hiu lentera predator kerdil yang bisa menyala di perairan laut dalam - News | Good News From Indonesia 2025

Hiu Lentera, Predator Kerdil yang Bisa Menyala di Perairan Laut Dalam

Hiu Lentera, Predator Kerdil yang Bisa Menyala di Perairan Laut Dalam
images info

Hiu Lentera, Predator Kerdil yang Bisa Menyala di Perairan Laut Dalam


Di tengah perairan laut dalam, terdapat salah satu spesies unik yang bisa menyala. Ialah hiu lentera kerdil (Etmopterus perryi). Hiu lentera kerdil diklasifikasikan ke dalam keluarga (famili) Etmopteridae. Famili inilah yang menaungi berbagai jenis "lanternshark" atau hiu lentera. 

Nama ilmiahnya diberikan untuk menghormati Seymour Perry, seorang ilmuwan terkemuka dari Badan Oseanografi dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA). Sebagai makhluk laut dalam yang sangat tersembunyi, hiu ini tidak memiliki nama lokal yang umum di Indonesia, karena jarang sekali terlihat atau tertangkap oleh nelayan tradisional.

Ciri fisik hiu lentera kerdil dikenal dengan panjang maksimumnya hanya mencapai sekitar 21 sentimeter—betina biasanya sedikit lebih besar daripada jantan. Tubuhnya ramping dan memanjang, khas hiu laut dalam, dengan mata berwarna hijau besar yang beradaptasi untuk menangkap cahaya samar-samar di kegelapan. 

Kulitnya berwarna coklat tua hingga kehitaman, dilapisi oleh dentikel dermal (semacam sisik placoid) yang memberinya tekstur kasar. Namun, keunikan sejatinya terletak pada pola fotofor atau organ penghasil cahaya yang tersebar di bagian ventral (perut) dan samping tubuhnya. Pola ini seperti sidik jari yang khas untuk spesiesnya.

Kehidupan Hiu Lentera Kerdil di Laut Dalam

Perilaku hiu lentera kerdil masih menjadi misteri karena tantangan untuk mengamatinya di habitat aslinya. Namun, para ilmuwan berbagai institusi dalam negeri maupun internasional telah mempelajarinya dari spesimen yang tertangkap jaring riset. 

Sebagai predator, hiu ini diperkirakan berburu mangsa yang juga berukuran kecil, seperti udang-udangan (krill), copepoda, dan ikan kecil pelagis lainnya. Mulutnya yang dilengkapi dengan gigi-gigi kecil dan tajam tersusun dalam barisan yang banyak, dirancang untuk mencengkeram dan melahap mangsa yang gesit.

Apa yang membedakannya dari hiu pada umumnya? Selain ukurannya yang mini, adalah kemampuannya untuk bioluminesensi. Sementara hiu perairan dangkal seperti hiu macan atau hiu martil mengandalkan kecepatan dan kekuatan gigitan, hiu lentera kerdil mengandalkan "siluman" dan cahaya untuk bertahan hidup. 

baca juga

Rahasia Tubuh Hiu Lentera Kerdil Bisa Menyala

Fenomena tubuh hiu lentera kerdil bisa menyala disebut bioluminesensi, yaitu kemampuan organisme untuk menghasilkan dan memancarkan cahaya melalui reaksi kimia. Cahaya pada Hiu Lentera Kerdil dihasilkan oleh organ kecil bernama fotofor yang tersebar di seluruh bagian bawah tubuhnya. 

Di dalam fotofor ini, terdapat sel-sel penghasil cahaya yang mengandung dua unsur utama, yakni enzim yang disebut luciferase dan substrat bernama luciferin. Ketika luciferin bereaksi dengan oksigen yang dibawa oleh darah, dan reaksi ini dikatalisasi oleh enzim luciferase, terciptalah energi dalam bentuk cahaya. 

Cahaya biru-hijau yang dihasilkan merupakan warna yang dapat menempuh jarak paling jauh di dalam air laut. Fungsi dari cahaya ini beragam. Teori yang paling kuat adalah sebagai penyamaran (counter-illumination). 

Dengan memancarkan cahaya dari perutnya, siluet hiu ini menjadi "menghilang" ketika dilihat oleh pemangsa dari bawah yang memandangnya terhadap cahaya permukaan yang samar-samar. Dengan kata lain, ia menyamarkan dirinya dengan cahaya. Fungsi lain diduga untuk komunikasi dengan sesama spesies, menarik pasangan, atau bahkan memancing mangsa.

Apakah hiu lentera kerdil ada di Indonesia?

Hiu Lentera Kerdil adalah penghuni setia zona batial, pada kedalaman antara 200 hingga 500 meter, meskipun ada catatan yang menyebutkan mereka dapat hidup hingga kedalaman 1.000 meter. Habitatnya berada di perairan tropis, khususnya di lereng landas benua. 

Spesies ini pertama kali dideskripsikan dari perairan Karibia, lepas pantai Kolombia. Namun, penyebarannya diperkirakan lebih luas. Indonesia yang memiliki topografi laut dalam yang kompleks, merupakan rumah yang potensial bagi banyak spesies hiu lentera. 

Sementara laporan spesifik tentang E. perryi masih terbatas, beberapa spesies lain dari genus Etmopterus telah ditemukan dan dilaporkan oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam perairan Indonesia. Kekayaan biodiversitas laut dalam Indonesia masih banyak yang belum tereksplorasi, dan sangat mungkin bahwa hiu lentera hidup di sana.

baca juga

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.