kenapa kucing bisa jadi terapi emosi bagi banyak orang - News | Good News From Indonesia 2025

Mengapa Kucing Bisa jadi Terapi Emosi bagi Banyak Orang?

Mengapa Kucing Bisa jadi Terapi Emosi bagi Banyak Orang?
images info

Mengapa Kucing Bisa jadi Terapi Emosi bagi Banyak Orang?


Bagi banyak orang, kucing bukan sekadar hewan peliharaan, melainkan teman setia yang mampu menenangkan hati. Mungkin Kawan GNFI juga termasuk di antara mereka. Di mana merasa lebih damai saat mendengar dengkuran lembut kucing atau melihat tingkah lucunya yang menggemaskan.

Namun, tahukah Kawan GNFI bahwa manfaat kucing bagi kesehatan mental bukan hanya perasaan semata, tetapi juga telah dibuktikan secara ilmiah?

Efek Positif Kucing terhadap Kesehatan Mental

Menurut ScientificAmerican (2019), suara purring atau dengkuran kucing memiliki frekuensi antara 25–150 Hz. Frekuensi ini dapat menstimulasi hormon endorfin pada manusia, yaitu hormon yang membuat kita merasa bahagia dan rileks.

baca juga

Bahkan, suara lembut itu juga dapat membantu menurunkan tekanan darah serta mempercepat proses pemulihan tubuh. Kehadiran kucing yang lembut dan tidak menghakimi memberikan rasa aman dan menenangkan bagi banyak orang yang kesulitan mengekspresikan emosi.

Teman Setia di saat Sepi

Bagi Kawan GNFI yang tinggal sendiri, kucing bisa menjadi teman luar biasa. Mereka memang tidak bisa berbicara, tetapi ekspresi wajah dan gerak tubuhnya mampu menyampaikan perhatian dan kasih sayang dengan cara yang unik.

Bayangkan, setelah hari yang melelahkan kucing menyambut Kawan GNFI dengan gesekan lembut di kaki. Rasanya seperti energi positif yang menenangkan.

Di Indonesia sendiri, sudah banyak komunitas pecinta kucing yang aktif dalam kegiatan sosial, seperti adopsi kucing jalanan, edukasi perawatan, hingga kampanye anti-penelantaran hewan.

Dari sini terlihat bahwa hubungan manusia dan kucing bukan hanya sekadar pemilik dan peliharaan, tetapi juga bentuk kasih antar makhluk hidup.

Kucing dan Kebahagiaan Sederhana

Hidup sering kali penuh tekanan. Namun, kucing mengajarkan Kawan GNFI satu hal sederhana, bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari hal besar. Melihat kucing berlari mengejar bayangan, tidur di kardus, atau memandangi hujan dari jendela bisa menjadi momen kecil yang menghangatkan hati.

Dari mereka kita belajar untuk menikmati waktu, beristirahat dengan tenang, dan menghargai hal-hal sederhana di sekitar kita. Kucing juga membawa dampak sosial positif.

Banyak pemilik yang akhirnya bergabung dengan komunitas pencinta kucing, melakukan kegiatan sosial bersama, hingga saling membantu dalam merawat hewan-hewan terlantar. Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan antarmanusia. Namun, juga menumbuhkan semangat solidaritas dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.

Belajar Tanggung Jawab dan Empati

Merawat kucing bukan hanya tentang memberi makan, mendapatkan teman, tetapi juga tentang belajar tanggung jawab dan empati. Kawan GNFI harus memastikan kebersihan, memberi makan tepat waktu, dan membawa kucing ke dokter hewan secara rutin.

Kebiasaan ini melatih kesabaran serta kepedulian, dan nilai itu bisa terbawa dalam kehidupan sosial. Bahkan, banyak orang mengaku bahwa kehadiran kucing membuat mereka lebih peka terhadap perasaan makhluk lain.

baca juga

Kucing memang tidak bisa menyelesaikansemua masalah. Namun, kehadirannya sering kali cukup untuk membuat hari terasa lebih ringan. Lewat dengkuran halus, tatapan polos, dan kehangatan tubuhnya, kucing mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati bisa datang dari hal-hal sederhana.

Jadi, jika Kawan GNFI memiliki kucing di rumah, sempatkanlah waktu untuk memeluk atau bermain dengannya hari ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ND
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.