menelusuri sejarah dan filosofi rentak kudo dari tanah kerinci - News | Good News From Indonesia 2025

Menelusuri Sejarah dan Filosofi Rentak Kudo dari Tanah Kerinci

Menelusuri Sejarah dan Filosofi Rentak Kudo dari Tanah Kerinci
images info

Kabupaten Kerinci, yang terletak di Provinsi Jambi, memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, salah satunya adalah Tari Rentak Kudo. Tarian ini berasal dari Hamparan Rawang, sebuah kecamatan di Kota Sungai Penuh, dan hingga kini masih menjadi bagian penting dari tradisi masyarakat setempat. Rentak Kudo bukan hanya sekadar tarian, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya, sejarah, dan filosofi yang mendalam bagi masyarakat Kerinci.

Hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai asal usul Tari Rentak Kudo. Menurut para seniman senior di Kerinci, tarian ini sudah ada jauh sebelum mereka lahir, diwariskan secara turun-temurun dalam komunitas adat setempat. Tari Rentak Kudo diyakini merupakan adaptasi dari Tari Asyek, yang memiliki unsur ritual lebih kuat karena mengandung unsur persembahan atau sesajen. Perbedaannya, dalam Rentak Kudo, unsur persembahan tersebut dihilangkan, sehingga lebih fokus pada ekspresi budaya dan hiburan.

Dalam pertunjukannya, Tari Rentak Kudo sangat identik dengan syair khas yang disebut "Asuh" dan dilantunkan oleh pengasuh atau penyanyi utama. Syair yang digunakan sering kali berasal dari bahasa dan dialek masyarakat Rawang, yang menambah kekhasan dan keunikan tarian ini. Mayoritas pengasuh berasal dari daerah Tanjung Rawang, yang terletak di sepanjang Sungai Batang Merao

Seperti namanya, "Rentak Kudo" berarti gerakan menghentak seperti kuda. Gerakan khas tarian ini menggambarkan kekuatan, keberanian, dan semangat kerja keras masyarakat Kerinci. Pada zaman dahulu, tarian ini memiliki makna sakral, dipercaya mampu menyebarkan energi ke seluruh pelosok negeri. Hal ini menunjukkan betapa tingginya penghormatan masyarakat terhadap seni dan budaya tradisional mereka.

Tari Rentak Kudo awalnya dipentaskan dalam upacara adat sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Ritual ini dapat berlangsung selama beberapa hari, diiringi dengan musik dan nyanyian khas yang penuh semangat. Selain itu, pada masa kemarau panjang, masyarakat juga menampilkan tarian ini sebagai bentuk doa agar hujan segera turun.

Seiring berjalannya waktu, fungsi Tari Rentak Kudo mulai bergeser. Jika dulu hanya dipertunjukkan dalam acara adat seperti kenduri panen dan doa bersama, kini tarian ini juga menjadi hiburan dalam acara pernikahan dan festival budaya. Perubahan ini menunjukkan bagaimana budaya lokal beradaptasi dengan perkembangan zaman, tanpa kehilangan esensi tradisionalnya.

Salah satu perubahan signifikan dalam pertunjukan Rentak Kudo adalah penggunaan musik pengiring. Jika sebelumnya hanya diiringi oleh gendang, kini banyak pertunjukan yang menggabungkan alat musik modern seperti organ tunggal. Bahkan, dalam beberapa pertunjukan, tarian ini sudah berkembang menjadi tarian massal, di mana semua orang yang hadir dapat ikut serta menari.

Tari Rentak Kudo biasanya ditampilkan oleh pria dan wanita dalam formasi kelompok. Para penari mengenakan pakaian tradisional dengan kombinasi warna mencolok yang melambangkan semangat dan kegembiraan. Gerakannya merupakan perpaduan antara langkah silat "Langkah Tigo" dengan hentakan kaki yang khas.

Sebelum tarian dimulai, sering kali dilakukan ritual kecil berupa pembakaran kemenyan, terutama dalam pertunjukan yang masih mempertahankan unsur tradisionalnya. Hal ini dipercaya dapat memperkuat penghayatan para penari dan menghadirkan suasana mistis dalam pertunjukan. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, ada penari yang mengalami kesurupan selama pementasan, yang oleh masyarakat setempat dianggap sebagai tanda spiritual yang kuat.

Tari Rentak Kudo bukan sekadar hiburan, tetapi juga simbol identitas budaya masyarakat Kerinci. Melalui tarian ini, masyarakat dapat mengenang sejarah nenek moyang mereka, memahami nilai-nilai kebersamaan, serta menjaga warisan budaya agar tetap lestari.

Perubahan yang terjadi dalam bentuk dan fungsi tarian ini mencerminkan dinamika budaya masyarakat yang terus berkembang. Meski demikian, penting untuk menjaga esensi dan makna asli dari Tari Rentak Kudo agar tidak tergerus oleh modernisasi.

Tari Rentak Kudo adalah salah satu warisan budaya yang sangat berharga bagi masyarakat Kerinci. Dengan gerakan yang menghentak dan penuh energi, tarian ini menjadi ekspresi kegembiraan sekaligus penghormatan terhadap tradisi leluhur. Dari ritual panen hingga hiburan dalam pernikahan, Rentak Kudo terus berkembang dan beradaptasi tanpa kehilangan akar budayanya.

Penting bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk terus melestarikan Tari Rentak Kudo, baik melalui pendidikan budaya di sekolah, festival seni, maupun dokumentasi akademik. Dengan demikian, generasi mendatang tetap dapat mengenal dan merasakan kekayaan budaya yang diwariskan oleh para leluhur mereka.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.