pohon karet kebo tanaman hias yang bisa menyerap udara kotor - News | Good News From Indonesia 2025

Pohon Karet Kebo, Tanaman Hias yang Bisa Menyerap Udara Kotor

Pohon Karet Kebo, Tanaman Hias yang Bisa Menyerap Udara Kotor
images info

Pohon Karet Kebo, Tanaman Hias yang Bisa Menyerap Udara Kotor


Di sudut taman kota, halaman rumah, atau bahkan sebagai penghias ruangan, pohon karet kebo atau karet merah kerap menarik perhatian. Daunnya yang lebar, tebal, tanaman ini menampilkan kesan kokoh sekaligus elegan. 

Nama "Kebo" (kerbau dalam bahasa Jawa) melekat padanya, mungkin merujuk pada kekokohan dan daya tahannya yang tangguh bagai kerbau. Namun, di balik penampilannya tersimpan segudang manfaat yang membuatnya punya banyak penggemar.

Apa Itu Pohon Karet Kebo? 

Secara taksonomi, Pohon Karet Kebo memiliki tempat yang jelas dalam kerajaan tumbuhan. Ia termasuk dalam:

  • Kingdom: Plantae
  • Divisi: Magnoliophyta
  • Kelas: Magnoliopsida
  • Ordo: Rosales
  • Famili: Moraceae (sama dengan pohon beringin dan nangka)
  • Genus: Ficus
  • Spesies: Ficuselastica Roxb. ex Hornem.

Sebutannya sangat beragam di Indonesia. "Karet Kebo" adalah yang paling populer, sementara "Karet Merah" merujuk pada warna tunas daun mudanya yang seringkali kemerahan. Di dunia internasional, ia dikenal sebagai Rubber Fig, India Rubber Tree, atau simplement Ficus elastica. 

Penting untuk dibedakan dari pohon karet penghasil lateks komersial (Hevea brasiliensis). Meski sama-sama menghasilkan getah, getah Ficus elastica memang pernah diteliti sebagai alternatif sumber karet, namun secara komersial tidak seefisien Hevea. Getahnya yang kental dan putih ini merupakan ciri khas keluarga Moraceae, yang berfungsi untuk menutup luka secara alami.

Ciri-ciri Karet Kebo

Ficuselastica adalah pohon yang dapat tumbuh sangat besar di habitat aslinya, mencapai ketinggian 30-40 meter. Batangnya kokoh, berwarna abu-abu hingga kecoklatan, dan relatif lunak saat muda. Sebuah studi dalam JurnalBiodiversitas (2021) menggarisbawahi keunikan sistem perakarannya. 

Seperti banyak spesies Ficus lainnya, Karet Kebo dapat mengembangkan akar gantung (aerial roots) dari cabang-cabangnya. Di habitat alami, akar ini akan menjulur ke tanah, menopang struktur pohon yang semakin melebar (disebut dengan banyan). Inilah yang membuatnya menjadi pohon yang sangat stabil dan berumur panjang.

Daun adalah daya tarik utamanya. Bentuknya lonjong hingga elips dengan ujung meruncing (acuminate). Daunnya sederhana, tersusun secara spiral di sekitar batang. Yang paling mencolok adalah teksturnya yang tebal, kaku, dan permukaannya yang sangat berkilau seolah dilapisi lilin. 

Getahnya yang berwarna putih susu akan keluar dengan mudah jika tangkai daunnya dipatahkan. Warna daun umumnya hijau tua, tetapi kultivar seperti 'Decora' memiliki tulang daun dan tangkai berwarna kemerahan, sementara 'Tineke' dan 'Ruby' memiliki variegata atau corak warna krem dan merah muda yang sangat digemari untuk tanaman hias.

Seperti semua Ficus, karet kebo memiliki struktur pembungaan yang unik yang disebut syconium. "Bunga" ini sebenarnya adalah dasar bunga majemuk yang membungkus ratusan bunga kecil di dalam sebuah wadah tertutup yang akan menjadi buah. 

Proses penyerbukannya sangat spesifik dan bergantung pada satu jenis tawon fig (Agaonidae) yang bersimbiosis mutualisme. Di luar habitat aslinya (Asia Selatan dan Tenggara), sangat jarang ditemukan pohon ini berbuah karena ketiadaan penyerbuk alaminya. Buahnya kecil, berwarna hijau kekuningan, dan tidak dapat dimakan.

baca juga

Manfaat Pohon Karet Kebo

Laporan NASA Clean Air Study yang legendaris memasukkan Ficus elastica sebagai salah satu tanaman terbaik dalam menyerap polutan udara dalam ruangan, seperti formaldehyde, xylene, dan toluene. 

Daunnya yang lebar dan stomatanya bekerja efektif dalam menyerap dan mengurai senyawa-senyawa berbahaya yang sering dipancarkan oleh furnitur, karpet, atau cat dinding. Kemampuannya ini menjadikannya pilihan ideal sebagai tanaman pemurni udara alami di rumah dan perkantoran.

Keindahan daun Ficuselastica membuatnya menjadi primadona dalam dunia desain interior dan lansekap. Ia memberikan sentuhan tropis yang kuat. Kultivar variegata seperti 'Tineke' dan 'Burgundy' memiliki harga jual yang lebih tinggi karena keunikan warnanya.

Sebagai pohon pelindung, kanopinya yang lebat dan daunnya yang besar sangat efektif dalam meredam panas matahari, menurunkan suhu mikro di sekitarnya, dan mengurangi kebisingan. Kemampuannya menyerap karbon dioksida juga berkontribusi positif terhadap kualitas udara perkotaan.

Getahnya secara tradisional pernah digunakan sebagai bahan baku karet, meski tidak komersial. Beberapa budaya juga memanfaatkan getahnya dalam pengobatan tradisional untuk menyembuhkan luka atau mengatasi masalah kulit, meski perlu kehati-hatian karena getahnya dapat menyebabkan iritasi pada sebagian orang.

Harga di Pasaran

Dilansir dari berbagai sumber, harga pohon karet kebo di pasaran Indonesia sangat bervariasi, tergantung pada ukuran, jenis kultivar, dan kondisi tanaman.

  • Bibit Kecil (seedling) untuk jenis hijau biasa dapat dibeli dengan harga sangat terjangkau, mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 25.000 per polybag.
  • Tanaman dalam pot ukuran sedang (tinggi 40-60 cm) dengan kondisi rimbun biasanya dijual di kisaran Rp 50.000 hingga Rp 150.000.
  • Kultivar variegata seperti 'Tineke' atau 'Ruby' memiliki harga yang jauh lebih tinggi. Untuk tanaman dalam pot dengan tinggi yang sama, harganya bisa berkisar antara Rp 200.000 hingga bahkan jutaan rupiah, tergantung pada kerapatan dan keindahan variegasinya.
  • Pohon dewasa yang sudah besar untuk keperluan lansekap dapat dihargai hingga puluhan juta rupiah, karena melibatkan biaya perawata yang tidak murah.
baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.