Di era digital yang serba lintas batas, masih banyak kelompok masyarakat yang suaranya belum terdengar dengan cukup jelas, salah satunya penyandang disabilitas.
Inilah yang menjadi alasan Kamibijak hadir, bukan sekadar sebagai media informasi, tetapi sebagai gerakan sosial yang berkomitmen untuk menciptakan ruang setara bagi semua orang.
Didirikan tahun 2018 dengan semangat inklusivitas, Kamibijak menjadi wadah yang menghadirkan beragam konten edukasi, advokasi, dan inspirasi aksesibel bagi penyandang disabilitas, termasuk tunarungu dan tunanetra.
Sejak awal berdirinya, Kamibijak berupaya menjembatani kesenjangan informasi yang kerap dialami difabel. Masih banyak berita, kebijakan, atau informasi publik di Indonesia, yang sulit diakses karena tidak tersedia dalam format yang inklusif, misalnya video tanpa juru bahasa isyarat, atau teks, juga video tanpa subtitle.
Melalui berbagai platform, Kamibijak membangun interaksi hangat antara penyandang disabilitas dan masyarakat umum. Kampanye digital yang mereka jalankan tidak hanya menyebarkan kesadaran, tetapi juga mengundang kolaborasi nyata.
Sebagai contoh, melalui gerakan #BisaKarenaBiasa, Kamibijak mendorong masyarakat melihat disabilitas bukan sebagai kekurangan, melainkan sebagai bagian dari keberagaman manusia yang harus dirayakan. Jadi, disabilitas bisa dilihat sebagai satu kondisi "berkebutuhan khusus" atau "different ability".
Kebetulan, dalam konteks bahasa Indonesia, terdapat istilah "berkebutuhan khusus" dan "difabel", yang mengakomodasi posisi disabilitas sebagai bagian dari keberagaman manusia. Dua frase ini tidak menggambarkan disabilitas sebagai kekurangan, tapi sebagai kondisi "khusus" dan "unik".
Konten yang dihadirkan Kamibijak juga sangat beragam, mulai dari berita terkini, tips karier inklusif, edukasi hak-hak disabilitas, hingga cerita inspiratif tentang perjuangan individu yang melampaui keterbatasan. Semua disajikan dengan gaya positif, ringan, dan memberdayakan. Dengan pendekatan ini, Kamibijak mampu menghadirkan perspektif yang menginspirasi tanpa mengasihani.
Salah satu hal yang menarik dari Kamibijak adalah, mereka memanfaatkan teknologi sebagai jembatan inklusi, bukan sebagai penghalang. Dengan menggabungkan visual yang ramah, bahasa yang sederhana, serta teknologi aksesibel, Kamibijak berhasil membuktikan, media digital dapat menjadi alat perubahan sosial yang nyata. Pendekatan ini sejalan dengan nilai-nilai keberlanjutan sosial, di mana kesetaraan dan pemberdayaan menjadi fondasi utama pembangunan masyarakat..
Kamibijak juga berperan penting dalam memperkuat kesadaran publik tentang pentingnya inklusi di berbagai bidang, terutama akses pendidikan dan pekerjaan. Melalui berbagai artikel dan kampanye, Kamibijak menyoroti kisah-kisah individu disabilitas yang sukses menembus batasan sosial, membangun karier, dan berkontribusi aktif dalam masyarakat. Kisah-kisah ini menjadi pengingat, keadilan dalam wujud kesetaraan dapat menghadirkan dampak positif.
Selain itu, Kamibijak aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari lembaga pemerintah, organisasi sosial, hingga komunitas disabilitas lokal. Kolaborasi ini memperluas dampak gerakan inklusi yang mereka bangun. Melalui pelatihan, kampanye publik, hingga advokasi kebijakan, Kamibijak berperan sebagai jembatan antara pembuat kebijakan dan masyarakat, khususnya disabilitas. Dengan harapan, dapat menciptakan ekosistem yang benar-benar inklusif.
Kata “bijak” dalam nama Kamibijak bukan sekadar label. Inilah nilai inti mereka dalam bekerja. “Bijak” berarti berpikir dan bertindak dengan empati, menghargai keberagaman, serta melihat dunia dengan kacamata keadilan sosial. Setiap konten, program, dan inisiatif yang mereka jalankan selalu berpijak pada semangat ini. Alhasil, mendorong perubahan sosial dapat dilakukan. Bukan dengan amarah atau keluhan, tetapi dengan pengetahuan, kolaborasi, dan belas kasih.
Di balik setiap langkah Kamibijak, terdapat tim yang berdedikasi dan beragam. Mereka terdiri dari penyandang disabilitas dan non-disabilitas, yang bekerja bersama dengan semangat kesetaraan. Mereka membuktikan bahwa inklusivitas bukan hanya slogan, melainkan cara hidup yang nyata dan produktif.
Dalam lingkungan kerja yang saling menghargai dan mendukung, setiap individu diberi ruang untuk berkembang sesuai potensinya. Di sini, disabilitas benar-benar dilihat sebagai bagian dari sebuah kekuatan unik bernama keberagaman.
Dengan semangat terus bergerak dan berkolaborasi, Kamibijak membuktikan, masa depan yang inklusif bukanlah mimpi yang muskil. Dalam dunia yang serba cepat, inklusivitas hadir sebagai penyeimbang lewat kebijaksanaan.
Kebijaksanaan sejati ada pada kemampuan untuk mau mendengarkan, memahami, dan memberi ruang bagi semua. Pada akhirnya, kita semua adalah bagian dari cerita besar tentang kemanusiaan yang setara dan bahagia.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News