Kerupuk abang ijo bukan kerupuk biasa. Ada sejarah panjang yang tersimpan di baliknya.
Kerupuk abang ijo adalah kerupuk berbentuk spiral berwarna-warni yang terbuat dari tepung. Makanan khas Bojonegoro ini jug kerap disebut kerupuk Klenteng Rasa Asli atau kerupuk Bang-Jo.
Eksistensi kerupuk abang ijo bermula saat pasangan suami istri Tan Tjian Liem dan Oei Hay Nio membuka toko kelontong di timur pasar Kota Bojonegoro. Hanya saja, tokonya tutup dan mereka memutuskan pergi ke Sidoarjo untuk belajar membuat kerupuk.
Bersama dua rekannya asal Tuban, Tan Tjian Liem dan Oei Hay Nio membuka usaha, namun tak bertahan lama. Tjian Liem kemudian sempat banting setir ke bidang batik, lalu kembali ke Bojonegoro untuk kembali membuka usaha kerupuk.
Pada 1929, Tan Tjian Liem dan Oei Hay Nio membuka pabrik kerupuk di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Bojonegoro. Dari yang awalnya hanya membuat kerupuk berwarna putih, mereka menambah varian warna lain seperti merah, hijau, dan kuning. Dari sana, dikenal sebutan kerupuk abang ijo yang berarti merah dan hijau.
Kini, kerupuk abang ijo masih eksis. Bahkan kerupuk ini jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada Agustus 2024 lalu.