laron dari terbang di udara menuju piring makan ini fakta yang bikin kamu gagal paham - News | Good News From Indonesia 2025

Laron, dari Terbang di Udara menuju Piring Makan! Ini Fakta yang Bikin Kamu Gagal Paham

Laron, dari Terbang di Udara menuju Piring Makan! Ini Fakta yang Bikin Kamu Gagal Paham
images info

Laron, dari Terbang di Udara menuju Piring Makan! Ini Fakta yang Bikin Kamu Gagal Paham


Kawan GNFI pernahkah anda melihat laron sehabis hujan yang terbang berkelompok memutari cahaya lampu? Lalu apakah kawan pernah bertanya apa itu laron? Mengapa ia menyukai sumber cahaya? 

Artikel ini akan memberikan informasi terkait fakta unik tentang laron mulai dari siklus hidup hingga laron sebagai sumber pangan

1. Laron Hanya Terbang Keluar setelah Hujan

Laron atau bahasa lainnya Termites (Alate) sebenarnya adalah rayap yang sudah bertransformasi menjadi rayap reproduksi. Umumnya laron akan keluar terbang setelah hujan, tentu saja ini ada alasannya.

Menurut berbagai sumber, laron hanya keluar setelah hujan karena pengaruh cuaca yang hangat untuk mencari pasangan berkembang biak. Tidak hanya itu saja, hujan memaksa mereka untuk keluar dari sarang karena kondisi yang basah dan lembab. Selain itu karena bagian tubuh laron yang tipis akan menjadi makanan bagi predator jika ia keluar pada siang hari.

baca juga

2. Perkawinan di Udara

Perkawinan di udara atau Nuptual Flight merupakan cara laron untuk berkembang biak. Ia akan terbang di udara mencari pasangan untuk melakukan perkawinan. Umumnya ratu laron dan jantan akan berpencar dahulu untuk memastikan kawin silang. Kemudian disusul oleh ratu yang menegeluarkan zat kimia untuk “Feromon” untuk menarik jantan. 

3. Laron Melepaskan Sayap

Laron melepaskan sayapnya merupakan proses lanjutan dari perkawinan udara. Setelah laron berhasil kawin, peran jantan selesai. Ratu dengan cepat melepaskan sayap mereka untuk mencari lokasi yang cocok untuk bersarang dan membangun kelompok baru. Ini yang menyebabkan Kawan sering melihat sayap laron di jalan atau halaman rumah.

4. Laron sebagai Sumber Pangan

Pernahkah Kawan berpikir untuk menjadikan laron sebagai sumber pangan? Nah, dulunya masyarakat Jawa menggunakan laron sebagai salah bahan pangannya. Hal ini ditulis dalam buku Kuliner Jawa dalam Serat Centhini. Kebiasaan tersebut berlangsung di beberapa tempat di Indonesia hingga sekarang.

Menurut jurnal yang ditulis oleh Yuni Nuraeni dan Illa Anggraeni, umumnya masyarakat yang menggunakan laron sebagai salah satu sumber panggan melakukan cara pengolahannya dengan digoreng atau dijadikan rempeyek.

Tidak hanya itu saja, laron juga dipercaya kaya akan kandungan gizi yang baik bagi manusia. Menurut penelitian tersebut, laron memiliki protein hingga 68 persen pada tingkat pertumbuhan kepompong dan larva.

Sedangkan pada tingkat dewasa, per 100 gram laron memiliki kandungan protein hingga 28 persen. Kandungan gizi ini sebanding dengan kandungan protein beberapa ikan, contohnya ikan lele yang memiliki kandungan protein hingga 28 persen.

Di beberapa daerah indonesia, laron dijadikan sebagai sumber pangan alternatif. Contoh saja di Jawa Tengah. Di sana laron diolah menjadi rempeyek yang nikmat dan gurih. Di Jawa Timur, tepatnya Madiun juga menggunakan olahan laron sebagai bahan pangan alternatif. Pengolahannya pun hampur sama dengan yang di Jawa Tengah, yaitu digoreng dan juga dijadikan rempeyek.

baca juga

Laron ditangkap dengan sederhana, menggunakan ember atau baskon yang berisi air yang diletakkan di bawah sumber cahaya. karena laron menyukai sumber cahaya, mereka akan mendekat dan terperangkan dalam baskom yang sudah disediakan. Biasanya kegiatan ini dilakukan saat malam hari sehabis hujan tiba, karena hanya saat itu laron terbang keluar.

Nah, apakah Kawan GNFI tertarik untuk menjadikan laron sebagai sumber pangan alternatif?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

TR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.