Di Indonesia, ada kebiasaan untuk memberikan gelar Haji kepada orang Islam yang sudah menunaikan ibadah haji. Bagaimana sejarahnya?
Ada pula yang mengatakan bahwa gelar Haji merupakan warisan kolonialisme Belanda. Berikut adalah komentar sejumlah tokoh terkait hal tersebut:
Menurut sejarawan Nahdlatul Ulama (NU), H. Abdul Mun'im DZ, gelar Haji sudah lama diberikan, namun penggunannya jadi lebih terstruktur sejak 1872 setelah Belanda mendapatkan konsulat di Jeddah. Oleh Belanda, gelar Haji juga digunakan untuk mengontrol pergerakan kaum nasionalis.
Hal berbeda disampaikan arkeolog Islam Nusantara, Agus Sunyoto. Menurutnya, gelar Haji mulai muncul pada 1916. Saat itu, Belanda khawatir jemaah yang kembali dari Tanah Suci membawa paham Pan-Islamisme dan gerakan melawan penjajahan. Apalagi, Islam adalah salah satu kekuatan yang kerap melawan penjajahan Belanda.
Perlu diketahui, gelar Haji sebetulnya tidak hanya ada di Indonesia. Antropolog UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dadi Dadmadi, mengatakan bahwa negara Melayu seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura pun punya. Namun sebagaimana dijelaskan Guru Besar Ilmu Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta, Syamsul Bakri, gelar Haji sejarahnya hanya ada di Indonesia.