tanaman hias lidah mertua pemurni udara alami yang tumbuh adaptif - News | Good News From Indonesia 2025

Tanaman Hias Lidah Mertua, Pemurni Udara Alami yang Tumbuh Adaptif

Tanaman Hias Lidah Mertua, Pemurni Udara Alami yang Tumbuh Adaptif
images info

Tanaman Hias Lidah Mertua, Pemurni Udara Alami yang Tumbuh Adaptif


Apa yang umum dikenal masyarakat Indonesia sebagai Lidah Mertua memiliki nama ilmiah Dracaena trifasciata. Nama ini sendiri adalah hasil dari perjalanan taksonominya yang berubah. Dahulu, tanaman ini dimasukkan ke dalam genus Sansevieria, sehingga banyak yang masih menyebutnya Sansevieria trifasciata

Namun, berdasarkan studi filogenetik yang lebih mendalam menggunakan analisis DNA, para botanis memutuskan bahwa kelompok tanaman ini lebih tepat digabungkan ke dalam genus Dracaena. Perubahan ini resmi diterima secara luas dalam komunitas ilmiah.

Secara ilmiah, Lidah Mertua diklasifikasikan sebagai berikut:

  • Kingdom: Plantae
  • Divisi: Tracheophyta
  • Kelas: Liliopsida (Monokotil)
  • Ordo: Asparagales
  • Famili: Asparagaceae
  • Genus: Dracaena
  • Spesies: Dracaena trifasciata

Nama "Trifasciata" berasal dari bahasa Latin, di mana "tri" berarti tiga dan "fasciata" berarti pita, yang merujuk pada pola garis-garis melintang pada helaian daunnya. Sementara nama populernya, "Lidah Mertua" (atau "Mother-in-law's Tongue" dalam bahasa Inggris), konon diberikan karena daunnya yang runcing, keras, dan tajam, diibaratkan seperti perkataan mertua yang terkadang pedas.

Lidah Mertua Tumbuh Sangat Adaptif

Lidah mertua mudah dikenali dari penampilannya. Daunnya tumbuh tegak dari rimpang (akar yang menjalar di bawah tanah) membentuk rumpun. Bentuk daunnya seperti pedang, tebal, dan berujung runcing. 

Coraknya yang paling umum adalah kombinasi hijau tua dengan pita-pita melintang berwarna hijau muda keperakan atau kekuningan. Keunikan tanaman ini tidak hanya terletak pada penampilan, tetapi juga pada fisiologinya yang sangat adaptif. 

Lidah mertua adalah tanaman CAM (Crassulacean Acid Metabolism). Berbeda dengan kebanyakan tanaman yang membuka stomata (mulut daun) di siang hari untuk menyerap karbon dioksida, tanaman CAM membuka stomatanya pada malam hari. 

Strategi ini bertujuan untuk mengurangi penguapan air, karena suhu pada malam hari umumnya lebih rendah dan kelembapan lebih tinggi. Karbon dioksida yang diserap lalu disimpan dalam bentuk asam organik untuk kemudian digunakan dalam proses fotosintesis pada siang hari. 

Mekanisme inilah yang membuat Lidah Mertua sangat tahan banting dalam kondisi kering dan minim air, menjadikannya tanaman yang "hampir tidak mungkin dibunuh".

Selain itu, jaringan daunnya yang sukulen (menyimpan air) dan lapisan lilin di permukaannya semakin memperkuat kemampuannya bertahan di lingkungan dengan penyiraman yang tidak teratur. Kemampuan adaptif ini mencerminkan asal-usulnya dari daerah kering di Afrika Barat.

baca juga

Pemurni Udara Alami

Sebagai tanaman hias, nilai estetika Lidah Mertua tidak diragukan lagi. Bentuknya yang vertikal dan architectural dapat memberikan aksen dramatis pada sudut ruangan yang kosong, sekaligus cocok diletakkan di meja kerja karena tidak memakan banyak space. 

Ia dapat tumbuh dalam berbagai kondisi cahaya, dari terang hingga remang-remang, meskipun cahaya tidak langsung yang terang akan mempertahankan corak warnanya yang optimal.

Namun, manfaat terbesarnya justru datang dari kemampuannya membersihkan udara. Penelitian legendaris dari NASA pada akhir 1980-an yang bertajuk "NASA Clean Air Study" mengangkat popularitas Lidah Mertua. 

Studi yang dipimpin oleh B.C. Wolverton ini bertujuan menemukan tanaman yang efektif menyerap polutan udara dalam ruangan. Hasilnya, Sansevieria trifasciata (nama lama) terbukti mampu menetralisir sejumlah zat berbahaya seperti formaldehida, benzena, xilena, toluena, dan trikloroetilena. Zat-zat ini umumnya dilepaskan oleh perabot rumah, karpet, produk pembersih, dan asap rokok.

Mekanisme pemurniannya terjadi ketika polutan diserap melalui stomata daun, lalu diangkut ke akar untuk diurai oleh mikroorganisme di sekitar media tanam. Karena ia melepaskan oksigen dan terus menyerap karbon dioksida pada malam hari berkat metabolisme CAM-nya, Lidah Mertua sering disebut sebagai tanaman yang ideal untuk diletakkan di kamar tidur untuk meningkatkan kualitas udara selama pemiliknya tidur.

Bagaimana perawatan lidah mertua?

Dari segi harga, Lidah Mertua termasuk dalam kategori tanaman hias yang sangat terjangkau. Harga untuk varietas umum (Dracaena trifasciata var. laurentii) dengan ukuran pot kecil biasanya hanya puluhan ribu rupiah. 

Namun, harga dapat meningkat untuk varietas langka atau unik yang memiliki bentuk atau warna daun yang tidak biasa, seperti Sansevieria masoniana (Whale Fin), Sansevieria cylindrica (Bentuk Silinder), atau varietas dengan variegata (corak putih atau kuning) yang stabil. Untuk kolektor, tanaman dengan variegata langka bisa dihargai hingga ratusan ribu bahkan jutaan rupiah.

Berikut adalah perawatan mudah tanaman hias lidah mertua:

  1. Media Tanam: Gunakan campuran tanah yang porous dan cepat kering. Campuran tanah kebun, pasir kasar, dan kompos (atau sekam bakar) dengan perbandingan 1:1:1 adalah formula yang ideal. Drainase yang baik adalah kunci mutlak untuk mencegah busuk akar.
  2. Penyiraman: Ini adalah aspek perawatan yang paling kritis. Siram hanya ketika media tanah benar-benar kering. Pada kondisi cahaya rendah, penyiraman bisa dilakukan hanya setiap 2-4 minggu sekali. Selalu hindari menyiram bagian pusat tumbuh daun dan jangan biarkan pot tergenang air.
  3. Pencahayaan: Ia tumbuh optimal di bawah cahaya tidak langsung yang terang, tetapi bisa beradaptasi dengan tempat yang kurang cahaya. Hanya saja, pertumbuhannya akan lebih lambat dan corak warna mungkin memudar.
  4. Pemupukan: Tidak banyak diperlukan. Beri pupuk cair yang diencerkan (setengah dosis) sebulan sekali selama musim tanam (musim semi dan panas). Hindari pemupukan di musim dingin atau saat pertumbuhan lambat.
baca juga

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.