Wakil presiden pertama Indonesia, Moh Hatta diketahui pernah memberikan ceramah di Masjid Mujahidin Surabaya pada 1957 silam. Pada momen tersebut, Moh Hatta memberikan beberapa pesan kepada hadirin yang hadir mendengarkan ceramahnya pada waktu itu.
Salah satu bahasan yang dibahas oleh Moh Hatta dalam isi ceramahnya adalah perihal kondisi demokrasi Indonesia yang tengah terjadi pada waktu itu. Moh Hatta memberikan beberapa pandangan terkait hal ini agar demokrasi Indonesia bisa menjadi lebih baik ke depannya.
Lantas apa saja pesan yang disampaikan oleh Moh Hatta dalam ceramahnya di Masjid Mujahidin Surabaya pada waktu itu? Simak ulasan lengkap terkait pembahasan ini dalam artikel berikut.
Ceramah Moh Hatta di Masjid Mujahidin Surabaya pada 1957
Dilansir dari artikel "Dr. Moh. Hatta: Hanya dengan Demokrasi, Masjarakat dan Negara Indonesia Bisa Mendjadi Baik" yang terbit dalam surat kabar Nasional edisi 13 Mei 1957, momen Moh Hatta memberikan ceramah di Masjid Mujahidin Surabaya ini terjadi dalam acara yang digelar oleh Islamic Studie Club pada Kamis, 9 Mei 1957. Dalam acara tersebut, Hatta turut memberikan ceramah di hadapan hadirin yang hadir dalam kegiatan itu.
Dalam ceramahnya, Hatta menjelaskan ada satu tugas utama yang mesti dijalankan oleh umat Islam Indonesia secara keseluruhan. Tugas utama yang mesti diresapi oleh setiap masyarakat tersebut adalah menegakkan keadilan yang sesuai dengan azas Islam.
Keadilan ini mencakup dalam berbagai hal, mulai dari pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Selain itu, Moh Hatta juga menghimbau agar tidak ada perbedaan di tengah masyarakat Islam, baik di Indonesia maupun dunia secara umumnya.
Terlebih umat Islam di Indonesia merupakan mayoritas dari keseluruhan masyarakat. Adanya kesadaran ini bisa memunculkan keadilan bagi setiap masyarakat.
Moh Hatta juga menyinggung beberapa topik lain yang dia sampaikan dalam ceramahnya pada waktu itu. Hatta turut memberikan pandangan terkait perbedaan komunisme dan Islam serta pelaksanaan demokrasi untuk mewujudkan masyarakat serta negara Indonesia yang lebih baik ke depannya.
Singgung Soal Komunisme dan Islam
Pada kesempatan itu, Moh Hatta juga memberikan pandangannya terkait komunisme dan Islam. Hatta menyebutkan ada perbedaan mendasar yang membedakan antara komunisme dan Islam.
Menurut Hatta, komunisme berpandangan bahwa perbaikan di sektor sosial dan ekonomi akan dapat memperbaiki kondisi manusia. Namun hal berbeda berlaku jika melihat pada azas Islam.
Dalam asas Islam, keinsafan atau kesadaran dari manusia itu sendirilah yang nantinya bisa memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi yang terjadi. Perbedaan lain juga dikemukakan Hatta terkait bagaimana hak-hak perorangan diperlakukan.
Hak-hak perorangan dalam paham komunisme akan dihilangkan atas dasar kolektif bersama. Hal ini tidak berlaku dalam Islam yang masih menghargai sepenuhnya hak-hak tiap individu.
Demokrasi untuk Indonesia yang Lebih Baik
Hatta juga menyebutkan bahwa azas dalam Islam juga lekat dengan pelaksanaan demokrasi. Hatta mencontohkan bahwa adanya musyawarah yang dilakukan oleh masyarakat bisa menjadi simbol dari pelaksanaan demokrasi dalam dunia Islam.
Moh Hatta juga menyebutkan bahwa dengan pelaksanaan demokrasi lah nantinya masyarakat serta negara bisa diperbaiki ke arah yang lebih baik ke depannya. Namun Hatta juga memberikan catatan terkait peran demokrasi untuk mewujudkan hal tersebut.
Tujuan ini hanya bisa dicapai dengan pelaksanaan demokrasi yang baik dan tidak disalahgunakan. Selain itu, pelaksanaan demokrasi juga mesti memperhatikan keadilan, khususnya bagi masyarakat luas secara umum.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


