ikan kakatua biota laut warna warni yang suka mengunyah karang - News | Good News From Indonesia 2025

Ikan Kakatua, Biota Laut Warna-warni yang Suka Mengunyah Karang

Ikan Kakatua, Biota Laut Warna-warni yang Suka Mengunyah Karang
images info

Ikan Kakatua, Biota Laut Warna-warni yang Suka Mengunyah Karang


Ikan kakatua atau parrotfish, ikan berwarna-warni ini bukan hanya penghias biota laut, tetapi juga “insinyur” ekosistem yang secara turut membentuk ulang lanskap dasar laut. 

Ikan kakatua termasuk dalam famili Scaridae, yang merupakan bagian dari ordo Labriformes. Famili ini terdiri atas sekitar 100 spesies yang tersebar di perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia. Beberapa genus yang umum ditemui di perairan 

Indonesia antara lain Scarus, Hipposcarus, dan Chlorurus. Sebutan "parrotfish" atau "ikan kakatua" berasal dari bentuk mulutnya yang unik, di mana gigi-giginya menyatu membentuk semacam paruh seperti burung kakatua. 

Tampilannya paling mencolok

Secara visual, ikan kakatua adalah salah satu ikan yang paling mudah dikenali di terumbu karang. Mereka sering kali memamerkan warna-warna cerah dan eksotis seperti biru elektrik, hijau zamrud, kuning terang, dan merah muda, dengan pola-pola seperti totem atau sapuan kuas. 

Pola warna ini sering kali berbeda antara jantan dan betina, serta antara individu muda dan dewasa, sebuah fenomena yang dikenal sebagai dimorfisme seksual dan ontogenetik.

Namun, keunikan sesungguhnya terletak pada perilaku makannya. Ikan kakatua adalah herbivor yang berspesialisasi memakan alga yang tumbuh di atas substrat karang mati. Dengan menggunakan "paruh"nya yang kuat, mereka menggores dan menggigit permukaan batu karang untuk mengakses alga yang menjadi makanannya. 

Proses ini, yang disebut sebagai bioerosi, melibatkan pengikisan struktur karang. Dalam proses mengunyah karang untuk mengambil alga, mereka secara tidak sengaja menelan pecahan-pecahan kecil batu kapur (kalsium karbonat) dari kerangka karang.

Inilah kemudian yang mengarah pada fenomena paling menakjubkan dari ikan kakatua: produksi pasir putih. Sistem pencernaan mereka telah berevolusi untuk mengatasi material keras ini. 

Setelah alga dicerna, partikel-partikel karang yang keras dan hancur dikeluarkan kembali melalui kotoran. Kotoran inilah, yang terdiri atas butiran-butiran halus kalsium karbonat, yang menjadi pasir putih yang kita lihat. 

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Coral Reefs memperkirakan bahwa ikan kakatua besar dapat memproduksi hingga ratusan kilogram pasir putih setiap tahunnya. Mereka adalah "pabrik pasir" yang paling efisien di lautan.

baca juga

Habitat dan Persebaran di Indonesia

Sebagai negara kepulauan dengan wilayah terumbu karang terluas di dunia, Indonesia adalah rumah yang ideal bagi berbagai spesies ikan kakatua. Mereka menghuni perairan dangkal yang jernih di sekitar terumbu karang, padang lamun, dan daerah rerumputan laut. 

Beberapa lokasi yang terkenal dengan populasi ikan kakatua yang melimpah dan beragam antara lain:

1. Raja Ampat, Papua Barat: Dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia, Raja Ampat menjadi habitat bagi banyak spesies ikan kakatua. Kehadiran mereka sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan karang dan alga di ekosistem yang sangat produktif ini.

2. Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur: Arus yang kuat dan nutrisi yang melimpah mendukung pertumbuhan terumbu karang yang sehat, yang pada gilirannya menopang populasi ikan kakatua yang besar.

3. Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara: Terumbu karang yang masih sangat terjaga di Wakatobi menyediakan tempat mencari makan dan berkembang biak yang ideal bagi berbagai jenis ikan kakatua.

4. Bunaken, Sulawesi Utara: Taman laut nasional ini juga merupakan hotspot bagi kehidupan ikan kakatua, di mana mereka berkontribusi pada keindahan pantai-pantai di sekitarnya.

Keberadaan mereka di ekosistem ini adalah indikator kesehatan terumbu karang. Populasi ikan kakatua yang sehat menandakan bahwa keseimbangan antara karang dan alga terjaga dengan baik.

Apakah parrotfish termasuk biota yang dilindungi?

Pertanyaan mengenai status perlindungan dan konsumsi ikan kakatua sangat relevan dalam konteks konservasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 12 Tahun 2024 tentang Perlindungan Ikan Terancam Punah, tidak semua spesies ikan kakatua dilindungi secara hukum. 

Namun, beberapa spesies tertentu, seperti Bolbometopon muricatum (Ikan Kakatua Bumphead, yang merupakan spesies terbesar), menghadapi tekanan populasi yang signifikan akibat penangkapan berlebihan dan degradasi habitat. 

Meskipun tidak selalu tercantum dalam daftar resmi, penangkapan yang tidak berkelanjutan terhadap spesies-spesies kunci ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem terumbu karang secara keseluruhan.

Lalu, apakah ikan kakatua bisa dimakan? Secara umum, daging ikan kakatua dapat dikonsumsi dan memang ditangkap untuk dikonsumsi di beberapa daerah. Namun, terdapat beberapa pertimbangan penting:

1. Risiko Keracunan Ciguatera: Ikan kakatua, terutama yang berukuran besar, adalah salah satu spesies yang berpotensi menimbulkan keracunan ciguatera. Ini adalah jenis keracunan makanan yang disebabkan oleh toksin yang berasal dari alga mikroskopis tertentu yang menempel pada karang dan alga yang dimakan oleh ikan. Toksin ini terakumulasi dalam daging ikan dan dapat berbahaya bagi manusia.

2. Nilai Ekologis vs. Nilai Konsumtif: Nilai ekologis ikan kakatua sebagai penjaga terumbu karang dan pembuat pasir jauh lebih tinggi daripada nilai konsumtifnya. Kehilangan populasi ikan kakatua dalam jumlah besar dapat menyebabkan ledakan pertumbuhan alga yang mencekik karang, mengurangi rekruitmen karang baru, dan bahkan mengurangi pasokan pasir putih ke pantai.

Oleh karena itu, meskipun tidak sepenuhnya dilarang, praktik penangkapan ikan kakatua secara komersial sangat tidak dianjurkan. 

Upaya konservasi lebih difokuskan pada perlindungan habitat dan memastikan bahwa populasi mereka tetap sehat untuk menjalankan fungsi ekologisnya yang krusial. 

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.