diskriminasi gender dan disabilitas di indonesia belajar dari kaltim dan penyelesaiannya - News | Good News From Indonesia 2025

Diskriminasi Gender dan Disabilitas di Indonesia, Belajar dari Kaltim dan Penyelesaiannya

Diskriminasi Gender dan Disabilitas di Indonesia, Belajar dari Kaltim dan Penyelesaiannya
images info

Diskriminasi Gender dan Disabilitas di Indonesia, Belajar dari Kaltim dan Penyelesaiannya


Kawan GNFI, masihkah kalian sadar bahwa pada masa modern ini diskriminasi terhadap gender dan disabilitas masih sering ditemukan? Fenomena ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah budaya patriarki yang sudah sangat mengakar dalam masyarakat Indonesia.

Patriarki merupakan suatu sistem yang menempatkan laki-laki sebagai pihak yang lebih berkuasa, baik dalam bidang politik maupun dalam kepemilikan properti. Akibatnya, lahirlah norma-norma sosial yang memandang perempuan lebih rendah dibanding laki-laki, sehingga membatasi akses mereka terhadap pendidikan dan kesempatan kerja.

Di tengah masyarakat yang majemuk seperti Indonesia, persoalan ini harus dilihat dari kacamata kebhinekaan dan kemanusiaan.

Diskriminasi Gender dan Disabilitas di Kaltim dan Penyelesaiannya

Kawan GNFI sebagai contoh nyata, budaya patriarki ini juga masih sangat melekat di Indonesia dan memerlukan penyelesaian bersama, contohnya di Provinsi Kaltim.

Dalam Kalimantan Timur kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak meningkat dari 946 pada tahun 2022 menjadi 1108 pada tahun 2023.

baca juga

Untuk mendukung penyelesaian masalah patriarki ini akhirnya dibentuklah organisasi sosial seperti Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DKP3A) yang memiliki tugas untuk melindungi anak dan perempuan serta mematahkan budaya patriarki dengan perumusan kebijakan dan pelaksanaan program mengenai kesetaraan perempuan dan laki-laki.

Selain diskriminasi terhadap perempuan, Kalimantan Timur juga masih menghadapi tantangan dalam memberikan perlakuan yang layak kepada penyandang disabilitas. Sebuah sumber dari RRI.co.id menceritakan pengalaman seorang perempuan disabilitas pendengaran dari Samarinda yang bernama Ayesha.

Ia sejak kecil terbiasa mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari lingkungannya.Padahal, pemerintah telah menetapkan aturan yang jelas. Sebagai contoh Peraturan Daerah Kalimantan Timur Nomor 1 2018 tentang perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas.

Ada juga Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 mengenai pemenuhan hak-hak disabilitas, termasuk akses kerja yang seharusnya disediakan kuota kerja khusus untuk penyandang disabilitas dan melengkapi fasilitas disabilitas di Kalimantan Timur.

Kondisi semakin berat, terutama bagi perempuan yang memiliki disabilitas. Sebab, mereka harus menghadapi diskriminasi ganda yang meliputi diskriminasi gender dan disabilitas. Sehingga hal ini, menyebabkan perempuan dengan disabilitas mempunyai status yang sangat rendah dibanding kelompok lainnya.

Kawan GNFI dari berbagai permasalahan tersebut, kita dapat melihat bahwa meskipun kondisi dunia dan informasi sudah semakin maju, isu mendasar seperti diskriminasi gender dan disabilitas masih menjadi masalah besar dan marak terjadi.

Hal ini harus segera diselesaikan dengan peningkatan kesadaran total masyarakat tentang pentingnya menghargai kaum marginal.

baca juga

Dengan demikian, mereka tidak merasa tersingkirkan dari lingkungan sosial yang ada. Ada pula peran pemerintah yang harus bertindak secara aktif dalam menyelesaikan permasalahan agar peristiwa diskriminasi terhadap kaum marginal tidak terulang lagi.

Diskriminasi Gender dari Kacamata Konteks Kebhinekaan Indonesia

Dalam kebhinekaan Indonesia, perbedaan gender, kemampuan fisik, maupun latar budaya seharusnya menjadi kekuatan kita untuk bersatu, bukan sumber perpecahan.

Kebhinekaan sangat penting karena menumbuhkan sikap saling menghargai dan empati antarindividu, yang menjadi dasar persatuan bangsa. Menurut Kemendikbud, kebhinekaan berfungsi untuk memperkuat solidaritas sosial serta mendorong kolaborasi antarwarga dalam menghadapi ketidakadilan.

Dengan demikian, menghargai keberagaman berarti juga memperjuangkan kesetaraan gender dan hak disabilitas sebagai bagian dari nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.

baca juga

Oleh karena itu, dibutuhkan langkah nyata untuk menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki peran besar dalam budaya, ekonomi, dan kreativitas. Sehingga melalui ini, dapat menghapus pandangan bahwa perempuan dan kaum disabilitas sangat terbatas dan dapat berpartisipasi aktif hingga berdampak dalam lingkungan sosial. Contohnya Putri Ariani sebagai finalis American's Got Talent, Putri Santoso sebagai Co-Founder Kopi Tuli, dan perempuan inspiratif lainnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

PT
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.