hay hijauan kering bernutrisi tinggi untuk pakan ternak - News | Good News From Indonesia 2025

Hay: Hijauan Kering Bernutrisi Tinggi untuk Pakan Ternak, Bukan Cuma buat Kelinci

Hay: Hijauan Kering Bernutrisi Tinggi untuk Pakan Ternak, Bukan Cuma buat Kelinci
images info

Hay: Hijauan Kering Bernutrisi Tinggi untuk Pakan Ternak, Bukan Cuma buat Kelinci


Bagi pencinta kelinci, istilah hay tentu sudah tidak asing. Di banyak komunitas hobi, hay dianggap pakan utama yang membuat kelinci sehat dan bulunya mengilap. Namun nyatanya, hay bukan hanya untuk hewan mungil itu.

Dalam dunia peternakan besar, dari sapi hingga kuda, hay juga memegang peran vital sebagai cadangan pakan bernilai tinggi, terutama saat musim kemarau atau saat hijauan segar sulit ditemukan.

Tak hanya itu, hay bukan sekadar rumput yang dikeringkan. Ia adalah hasil dari proses ilmiah yang mempertahankan nilai gizi tanaman dengan cara alami: menurunkan kadar air, menghentikan pembusukan, dan menjaga kandungan nutrisinya tetap maksimal. Bisa dibilang, hay adalah “bank hijauan” bagi peternak.

Apa Itu Hay?

Secara definisi, hay adalah tanaman hijauan, biasanya rumput atau yang dipotong ketika kadar nutrisinya mencapai puncak, kemudian dikeringkan mencapai kadar air tertentu. Tujuannya sederhana: agar pakan bisa disimpan lama tanpa membusuk.

Banyak orang sering menyamakan hay dengan jerami. Padahal, keduanya jelas berbeda.

Dikutip dari AZ Animals, hay dibuat dari hijauan yang sengaja dikeringkan saat masih hijau dan bernutrisi tinggi sehingga cocok sebagai pakan ternak. Sementara itu, jerami berasal dari sisa panen padi, gandum, dan limbah pertanian lainnya setelah bijinya dipanen dengan warna khas kuning dan gizinya jauh lebih sedikit.

baca juga

Proses Pembuatan Hay

Pemanenan hijauan untuk dijadikan hay
info gambar

Pemanenan hijauan untuk dijadikan hay | Foto: Pixabay/sabinevanerp


Pembuatan hay dimulai dari pemotongan tanaman pada waktu yang tepat, biasanya saat tanaman mulai berbunga hingga berbunga penuh. Pada fase ini, kadar protein tanaman masih tinggi, kadar serat kasar rendah, dan kecernaan optimal.

Setelah itu, tanaman dikeringkan untuk menurunkan kadar airnya dari sekitar 75–80% menjadi 10-20% saja. Proses ini bertujuan agar aktivitas mikroorganisme pembusuk berhenti sehingga lebih tahan lama.

Metode Pengeringan

1. Pengeringan dengan Sinar Matahari

Ada dua teknik yang sering digunakan:

  • Metode windrow: tanaman dipotong, lalu ditumpuk secara teratur di atas tanah. Metode ini cocok untuk daerah yang bulan basahnya banyak karena tumpukan vertikal melindungi tanaman dari kelembapan berlebih.
  • Metode swath: tanaman yang sudah dipotong dibiarkan berserakan di atas tanah. Metode ini cocok di daerah kering karena lapisan tanaman lebih tipis dan cepat kering.
pengeringan metode swath
info gambar

Pengeringan metode swath | Foto: Pixabay/congerdesign


Untuk tanaman berdaun kecil, seperti leguminosa, pengeringan penuh dengan cara swath bisa membuat daun keriput dan rontok. Karena itu, biasanya digunakan metode gabungan: tanaman dibiarkan berserakan di bawah matahari, kemudian dikumpulkan agar tidak terlalu kering.

2. Pengeringan Buatan (Dehydrated Hay)

Metode pengeringan yang satu ini umumnya diterapkan di negara empat musim atau wilayah dengan curah hujan tinggi. Proses melibatkan tanaman untuk dikeringkan di ruangan khusus menggunakan pemanas listrik, gas, atau uap panas.

Kelebihan metode ini meliputi waktu pengeringan yang bisa diatur, hasil seragam, dan warna hijau tanaman tetap terjaga. Sebaliknya, kekurangannya berupa biaya produksi yang lebih mahal.

Ciri-Ciri Hay yang Berkualitas

Menurut Karyono et al. (2024), kualitas hay bisa dinilai dari beberapa aspek berikut:

1. Warna dan Tekstur

Hay yang berkualitas memiliki warna hijau kekuningan yang menandakan bahwa proses pengeringannya tepat dan tidak terlalu lama di bawah sinar matahari. Teksturnya kering, tetapi masih lentur dan tidak mudah patah.

2. Bentuk Fisik dan Aroma

Daun hay berkualitas wajib masih utuh dan menempel pada batang, menandakan sedikit kehilangan nutrisi selama pengeringan. Hay yang baik juga memiliki aroma segar agak manis, seperti rumput kering alami, bukan bau apek atau jamur.

3. Kebersihan dan Bebas Kontaminan

Hay berkualitas harus bebas dari jamur, debu, ranting, atau gulma. Kebersihan ini penting agar tidak menurunkan kandungan nutrisi dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan pada ternak.

Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hay

Kualitas hay menentukan seberapa baik ternak memperoleh nutrisi penting untuk tumbuh dan berproduksi. Faktor utamanya meliputi waktu panen, cara pengeringan dan penyimpanan, serta kontaminan dan aditif yang mungkin terkandung di dalamnya.

1. Waktu Panen

Waktu panen sangat menentukan kadar protein, serat, dan energi. Rumput seperti timothy dan fescue sebaiknya dipanen sebelum berbunga, sedangkan alfalfa idealnya saat awal berbunga agar kandungan protein dan kalsium tetap tinggi. Panen terlambat memang meningkatkan serat, tetapi menurunkan daya cerna.

2. Pengeringan dan Penyimpanan

Hay perlu dikeringkan secepatnya setelah panen agar tidak berjamur dan kehilangan nutrisi. Penyimpanan harus di tempat kering dan berventilasi baik, atau dibungkus plastik kedap udara untuk menjaga kesegaran dan mencegah kerusakan akibat kelembapan.

3. Kontaminan dan Aditif

Debu, tanah, jamur, dan kapang dapat menurunkan kualitas dan membahayakan kesehatan ternak. Beberapa petani menambahkan pengawet kimia untuk mencegah pembusukan, tetapi penggunaannya harus hati-hati agar tidak menimbulkan efek toksik.

Hay bukan sekadar rumput kering yang dijemur di bawah matahari. Ia adalah hasil ilmu, perencanaan, dan ketelitian, dari pemilihan waktu panen, teknik pengeringan, hingga cara penyimpanan.

Bagi peternak, hay adalah bentuk antisipasi terhadap musim paceklik; bagi hewan ternak, hay adalah sumber energi dan protein berkualitas; dan bagi kita semua, hay mengingatkan bahwa di balik seikat hijauan kering, tersimpan cerita tentang kecerdikan manusia dalam menjaga keberlanjutan pangan dan kehidupan hewan.

baca juga

Referensi:

  • AZ Animals. Straw vs. Hay: What Is the Difference and Best Uses of Each. https://a-z-animals.com/blog/straw-vs-hay-what-is-the-difference-and-best-uses-of-each/.
  • Agropustaka. Memanfaatkan Hay untuk Pakan Ternak Ruminansia. https://www.agropustaka.id/pemikiran/memanfaatkan-hay-untuk-pakan-ternak-ruminansia/.
  • iBridge Capital. https://ibridgecapital.org/types-of-hay/
  • Karyono, T., Herlina, B., Utama adlan, Z., Aliansyah, A., & Trianah, Y. (2024). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembuatan Hay Sebagai Pakan Ternak Pada Musim Kemarau Di Desa Ketuan Jaya Kabupaten Musi Rawas. Masda, 3(1), 1–8. https://ejurnal.unmura.ac.id/index.php/masda

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AN
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.