Semboyan Gold, Glory, dan Gospel (3G) menjadi landasan utama ekspansi bangsa-bangsa Eropa pada masa penjelajahan samudra. Ketiganya mencerminkan motivasi ekonomi, kekuasaan, dan keagamaan yang mendorong mereka menjelajahi wilayah baru.
Pencarian kekayaan (Gold) memacu hasrat untuk menguasai sumber daya alam dan jalur perdagangan, kejayaan (Glory) melambangkan ambisi untuk memperluas kekuasaan dan pengaruh politik, sementara penyebaran agama (Gospel) menjadi pembenaran moral bagi misi kolonial mereka. Dari semangat inilah lahir era kolonialisme yang mengubah peta dunia dan membentuk hubungan antara Eropa dan berbagai bangsa di Asia, Afrika, hingga Amerika.
Sejarah Semboyan 3G
Semboyan 3G tak muncul begitu saja, melainkan berakar dari dinamika politik dan agama Eropa pada akhir abad ke-15. Pada 7 Juni 1494, Portugis dan Spanyol menandatangani Perjanjian Tordesillas, sebuah kesepakatan untuk membagi dunia menjadi dua wilayah pengaruh.
Melalui perjanjian ini, Portugis mendapat hak atas wilayah di sebelah timur, sementara Spanyol menguasai bagian barat, sesuai perhitungan garis bujur yang telah ditetapkan. Kesepakatan tersebut tidak lepas dari campur tangan Paus Alexander VI dari Vatikan, yang berupaya menengahi persaingan dua kerajaan Katolik paling kuat di Eropa saat itu.
Sebagai pemimpin spiritual umat Katolik, Paus kemudian memperkuat legitimasi ekspansi tersebut dengan menanamkan semangat Gold, Glory, dan Gospel sebagai dasar ideologis penjelajahan. Prinsip ini menggambarkan tiga motivasi utama bangsa Eropa yaitu mencari kekayaan dari sumber daya alam dunia baru (Gold), memperluas kejayaan dan kekuasaan kerajaan (Glory), serta menyebarkan ajaran agama Kristen (Gospel).
Berbekal semangat itu, bangsa Portugis dan Spanyol memulai ekspedisi besar-besaran yang menjangkau hampir seluruh penjuru dunia, termasuk Kepulauan Nusantara. Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang tiba di wilayah ini pada awal abad ke-16, disusul oleh Spanyol yang sempat bersaing memperebutkan pengaruh.
Namun, setelah disepakatinya Perjanjian Zaragoza pada 22 April 1529, Spanyol akhirnya mundur dan meninggalkan Portugis sebagai penguasa utama di kawasan timur. Dari sinilah, semboyan 3G menjadi simbol ambisi dan justifikasi bagi bangsa Eropa dalam menguasai dunia.
Arti dan Makna Gold, Glory dan Gospel
Arti dan Makna Gold
Istilah Gold dalam semboyan 3G bukan hanya merujuk pada emas secara harfiah, tapi juga mencakup segala bentuk kekayaan termasuk sumber daya alam. Istilah ini melambangkan dorongan ekonomi yang menjadi salah satu motivasi utama bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra.
Pada masa itu, Eropa tengah menghadapi keterbatasan sumber daya dan jalur perdagangan yang dikuasai bangsa lain, terutama dalam perdagangan rempah-rempah yang bernilai tinggi. Karena itu, para penjelajah seperti dari Portugis dan Spanyol berlayar untuk menemukan rute baru menuju Asia dan wilayah-wilayah kaya sumber daya.
Tujuan mereka adalah menguasai perdagangan, menemukan logam mulia, serta memperluas pasar dan koloni yang bisa menghasilkan keuntungan besar bagi negaranya. Jadi, kata “Gold” mencerminkan nafsu akan kekayaan dan keuntungan ekonomi yang menjadi pendorong utama di balik ekspansi dan kolonialisme bangsa Eropa.
Arti dan Makna Glory
Istilah Glory dalam semboyan 3G mencerminkan ambisi bangsa Eropa untuk meraih kejayaan, kekuasaan, dan kehormatan. Pada masa penjelajahan samudra, setiap kerajaan berlomba-lomba menunjukkan superioritasnya dengan menaklukkan wilayah baru dan memperluas pengaruh politiknya di berbagai belahan dunia. Bagi para raja dan bangsawan, keberhasilan menemukan atau menguasai daerah baru dianggap sebagai simbol kebesaran dan kejayaan bangsa, sekaligus meningkatkan reputasi di mata negara lain di Eropa.
Semangat “Glory” juga menyangkut kebanggaan nasional dan nama besar pribadi para penjelajah. Tokoh seperti Vasco da Gama, Ferdinand Magellan, dan Christopher Columbus menjadi sosok yang dielu-elukan karena membawa kebanggaan bagi negaranya.
Arti dan Makna Gospel
Gospel dalam semboyan 3G melambangkan misi keagamaan bangsa Eropa, khususnya untuk menyebarkan ajaran Kristen ke wilayah-wilayah baru yang mereka temukan. Kata “Gospel” sendiri berarti Injil atau kabar baik, dan menjadi simbol dari semangat penyebaran iman Katolik yang dianggap sebagai tugas suci oleh para penjelajah dan pihak gereja.
Pada masa itu, Gereja Katolik memiliki pengaruh besar dalam kehidupan politik dan sosial Eropa, sehingga ekspedisi penjelajahan tidak hanya dimotivasi oleh kekayaan dan kekuasaan, tetapi juga oleh keyakinan bahwa mereka memiliki tanggung jawab moral untuk “menerangi” bangsa-bangsa yang dianggap belum mengenal agama Kristen. Para misionaris kerap menyertai ekspedisi untuk mendirikan gereja, mengajarkan doktrin agama, dan membaptis penduduk setempat di wilayah jajahan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News