silver surfing lansia kota bogor yang belajar menyapa dunia digital - News | Good News From Indonesia 2025

Silver Surfing: Lansia Kota Bogor yang Belajar Menyapa Dunia Digital

Silver Surfing: Lansia Kota Bogor yang Belajar Menyapa Dunia Digital
images info

Silver Surfing: Lansia Kota Bogor yang Belajar Menyapa Dunia Digital


Transformasi menuju smart city kini tengah gencar dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Kota Bogor menjadi salah satu kota yang serius mengembangkan layanan publik berbasis digital—mulai dari administrasi, pendidikan, hingga kesehatan.

Namun, di balik kemajuan teknologi ini, muncul satu pertanyaan penting: apakah semua warga, termasuk para lanjut usia (lansia), mampu mengikuti arus digitalisasi ini?

Pertanyaan itulah yang mendorong sekelompok mahasiswa IPB University melakukan penelitian berjudul “Silver Surfing in Digital Wave: Transformasi Perilaku dan Adaptasi Digital Lansia dalam Mengakses Layanan Publik Smart City di Kota Bogor.”

Penelitian ini berupaya memahami bagaimana lansia beradaptasi dan menggunakan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam mengakses layanan kesehatan melalui aplikasi Mobile JKN milik BPJS Kesehatan.

Konsep Smart City
info gambar

Sumber: Freepik.com


Lansia dan Tantangan Digital

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, jumlah lansia di Kota Bogor mencapai lebih dari 113 ribu jiwa, dan angka ini terus meningkat. Lansia merupakan kelompok masyarakat yang paling sering berinteraksi dengan layanan kesehatan, namun ironisnya, mereka juga yang paling berisiko tertinggal dalam era digital.

Hambatan yang dihadapi tidak hanya soal usia, tetapi juga faktor seperti penurunan penglihatan, keterampilan motorik, serta rendahnya literasi digital. Banyak dari mereka masih merasa canggung menggunakan ponsel pintar atau aplikasi daring.

Penelitian Pew Research Center tahun 2017 mencatat bahwa hanya 42% lansia berusia di atas 65 tahun yang aktif menggunakan internet, jauh di bawah kelompok usia muda yang mencapai 88%. Kesenjangan ini memperlihatkan adanya digital divide yang nyata—bahwa tidak semua orang bisa menikmati kemudahan teknologi dengan cara yang sama. 

Dalam penelitian yang dilakukan di RSUD Kota Bogor, tim IPB University melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada lansia peserta BPJS Kesehatan. Mereka menggali bagaimana lansia memanfaatkan aplikasi Mobile JKN untuk mendapatkan layanan kesehatan.

Hasilnya menarik. Banyak lansia yang sebenarnya ingin belajar menggunakan teknologi, tapi masih merasa takut salah atau tidak percaya diri. Salah satu responden berusia 70 tahun berkata dengan jujur, “Saya ingin bisa pakai sendiri, tapi takut salah pencet. Kalau ada yang dampingi, saya mau belajar.”

Pernyataan sederhana ini menggambarkan realitas yang sering terjadi: niat ada, tapi dukungan belum cukup. Lansia membutuhkan pendampingan agar mereka bisa beradaptasi tanpa rasa takut.

Menuju Kota yang Cerdas dan Inklusif

Transformasi digital sejatinya bukan hanya berbicara tentang kemajuan teknologi, melainkan tentang manusia yang menjadi penggunanya. Teknologi hanyalah alat, sedangkan keberhasilannya sangat bergantung pada sejauh mana masyarakat mampu beradaptasi dan merasakan manfaatnya.

Dalam konteks ini, kelompok lanjut usia (lansia) memiliki peran penting sekaligus tantangan besar. Mereka adalah bagian dari masyarakat yang juga berhak menikmati kemudahan layanan digital, tetapi sering kali justru terpinggirkan karena keterbatasan akses dan kemampuan. Bagi banyak lansia, dunia digital menghadirkan dua sisi: kemudahan sekaligus kebingungan. Kemudahan karena layanan publik kini bisa diakses dari rumah tanpa harus antre panjang, tapi kebingungan muncul ketika tampilan aplikasi terasa rumit atau langkah-langkah penggunaannya tidak intuitif.

Itulah mengapa upaya untuk menjadikan lansia sebagai bagian dari transformasi digital tidak bisa berhenti pada penyediaan aplikasi atau sistem daring saja, tetapi harus menyentuh aspek kemanusiaan: pendampingan, empati, dan pemberdayaan. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat lahir strategi konkret untuk menjembatani kesenjangan digital antar generasi.

Salah satunya melalui pelatihan literasi digital yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan lansia. Pelatihan semacam ini tidak hanya mengajarkan cara menggunakan ponsel atau aplikasi, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri agar mereka berani mencoba dan merasa tidak tertinggal oleh zaman.

Selain itu, diperlukan pula desain aplikasi yang lebih ramah pengguna, dengan tampilan sederhana, ukuran huruf yang lebih besar, serta navigasi yang jelas. Pendekatan desain yang inklusif seperti ini bukan hanya membantu lansia, tetapi juga menciptakan pengalaman digital yang lebih nyaman bagi semua kalangan.

Dari sisi kebijakan publik, pemerintah daerah dapat mengambil peran dengan mendorong kebijakan yang berpihak pada kelompok rentan, termasuk lansia, dalam setiap inisiatif digitalisasi layanan. Program seperti Sahabat Pelanggan di RSUD Kota Bogor bisa menjadi contoh nyata bahwa keberpihakan dan empati mampu memperkecil jarak antara teknologi dan manusia. Jika diperluas ke berbagai sektor lain—administrasi kependudukan, transportasi, maupun pelayanan sosial—kebijakan serupa dapat menjadi fondasi penting menuju digitalisasi yang inklusif.

Dengan langkah-langkah tersebut, Kota Bogor memiliki peluang besar menjadi pelopor smart city yang ramah lansia di Indonesia. Sebuah kota yang tidak hanya unggul secara teknologi, tetapi juga berkeadilan sosial dan menghargai semua lapisan warganya.

Smart city yang sejati bukanlah kota dengan aplikasi terbanyak atau sistem paling canggih, melainkan kota yang memastikan setiap warganya, tanpa terkecuali, mampu ikut menikmati manfaat kemajuan digital. Transformasi digital baru akan bermakna ketika tidak ada satu pun yang tertinggal—termasuk mereka yang sudah menempuh perjalanan panjang dalam hidupnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.