pendidikan holistik ala sekolah adat arus kualan - News | Good News From Indonesia 2025

Pendidikan Holistik ala Sekolah Adat Arus Kualan

Pendidikan Holistik ala Sekolah Adat Arus Kualan
images info

Pendidikan Holistik ala Sekolah Adat Arus Kualan


Seiring tumbuhnya modernitas di berbagai aspek kehidupan, upaya pelestarian budaya dan pengetahuan lokal menjadi satu tantangan tersendiri di Indonesia. Meski begitu, Sekolah Adat Arus Kualan menjadi sebuah contoh nyata. 

Sekolah ini berawal dari semangat masyarakat adat di pedalaman Kalimantan Barat. Inilah yang membuatnya tumbuh sebagai tempat belajar dalam arti formal, dan ruang menumbuhkan kembali nilai-nilai kearifan lokal, tradisi, dan pengetahuan ekologis yang telah diwariskan lintas generasi. 

Di tengah arus globalisasi dan perubahan zaman yang semakin cepat, Sekolah Adat Arus Kualan menjadi satu ruang hidup yang menginspirasi banyak pihak menengok kembali akar budaya dan cara hidup selaras dengan alam.

Didirikan di tengah komunitas Dayak di Dusun Sungai Utik, Kapuas Hulu, Sekolah Adat Arus Kualan lahir dari kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya menjaga jati diri dan kelestarian lingkungan. Nama “Arus Kualan” sendiri diambil dari peran filosofis sungai secara umum. 

Dalam adat setempat, sungai adalah sumber kehidupan, tempat masyarakat belajar membaca tanda-tanda alam, memahami ritme musim, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Sekolah ini murni gerakan masyarakat adat, dengan kesadaran generasi muda harus tetap mengenal siapa mereka dan dari mana mereka berasal, sekaligus mampu beradaptasi dengan dunia modern. Jadi, mereka bisa tetap relevan dengan dinamika, tanpa kehilangan identitas.

Di Sekolah Adat Arus Kualan, kegiatan belajar tidak terbatas di dalam ruangan atau di bawah atap bangunan. Hutan, sungai, ladang, dan rumah panjang adalah kelas yang sesungguhnya. Anak-anak diajak untuk memahami filosofi hidup masyarakat adat yang berpijak pada keseimbangan antara manusia dan alam. 

Mereka belajar menenun, membuat kerajinan tangan, menanam padi di ladang, menganyam rotan, hingga mengenali berbagai jenis tumbuhan obat yang tumbuh di sekitar mereka. Para tetua adat, ibu-ibu, dan generasi muda berperan sebagai guru, mengajarkan pengetahuan yang selama ini diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi. Nilai-nilai seperti gotong royong, hormat kepada orang tua, dan tanggung jawab terhadap alam pun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari setiap proses pembelajaran.

Pengetahuan berbasis kearifan lokal ini juga dipadukan dengan ilmu pengetahuan modern. Anak-anak diajarkan membaca dan menulis, mengenal teknologi dasar, dan memahami isu-isu lingkungan global seperti perubahan iklim atau konservasi hutan. 

baca juga

Pendekatan ini diharapkan dapat membuat mereka tumbuh menjadi generasi yang berakar kuat sekaligus berpikiran terbuka. Dalam keseharian, para siswa juga belajar bagaimana mengelola hasil hutan secara berkelanjutan dan memahami pentingnya menjaga wilayah adat mereka dari ancaman eksploitasi yang merusak.

Keberadaan Sekolah Adat Arus Kualan juga menjadi bentuk nyata dari perjuangan masyarakat adat mempertahankan hak-hak mereka atas tanah dan budaya. Di banyak tempat, pengetahuan lokal sering dianggap kuno dan tertinggal, padahal justru di sanalah tersimpan kebijaksanaan yang dapat menjadi solusi bagi krisis lingkungan dunia saat ini. 

Sekolah adat ini menjadi satu bukti, pelestarian budaya tidak hanya soal menjaga tarian, lagu, atau pakaian tradisional, tetapi juga menjaga hutan, sungai, dan seluruh sistem kehidupan yang menopang manusia. Dengan semangat tersebut, masyarakat Arus Kualan berhasil membangun sistem pendidikan alternatif yang relevan, kontekstual, dan berkelanjutan.

Banyak pihak kini mulai menaruh perhatian pada Sekolah Adat Arus Kualan. Akademisi, pegiat lingkungan, hingga lembaga nasional dan internasional datang untuk belajar dari cara hidup dan sistem pendidikan yang dikembangkan oleh masyarakat setempat. Mereka melihat bahwa pendidikan berbasis kearifan lokal seperti ini mampu menciptakan keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam. 

Dari Sekolah Adat Arus Kualan, kita melihat bersama, pendidikan sejati bukan hanya tentang angka dan ijazah. Ini adalah satu proses holistik membangun nilai, menumbuhkan kesadaran, tanggung jawab, dan rasa cinta terhadap kehidupan. 

Dalam konteks keindonesiaan, sekolah ini menunjukkan, masyarakat adat cukup kapabel dalam merancang sistem pendidikan holistik, yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai budaya mereka sendiri. Dengan catatan, ada sinergi seimbang semua pihak terkait. Jadi, pengetahuan lokal dan modern dapat berjalan berdampingan, saling melengkapi, dan ikut membentuk masa depan yang lebih baik.

baca juga

Sekolah Adat Arus Kualan menghadirkan satu teladan positif. Di sana, pendidikan bukan sekadar proses transfer ilmu atau mencetak skor. Ini proses pembentukan manusia secara utuh, menjadi sosok yang menghormati alam, menghargai leluhur, dan mencintai sesamanya. Dari sungai yang mengalir, hutan yang rimbun, hingga suara tawa anak-anak yang belajar mengenal jejak langkah nenek moyangnya, semuanya menjadi bagian perjalanan panjang menjaga warisan bumi. Inilah bukti harapan bagi masa depan yang lebih hijau dan kuat akan terus hidup, selama masih ada mereka yang setia menjaga pengetahuan dari tanah leluhur dengan hati yang tulus.

#kabarbaiksatuindonesia 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.