“Ikan sepat ikan gabus”—kalimat yang sering disebutkan mengawali pantun humor di internet. Namun, apa itu ikan sepat dan ikan gabus?
Ikan sepat adalah sebutan umum untuk beberapa spesies ikan kecil yang termasuk dalam genus Trichogaster, famili Osphronemidae, ordo Anabantiformes. Salah satu spesies yang paling umum dijumpai adalah ikan sepat siam (Trichogaster pectoralis).
Ciri khas ikan sepat adalah tubuhnya yang pipih dan memanjang, dengan sirip perah yang termodifikasi menjadi sepasang sungut panjang yang berfungsi sebagai alat peraba.
Ukurannya relatif kecil, jarang melebihi 15 cm. Warna tubuhnya bervariasi, seringkali keperakan dengan corak kehijauan atau kecoklatan, dan beberapa garis gelap memanjang di sisi tubuhnya.
Salah satu perilaku unik ikan sepat, yang dimiliki bersama oleh keluarga Anabantiformes lainnya, adalah kemampuannya untuk bernapas langsung dari udara. Ikan ini memiliki organ labirin, yaitu struktur kompleks di rongga insang yang memungkinkannya menyerap oksigen atmosfer.
Adaptasi ini sangat berguna untuk bertahan hidup di perairan yang miskin oksigen, seperti rawa-rawa, sawah, dan kolam yang dangkal. Ikan sepat dikenal sebagai perenang yang tenang dan sering terlihat bergerak secara berkelompok.
Dari segi reproduksi, ikan sepat jantan membangun sarang gelembung di permukaan air untuk melindungi telur-telurnya.
Mengenal Ikan Gabus, Sang Predator Puncak
Berbeda dengan ikan sepat yang berukuran kecil, ikan gabus (Channa striata) adalah predator puncak yang kuat. Ikan ini termasuk dalam famili Channidae dan ordo Anabantiformes, yang berarti mereka masih memiliki hubungan kekerabatan dengan ikan sepat, khususnya dalam hal kepemilikan organ labirin.
Ikan gabus memiliki tubuh yang lebih bulat dan memanjang seperti torpedo, dengan kepala yang besar dan pipih menyerupai ular, sehingga sering disebut "snakehead". Mulutnya lebar dan dipersenjatai dengan gigi-gigi yang tajam.
Ukurannya bisa jauh lebih besar daripada sepat, dengan panjang mencapai satu meter lebih untuk individu dewasa. Warna tubuhnya biasanya gelap, coklat kehitaman atau kehijauan, dengan corak atau bercak-bercak tidak beraturan di sisi tubuhnya.
Perilaku ikan gabus sangatlah berbeda. Sebagai predator, mereka bersifat karnivora dan memangsa segala sesuatu yang bisa ditelan, mulai dari ikan-ikan kecil, katak, serangga besar, hingga udang. Ikan gabus adalah pemburu yang bersifat "sit-and-wait", diam menunggu mangsa yang lengah sebelum menerkam dengan kecepatan tinggi.
Sama seperti sepat, ikan gabus juga memiliki organ labirin yang memungkinkannya bertahan di perairan yang sangat tercemar dan miskin oksigen, bahkan mampu "berjalan" darat dengan menggeliat untuk berpindah antar kolam dalam jarak pendek ketika musim kemarau.
Ikan gabus juga menunjukkan perilaku “parental care” yang kuat, di mana induk jantan dan betina secara agresif menjaga telur dan anak-anak mereka yang baru menetas.
Ikan Sepat dan Ikan Gabus Berbeda
Meski sama-sama menghuni perairan tawar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, preferensi habitat ikan sepat dan ikan gabus memiliki kesamaan dan perbedaan. Menurut jurnal Aquaculture, Aquarium, Conservation & Legislation, kedua ikan ini sering ditemukan di ekosistem perairan tergenang seperti rawa, waduk, sungai yang alirannya lambat, dan sawah.
Mereka adalah spesies yang toleran terhadap kondisi air yang ekstrem. Namun, ikan sepat cenderung lebih menyukai perairan yang tenang dan banyak ditumbuhi vegetasi air sebagai tempat berlindung dan mencari makan (bersifat herbivora/omnivora).
Sementara ikan gabus, sebagai predator, dapat mendiami berbagai tipe perairan, dari yang jernih hingga yang sangat keruh.
Peran ekologis mereka pun bertolak belakang. Ikan sepat, yang memakan fitoplankton, zooplankton, dan materi organik, berperan penting dalam jaring makanan sebagai konsumen tingkat rendah. Keberadaan mereka membantu mengontrol populasi plankton.
Sebaliknya, ikan gabus berperan sebagai pengendali populasi ikan-ikan kecil dan hewan air lainnya, sehingga menjaga keseimbangan dalam komunitas akuatik. Keberadaan mereka yang berlebihan di suatu ekosistem buatan, seperti kolam budidaya, dapat menjadi masalah karena memangsa ikan-ikan lain yang lebih ekonomis.
Ikan sepat (Trichogaster spp.) dan ikan gabus (Channa striata) mewakili dua kehidupan yang berbeda dalam ordo Anabantiformes. Ikan sepat adalah ikan kecil yang damai, pemakan tumbuhan dan plankton. Di sisi lain, ikan gabus adalah predator soliter yang ganas, pemangsa puncak dengan bentuk tubuh yang besar dan kemampuan bertahan hidup yang luar biasa..
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News