Dua wilayah di Jawa Timur, Kabupaten Ponorogo dan Kota Malang, telah resmi ditetapkan sebagai anggota UNESCO Creative Cities Network (UCCN) pada 31 Oktober 2025, bertepatan dengan perayaan World Cities Day. Pencapaian ini menunjukkan peran krusial budaya, inovasi, dan teknologi lokal dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif nasional.
Dengan bergabungnya Ponorogo dan Malang, Indonesia kini semakin diakui sebagai negara dengan ekosistem kreatif yang dinamis dan berdaya saing global, menjadi bagian dari 408 kota kreatif di lebih dari 100 negara yang tergabung dalam jaringan UCCN.
Pengakuan Global dan Kategori Kreatif yang Diraih
Penetapan dua kota ini diumumkan langsung oleh Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, yang menyambut 58 kota baru ke dalam jaringan kreatif global tersebut.
Kabupaten Ponorogo diakui sebagai Creative City of Craft and Folk Art, yang mencerminkan kekuatan seni rakyat dan warisan budaya yang dihidupkan melalui kerajinan. Sementara itu, Kota Malang ditetapkan sebagai City of Media Arts, menunjukkan kapasitas kota dalam inovasi digital dan teknologi kreatif.
Apresiasi dan Visi Pertumbuhan Baru
Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf), Teuku Riefky Harsya, menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan ini, melihatnya sebagai pencapaian bagi seluruh ekosistem kreatif nasional.
“Keberhasilan Ponorogo dan Malang menjadi bagian dari UNESCO Creative Cities Network membuktikan bahwa potensi ekonomi kreatif Indonesia mampu bersaing di tingkat global. Ini bukan hanya prestasi daerah, tetapi juga bagi seluruh ekosistem kreatif nasional,” ujarnya.
Menteri Ekraf juga menambahkan bahwa capaian ini selaras dengan arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
“Kami melihat kreativitas lokal sebagai energi baru pembangunan. Dari seni rakyat Ponorogo hingga inovasi digital Malang, semuanya merepresentasikan semangat The New Engine of Growth, pertumbuhan yang berangkat dari kreativitas dan keberagaman budaya di mulai dari daerah,” jelas Menteri Ekraf.
Peran Kementerian Ekonomi Kreatif
Kementerian Ekraf memegang peran penting dan sentral dalam seluruh proses seleksi nasional nominasi UCCN 2025. Bersama Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Kementerian Ekraf bertindak sebagai Focal Point Nasional.
Peran Kementerian Ekraf meliputi pembentukan Panitia Seleksi Nasional, penyusunan kriteria penilaian, sosialisasi, hingga pendampingan teknis dalam simulasi penyusunan dossier UCCN.
Proses seleksi yang ketat dan terstruktur ini bertujuan memastikan kota-kota yang diusulkan benar-benar menempatkan kreativitas sebagai inti pembangunan kota yang inklusif dan berkelanjutan. Pendekatan kolaboratif hexahelix yang melibatkan berbagai pihak pun menjadi fondasi kuat dalam membangun jejaring kreatif.
Memperkuat Pembangunan Berbasis Kreativitas
UNESCO menggarisbawahi bahwa kota-kota kreatif berkontribusi signifikan dalam membangun kehidupan perkotaan yang berpusat pada manusia dan budaya. Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, menegaskan peran ini.
"Kota-Kota Kreatif UNESCO menunjukkan bahwa budaya dan industri kreatif dapat menjadi penggerak nyata bagi pembangunan. Dengan menyambut 58 kota baru, kami memperkuat sebuah Jaringan di mana kreativitas mendukung inisiatif lokal, menarik investasi, dan mempromosikan kohesi sosial," ujar Audrey.
Dengan bergabungnya Ponorogo dan Malang, Indonesia kini memiliki peluang lebih besar untuk berkolaborasi lintas budaya, berbagi praktik terbaik (terutama di bidang Crafts and Folk Art serta Media Arts), dan menarik investasi yang didorong oleh aset budaya dan inovasi lokal.
Capaian ini menunjukkan komitmen kedua daerah dalam menjadikan kreativitas sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


