Pacu jalur adalah perlombaan mendayung perahu tradisional di Sungai Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.
Sejarah pacu jalur bermula dari keberadaan perahu panjang yang disebut "jalur" sebagai alat transportasi utama masyarakat untuk menyusuri Sungai Batang Kuantan, dari Hulu Kuantan hingga Cereti. Dengan jalur, masyakat bisa berpergian serta mengangkut hasil bumi.
Seratus tahun setelah abad ke-17, muncul tradisi adu cepat jalur dalam rangka memeriahkan perayaan hari lahir Ratu Wilhelmina setiap 31 Agustus. Setelah Indonesia merdeka pada 1945, tradisi pacu jalur tetap dipertahankan meski tidak lagi untuk merayakan ulang tahun Ratu Belanda.
Pacu jalur biasa jadi bagian dari acara peringatan Hari Kemerdekaan dan hari besar Islam. Kini, pacu jalur jadi festival yang ramai dan mendunia. Pada 2024 saja, pacu jalur diikuti 225 jalur yang berlaga di Tepian Narosa, Taluk Kuantan.
Pacu jalur bukan permainan biasa. Di dalamnya, terdapat nilai kolektivitas dan gotong royong. Maklum saja, biaya membuat jalur bisa mencapai ratusan juta rupiah yang membutuhkan kekompakan masyarakat dalam mengumpulkan dana.