dari maggot di sudut banyumas arky gilang olah sampah jadi berkah - News | Good News From Indonesia 2025

Dari Maggot di Sudut Banyumas, Arky Gilang Olah Sampah Jadi Berkah

Dari Maggot di Sudut Banyumas, Arky Gilang Olah Sampah Jadi Berkah
images info

Dari Maggot di Sudut Banyumas, Arky Gilang Olah Sampah Jadi Berkah


Pernahkah Kawan GNFI terganggu dengan tumpukan sampah organik yang menggunung di lingkungan sekitar? Bau tak sedap yang menusuk hidung dan pemandangan yang tak elok seringkali menjadi masalah pelik di banyak daerah. Namun, di tengah keresahan itu, seringkali lahir solusi-solusi cemerlang yang tak terduga.

Inilah yang terjadi di Desa Banjaranyar, Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah. Berawal dari keprihatinan terhadap tumpukan sampah yang mengganggu aktivitas warga, Arky Gilang Wahab justru menemukan pahlawan kecil yang seringkali dianggap menjijikkan: maggot. Kisah inspiratifnya ini tidak hanya membersihkan lingkungan, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan membawanya menjadi salah satu Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 bidang Lingkungan dari Astra.

baca juga

Berawal dari 5 Gram Maggot dan Sampah Tetangga

Semua inovasi besar seringkali dimulai dari langkah kecil. Begitu pula perjalanan Arky. Muak dengan masalah sampah di kampungnya, ia bersama adik iparnya memutuskan untuk mencoba sesuatu yang berbeda. Dengan modal awal hanya 5 gram maggot atau larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF), mereka mulai mengolah sampah organik dari lingkungan sekitar.

Siapa sangka, hewan kecil ini adalah pengurai ulung. Maggot bisa mengurangi sampah hanya dalam hitungan hari, bahkan jam. Dalam 24 jam, maggot bisa mengurai sampah 10 kali lipat dari berat badannya.

Maggot BSF berbeda dari lalat hijau yang membawa penyakit. Lalat BSF dewasa justru tidak suka hinggap di sampah. Larvanya-lah yang menjadi mesin pengurai alami. Dari eksperimen sederhana di halaman rumah, 5 gram maggot itu berhasil mengubah sampah tetangga menjadi 7 kilogram pupuk organik bernilai.

Dari Skala Desa Menuju Solusi Industri

Greenprosa
info gambar

budi daya maggot Greenprosa | Foto: greenprosa.co.id


Melihat potensi luar biasa ini, Pemerintah Kabupaten Banyumas memberikan dukungan berupa tempat pengolahan. Inovasi Arky pun naik kelas. Tak lagi mengolah sampah dari beberapa rumah, ia kini mampu mengelola 5 ton sampah setiap hari yang berasal dari 5.500 rumah dan 72 instansi pemerintah di dua kecamatan, Sokaraja dan Sumbang.

Visinya yang besar kemudian terwujud melalui Greenprosa, sebuah fasilitas pengelolaan sampah terpadu (Integrated Waste Management) yang kini beroperasi di area Taman Safari, Bogor. Di sini, skala operasinya jauh lebih masif. Greenprosa mampu mengolah hingga 8 ton sampah sisa makanan per hari dan menangani total 50 hingga 80 ton sampah campuran saat musim ramai.

Prosesnya pun dirancang secara sistematis. Truk-truk sampah yang masuk akan membongkar muatannya. Di conveyor belt, para pekerja, yang Arky sebut sebagai "trash hero", memilah sampah anorganik seperti botol plastik, kertas, dan kardus. Sisa sampah organik kemudian dibuburkan untuk menjadi pakan lezat bagi ribuan maggot.

Hebatnya, sampah anorganik yang terpilah tidak berakhir di TPA, melainkan diolah menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF), sebuah bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Memberdayakan Manusia, Melahirkan Nilai Baru

proses pemilahan sampah
info gambar

Foto: greenprosa.co.id


Kisah Arky bukan hanya tentang lingkungan, ini adalah cerita tentang pemberdayaan manusia yang menggerakkan lahirnya nilai baru. Di Greenprosa, sekitar 80% pekerjanya adalah masyarakat lokal, termasuk mereka yang sebelumnya menggantungkan hidup sebagai pemulung di tempat pembuangan liar.

Melalui Greenprosa, mereka mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan terstruktur, yang bahkan meningkatkan pendapatan mereka hingga tiga kali lipat. Arky tidak sekadar memberikan solusi untuk tumpukan sampah, tetapi ia membangun kembali martabat dan kesejahteraan bagi mereka yang sering terpinggirkan. Pekerjaan mulia inilah yang menjadi motor penggerak ekonomi sirkular Greenprosa.

Dari tangan-tangan terampil para pahlawan sampah inilah, limbah diubah menjadi produk bernilai tinggi. Budidaya maggot menghasilkan dua produk utama: pupuk kompos organik yang subur untuk pertanian, dan maggot kering yang kaya protein (mencapai 30-60%) untuk pakan ternak berkualitas. Siklus ini menciptakan sebuah lingkaran kebaikan yang berkelanjutan, di mana sampah menjadi sumber kesejahteraan.

baca juga

Kisah Arky Gilang Wahab adalah bukti nyata bagaimana program seperti SATU Indonesia Awards dari Astra menjadi katalisator perubahan. Program ini tidak hanya memberi penghargaan, tetapi secara aktif mewadahi anak bangsa untuk terhubung, bertumbuh, dan memperbesar dampak positifnya.

Arky menunjukkan bahwa solusi untuk masalah besar tidak selalu harus datang dari teknologi mahal, melainkan dari inovasi lokal yang didukung oleh ekosistem yang tepat. Sebuah pengingat bagi Kawan GNFI, bahwa inspirasi untuk berkarya bagi negeri bisa datang dari mana saja, bahkan dari tempat sampah sekalipun.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DR
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.