan menjadi puncak perayaan.
Tidak hanya keluarga yang bersiap menyambut Lebaran, para anak rantau juga sudah mulai merencanakan berbagai kegiatan saat berada di kampung halaman. Banyak mahasiswa dan perantau lainnya yang berencana mengadakan reuni dengan teman-teman lama, baik teman sekolah maupun sesama perantau. Acara buka puasa bersama dan kumpul-kumpul di tempat-tempat ikonik seperti Danau Kerinci atau perkebunan teh Kayu Aro menjadi agenda yang tak terlewatkan setiap tahunnya.
Selain itu, Lebaran juga menjadi momen untuk berbagi. Banyak warga yang sudah mulai menyiapkan zakat dan sedekah untuk diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Beberapa komunitas di Kerinci dan Sungai Penuh juga menggalang dana untuk membantu kaum dhuafa agar bisa merayakan Lebaran dengan penuh kebahagiaan. Tradisi berbagi ini semakin menguatkan rasa kebersamaan dan kepedulian antar sesama di tengah semaraknya perayaan Idulfitri.
Bagi anak-anak, Lebaran adalah saat yang paling ditunggu-tunggu. Selain bisa mengenakan baju baru, mereka juga akan mendapatkan "angpau" atau uang Lebaran dari sanak saudara. Keceriaan anak-anak tampak di setiap sudut desa, bermain bersama teman-teman dengan wajah penuh kebahagiaan. Hal ini menjadi pemandangan khas yang selalu mewarnai perayaan Idulfitri di Kerinci.
Para mahasiswa yang pulang kampung juga sering memanfaatkan waktu Lebaran untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan adik-adik mereka di kampung. Banyak dari mereka yang menyempatkan diri untuk mengadakan diskusi santai atau seminar kecil tentang dunia perkuliahan bagi siswa-siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan sosial tetapi juga memberi motivasi kepada generasi muda di daerah untuk terus berjuang menggapai impian mereka.
Meski perjalanan mudik dan persiapan Lebaran penuh dengan tantangan, semangat masyarakat tetap tinggi. Bagi warga Kerinci yang merantau, termasuk para mahasiswa, momen ini bukan sekadar pulang kampung, tetapi juga kesempatan untuk kembali menghangatkan kebersamaan dengan keluarga dan sahabat. Semua usaha dan perjalanan yang telah ditempuh akan terbayar lunas dengan senyum dan kebahagiaan bersama keluarga di kampung halaman.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News