Di perkotaan, ketersediaan lahan kosong terus menipis seiring berjalannya waktu. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, beberapa di antaranya adalah masifnya pengerjaan proyek pemerintah, seperti jalan tol, tempat fasilitas umum, hingga maraknya pembangunan perumahan.
Namun, tidak bisa dipungkiri juga bahwa di perkotaan pun masih terdapat beberapa lahan kosong yang terbengkalai, yang mana sebenarnya lahan tersebut bisa digunakan untuk kegiatan produktivitas, salah satunya adalah pertanian perkotaan.
konsep pertanian perkotaan inilah yang membuat Vania Febriyantie menggagas komunitas Seni Tani.
Apa itu Seni Tani dan siapakah Vania Febriyantie? Yuk, Simak kisah lengkapnya di bawah ini, ya Kawan!
Cerita Inspiratif Di balik Berdirinya Komunitas Seni Tani
Dalam wawancaranya dengan Radio Idola Semarang, Vania Febriyantie yang merupakan penggagas dari Seni Tani membagikan kisahnya bagaimana komunitas ini lahir.
“Sebetulnya kan kami inisiasi ini tuh di tahun 2020, pada saat pandemi lagi marak-maraknya di kota bandung gitu kan. Memang basic aku tuh apa ya pernah dulu jadi kepala kebun di satu yayasan, jadi memang sangat penasaran banget nih sama dunia pertanian gitu mbak,” ujarnya.
“Nah melihat, aku kan tinggalnya tuh di bandung di kotanya ya kalau di yayasan aku di kabupatennya. Nah, di bandung kotanya aku tinggal di daerah arcamanik. Di daerah arcamanik itu banyak banget daerah yang terbengkalai gitu lho mbak, jadi lahan tidur, banyak alang-alang, kadang-kadang ya orang-orang gak ngeliat itu sebagai satu hal yang potensial, jadi banyak yang buah sampah, akhirnya estetika juga tidak diperhatikan gitu,” jelas Vania
“Lalu, pada saat pandemi kemarin tuh lagi marak-maraknya distribusi makanan lagi di stop dari jawa ya, kita kebingungan terus ada yang panic buying gitu beli di supermarket sampai ngeborong gitu kan. Kami mikir ini kayaknya kita bisa deh ciptain satu akses pangan lokal yang kita produksi sendiri terus kita juga distribusi ke warga sekitar,” tambahnya
“Nah, ini inisiasi sama temen-temen komunitas juga. Jadi temen-temen komunitas pun juga ada yang hobi berkebun, ada yang concern sama lingkungan jadi kita bareng-bareng inisiasi untuk ngolah lahan tidur tersebut untuk jadi kebun pangan. singkatnya begitu,” demikian kata Vania.
Dalam wawancara tersebut, Vania juga menceritakan bahwa komunitas Seni Tani bermula dari orang-orang yang berasal dari komunitas 1000 kebun dan Vania sendiri pun berasal dari komunitas tersebut.
Vania juga menambahkan bahwa komunitas 1000 kebun ini merupakan wadah bagi orang-orang yang memiliki interest, hobi dan kepedulian yang sama mengenai bidang pertanian.
Selain itu, orang-orang yang ada dalam komunitas ini pun berasal dari kalangan yang memiliki background di bidang pertanian. Lalu, dari situ terbentuklah komunitas Seni Tani ini.
Nama Seni Tani itu sendiri berasal dari buatan teman Vania. “Kenapa Seni Tani itu tuh sebenarnya buatan temenku tapi aku suka sama kata-katanya karena sangat berfilosofis ya. Maksudnya seni tani tuh ya kalau seni kan dimana-mana orang punya caranya masing-masing buat bertani. tapi terlepas dari prinsip yang ada. kami berprinsip bahwa bertani itu tidak boleh mencemari dan harus terintegrasi satu sama lain,” jelas Vania.
Ada Kegiatan Apa Saja sih di Seni Tani?
Seni tani tidak hanya mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan tidur menjadi kebun pangan yang produktif, tapi juga menyediakan ragam aktivitas yang seru dan edukatif. Tujuannya adalah mengembangkan pertanian yang berkelanjutan, mendorong kemandirian pangan lokal, serta membagikan manfaatnya kepada lingkungan sekitar. Lantas, apa saja aktivitasnya?
1. Community-Supported Agriculture (CSA) atau Tani Sauyunan
Melansir dari laman senitani.org, Tani Sauyunan ini merupakan sebuah sistem yang menghubungkan petani dan konsumen langsung tanpa adanya perantara. Di sini anggota yang bergabung akan mendapatkan sumber pangan yang dekat, transparan, dan terpercaya.
2. Kebun Komunal
Kebun komunal adalah kegiatan rutin bagi para anggota CSA Tani Sauyunan dan warga sekitar yang dilakukan rutin setiap bulannya. Di sini mereka semua berkumpul untuk mengolah lahan kebun bersama di area kebun Seni Tani.
3. Kelas Berkebun
Di kegiatan kelas berkebun ini, baik para anggota atau warga sekitar bisa mengikuti kelas dan workshop interaktif mengenai pertanian organik, keberlanjutan, dan kemandirian pangan untuk berbagai kalangan.
Seni Tani: Menumbuhkan Harapan dan Melahirkan Pencapaian
Mengutip dari greennetwork.id, dalam wawancaranya dengan Vania Febriyantie, penggagas Seni Tani melalui Zoom pada 14 Desember 2022. Menjelaskan bahwa hingga saat ini Seni Tani telah melahirkan tujuh petani muda kota yang bekerja keras untuk menghasilkan sayuran yang sehat bagi masyarakat. Tidak hanya itu, Seni Tani juga berhasil menghasilkan 303.843 Kg sayuran hijau dengan lahan 1.500 meter persegi.
Lalu, hasil dari sayuran sehat tersebut didistribusikan ke beberapa mitra Seni Tani dan utamanya untuk para anggota CSA Tani Sauyunan, dengan jumlah rata-rata anggota 20 orang per bulan.
Tak sampai di situ, Seni Tani juga memproduksi kompos sendiri agar bisa memanfaatkan sampah-sampah di lingkungan sekitarnya. Mereka juga sukses menghasilkan 2.268 Kg kompos dan membantu kedai-kedai kopi di lingkungan sekitar untuk memanfaatkan 560 Kg ampas kopinya sebagai salah satu bahan pembuatan kompos.
Vania Febriyantie: Inovasinya Membuahkan Prestasi yang Membanggakan
Inovasi dan ide kreatifnya dalam membangun Seni Tani, mengantarkan Vania Febriyantie sebagai penerima penghargaan SATU Indonesia Award untuk kategori lingkungan pada tahun 2021.
Dengan adanya penghargaan tersebut, bisa menjadi bukti nyata bahwa upaya dalam memajukan dan mendorong kemandirian pangan lokal diakui secara nasional dan layak untuk mendapatkan dukungan lebih dari berbagai pihak.
Semangat berkarya terus untuk pemuda Indonesia!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News