dari hutan menjadi kota mandiri perubahan solo baru sebagai kota modern - News | Good News From Indonesia 2025

Dari Hutan Menjadi Kota Mandiri: Perubahan Solo Baru Sebagai Kota Modern

Dari Hutan Menjadi Kota Mandiri: Perubahan Solo Baru Sebagai Kota Modern
images info

Dari Hutan Menjadi Kota Mandiri: Perubahan Solo Baru Sebagai Kota Modern


Solo Baru adalah salah satu kota yang terletak pada Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, atau dikenal sebagai kota modern dan kawasan bisnis. Kota ini juga menjadi kota mandiri pertama di Jawa Tengah. Kota mandiri merupakan tempat di mana menghubungkan sistem permukiman, perkantoran, pusat bisnis, dan berbagai fasilitas bisnis.

Sebelum berubah menjadi kota modern, Solo Baru dulunya merupakan area hutan belantara. Hingga akhirnya, kota ini dibangun dan dikembangkan. Ketika nama Solo Baru ditetapkan, sebagian masyarakat menolak karena dianggap berupaya menyaingi kota Solo. Tentu saja, kedua daerah ini adalah wilayah yang berbeda, yang dibatasi oleh patung Ir. Soekarno serta gapura sungai Bengawan Solo.

baca juga

Banyak orang masih sering keliru mengira Solo dan Solo Baru sebagai wilayah yang sama, padahal keduanya berbeda. Secara administratif, Surakarta merupakan nama resmi dari Kota Solo. Sementara itu, Solo Baru adalah kawasan yang berada di Kabupaten Sukoharjo.

Mengutip dari Website solobaru.com, Pengembangan Solo Baru dimulai ketika pemerintah meminta jalan selebar 40 meter dibuka. Sebagai tanggapan, PT Pondok Solo Permai (PSP) mengembangkan proyek besar seluas 200 hingga 250 hektar dengan konsep "kota dalam kota", yang saat ini populer di banyak kota di Indonesia.

Awal terbentuk, Kota Solo Baru tidak langsung menjadi kota yang berdiri sendiri saat didirikan. Masyarakatnya masih bergantung pada kota Solo untuk memenuhi kebutuhannya. Setelah perekonomian pulih dari krisis moneter selama masa reformasi, penggunaan lahan di Kawasan Solo Baru mulai meningkat. Dengan mengubah lahan pertanian, jumlah fasilitas umum untuk bisnis, jasa, industri, dan perumahan meningkat.

Sebelum pembangunan Kawasan Solo Baru, Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo adalah wilayah pedesaan di mana mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Namun, setelah pembangunan Kawasan Solo Baru, wilayah tersebut mengalami transformasi lahan yang signifikan. Hal ini menjadikan Solo Baru sebagai kawasan transisi pedesaan-perkotaan.

baca juga

Rahwati, Werdiningtyas, dan Widodo dalam artikelnya yang diterbitkan di Region: Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif menyebut Berkembangnya wilayah Solo Baru membuat Kecamatan Grogol menjadi Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK). Pada RT/RW Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011–2031, PPK ini diusulkan menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kabupaten Sukoharjo. Ini membuat Solo Baru menjadi pusat kegiatan yang mencakup seluruh kecamatan dan bahkan lintas kecamatan.

Ketika Solo Baru berkembang, lahan digunakan untuk berbagai fungsi. Ini ditunjukkan oleh peningkatan fasilitas pendukung dan penunjang permukiman seperti pusat perdagangan dan jasa, pusat kesehatan, dan pusat pendidikan. Fasilitas-fasilitas ini sebagian besar memiliki ukuran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk Solo Baru. Penggunaan lahan dengan berbagai fungsi terus menerus membuat kota baru ini menjadi lebih mandiri.

Pemerintah Kabupaten Sukoharjo terus bekerja sama dengan PT. Pondok Solo Permai untuk membangun fasilitas di Solo Baru. Tujuan kerja sama ini adalah untuk menarik investor untuk membantu perkembangan wilayah tersebut.

Investor mulai berdatangan dan membangun bisnis. Solo Baru mulai berkembang dengan pembangunan sekolah dan rumah sakit. Kemudian, mulai dibangun sektor bisnis seperti pertokoan atau mall, pusat olahraga, hingga wisata dengan biaya triliunan. Karena potensi ekonomi yang luar biasa di Solo Baru, pemerintah Kabupaten Sukoharjo juga mulai membangun infrastruktur yang memadai, khususnya jalan raya agar aksesnya mudah.

baca juga

Pembangunan tersebut mendorong kemampuan masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya yang berubah, yang dikenal sebagai adaptasi masyarakat terhadap perubahan.

Pengembangan Solo Baru menunjukkan bahwa pembangunan yang direncanakan dan bekerja sama dengan baik dapat mengubah area yang biasa, menjadi pusat ekonomi maju tanpa mengorbankan budaya lokal.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KT
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.