Jalur Sutra adalah sebuah rute perdagangan kuno yang menghubungkan Asia, Timur Tengah, dan Eropa, sekaligus saksi bisu pertukaran barang, budaya, teknologi, dan agama antar wilayah.
Menurut sejarawan Xinru Liu dalam bukunya The Silk Road in World History, jalur ini adalah jaringan kompleks sepanjang sekitar 6.000 km yang menghubungkan Tiongkok dengan Kekaisaran Romawi. Dilansir dari UNESCO, nama "Jalur Sutra" sendiri berasal dari tekstil yang ditenun dari serat protein ulat sutra yang telah dikembangkan sejak tahun 2.700 SM di Tiongkok.
Disadur dari National Geographic Indonesia, sutra adalah komoditas utama yang diekspor Tiongkok ke berbagai belahan dunia melalui jalur sutra. Produksi sutra sempat menjadi rahasia selama ribuan tahun sebelum akhirnya bocor ke India dan Jepang. Fondasi awal jalur ini diletakkan oleh perluasan Dinasti Han Tiongkok ke Asia Tengah pada abad ke-2 SM, ketika Tiongkok mengirimkan utusan untuk mencari mitra dagang. Jenderal Zhang Qian dianggap sebagai "pelopor Jalur Sutra".
Secara umum, terdapat dua rute utama yang membentuk jalur ini: Jalur Darat dan Jalur Maritim. Jalur darat membentang melewati Asia Tengah, India Utara, Persia, Timur Tengah, Eropa Timur, dan kawasan Mediterania untuk membawa sutra, logam mulia, batu giok, dan rempah-rempah. Sementara itu, Jalur Laut atau Maritime Silk Road melewati Laut China Selatan, Selat Malaka, Samudra Hindia, Teluk Benggala, Laut Arab, Teluk Persia, Laut Merah, dan pelabuhan Romawi. Rute ini menghubungkan Tiongkok dan India melalui daerah Nusantara, khususnya Selat Malaka.
Nusantara memegang peranan vital dalam Jalur Sutra laut, terutama di era kerajaan Hindu-Buddha. Posisi geografis yang strategis memungkinkan perdagangan komoditas utama seperti pala, lada, kayu manis, kemiri, dan cendana. Kerajaan Sriwijaya bahkan berhasil menguasai jalur perdagangan Asia Tenggara dengan memperdagangkan emas, timah, dan besi.
Tak hanya itu, Kerajaan Majapahit dan Kutai pun mengembangkan ekonomi serta membangun relasi diplomatik dengan negara asing. Melalui jalur ini, kerajaan-kerajaan Nusantara mengimpor barang-barang mewah, seperti porselen dari Tiongkok, permata dari India, serta tekstil dan perhiasan dari Timur Tengah.
Melalui jalur ini, terjadi pertukaran intelektual dan spiritual, penyebaran agama Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen, serta filsafat Timur dan Barat. Dengan warisan sejarah yang begitu kaya, Nusantara telah menjadi bagian penting dari jejaring global yang telah ada sejak berabad-abad lalu.