setahun kepemimpinan prabowo gibran bagaimana capaiannya di layanan kesehatan - News | Good News From Indonesia 2025

Setahun Kepemimpinan Prabowo-Gibran, Bagaimana Capaiannya di Layanan Kesehatan?

Setahun Kepemimpinan Prabowo-Gibran, Bagaimana Capaiannya di Layanan Kesehatan?
images info

Setahun Kepemimpinan Prabowo-Gibran, Bagaimana Capaiannya di Layanan Kesehatan?


20 Oktober 2025 menandai satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dalam kurun waktu satu tahun itu, Presiden bersama Kabinet Merah Putih menjalankan berbagai program dan kebijakan yang diharapkan bisa menyejahterakan rakyat.

Salah satu bidang yang menjadi fokus pemerintahan Prabowo-Gibran adalah sektor kesehatan. Bagaimana capaian kinerja Kabinet Merah Putih dalam memberikan layanan kesehatan untuk masyarakat setahun ke belakang?

Apa Capaian Program Layanan Kesehatan Setahun Ini?

Setahun terakhir, terdapat beberapa hal yang dikebut oleh pemerintah untuk membantu memberikan pelayanan kesehatan yang lebih mudah didapat oleh masyarakat. Berbagai program dibuat, termasuk Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan program penuntasan Tuberkulosis (TBC).

Cek Kesehatan Gratis (CKG)

Program CKG disebut Prabowo sebagai kado ulang tahun bagi tiap rakyat Indonesia. Program ini memberikan layanan pemeriksaan gratis bagi warga dari semua kelompok usia di Puskesmas saat berulang tahun.

Bayi hingga lansia, semuanya bisa mendapatkan akses yang sama. Bermodalkan aplikasi besutan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Satu Sehat, masyarakat dapat mengklaim layanan ini.

Hingga Oktober 2025, tercatat lebih dari 43 juta orang sudah memanfaatkan layanan CKG. Di sisi lain, ada juga CKG yang menyasar anak-anak sekolah umur 7-17 tahun.

Anak-anak akan diperiksa gizi, mata, telinga, gigi, tekanan darah, anemia, dan kesehatan matanya untuk memastikan bahwa seluruh mereka tetap sehat dan produktif.

baca juga

Program Eliminasi TBC

Tahukah Kawan GNFI bahwa kasus TBC di Indonesia sangat tinggi? Kemenkes mencatatkan, estimasi jumlah orang yang terpapar TBC mencapai 1,09 juta, di mana 125 ribu di antaranya meninggal dunia tiap tahunnya.

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia masuk daftar delapan negara penyumbang kasus TBC tertinggi di dunia. Yang mengejutkan, Indonesia berada di posisi ke-2, membuatnya menyumbang lebih dari dua per tiga kasus TBC global.

Beberapa provinsi di Jawa, Sumatra Utara, dan Sulawesi Selatan tercatat sebagai penyumbang kasus TBC tertinggi. Bahkan, masing-masing disebut Kemenkes mencapai 40.000 kasus.

Hal ini tentu menjadi alarm penting bagi pemerintah. Untuk mengatasinya, pemerintah memperkuat langkah pencegahan melalui deteksi dini dan skrining massal di berbagai penjuru di Nusantara.

Per Oktober 2025, sudah ada lebih dari tujuh juta orang yang menjalani skrining TBC yang disediakan di berbagai fasilitas kesehatan. Layanan deteksi dan pengobatan TBC ini diberikan secara cuma-cuma, karena merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PTHC) yang digulirkan pemerintah.

Kawan, dalam upaya eliminasi TBCC di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga sudah memberikan lampu hijau pada uji klinik fase ke-3 vaksin TBC jenis M72/AS01E-4 atau vaksin M72. Vaksin yang didanai oleh Gates Foundation milik Bill Gates itu dikembangkan oleh GlaxoSmithKline Biologicals, SA (GSK) dan dinyatakan telah memenuhi syarat, seperti etik, saintifik, dan keamanan.

Menyadur dari laman BPOM, uji klinik fase 3 ini dilaksanakan secara multinasional dan multicenter di beberapa negara, mulai dari Vietnam, Afrika Selatan, Malawi, Kenya, Mozambik, Zambia, dan Indonesia. Uji klinik ini ditargetkan merekrut 20.000 subjek secara keseluruhan, di mana Indonesia ditargetkan merekrut sekitar 2000-an subjek.

Sebelumnya, WHO menyatakan bahwa vaksin M72 menunjukkan efikasi sebesar 50 persen dalam mencegah TBC aktif pada studi fase 2b. Studi ini dilakukan di tiga negara dengan tingkata TBC tinggi, yakni Afrika Selatan, Kenya, dan Zambia.

Meskipun demikian, masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan pemerintah. Per Agustus 2025, baru 47 persen kasus TBC yang terdeteksi secara nasional. Bahkan, baru Provinsi Banten saja yang berhasil mencapai target notifikasi kasus.

Tahun 2025, pemerintah menargetkan 900 kasus baru yang terdeteksi. Tak hanya itu, 95 persen pasien juga diharapkan dapat menjalani pengobatan tuntas. Lebih lanjut, Indonesia berambisi untuk mengeliminasi total TBC pada tahun 2030.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.