Quoll yang ditemukan di Papua termasuk dalam genus Dasyurus. Spesies yang paling umum dikenal adalah Quoll Papua atau Quoll Perut Bronze (Dasyurus spartacus) dan Quoll Ekor Tutul (Dasyurusmaculatus). Genus Dasyurus sendiri berasal dari bahasa Yunani, "dasy" yang berarti "berbulu tebal" dan "oura" yang berarti "ekor", sementara "maculatus" dalam bahasa Latin berarti "berbintik".
Dalam taksonomi, mereka diklasifikasikan ke dalam Kelas Mamalia, Ordo Dasyuromorphia, dan Famili Dasyuridae, yang membuat mereka bersaudara dengan Tasmanian Devil dan kuskus marsupial karnivora lainnya.
Di Indonesia, khususnya di tanah Papua, hewan ini dikenal dengan beberapa sebutan lokal seperti "Gumbem" atau "Harimau Papua". Penting untuk dicatat bahwa meski dijuluki "harimau", mereka sama sekali tidak memiliki kekerabatan dekat dengan harimau (Panthera tigris) yang merupakan kucing besar. Julukan tersebut murni diberikan karena pola perilaku predatornya yang ganas.
Mini tapi Ganas
Quoll memiliki penampilan yang unik dan menarik. Tubuhnya ramping dengan panjang kepala dan badan sekitar 30 hingga 75 cm, ditambah ekor yang hampir sama panjangnya. Bulu mereka pendek dan umumnya berwarna coklat kemerahan, coklat tua, atau hitam dengan bintik-bintik putih yang khas di sekujur tubuhnya, kecuali pada bagian ekor.
Bintik-bintik inilah yang menjadi ciri pembeda paling mencolok. Beratnya bervariasi, mulai dari 1,5 kg hingga 5 kg, tergantung spesies dan jenis kelamin, dengan jantan biasanya lebih besar. Wajahnya runcing dengan telinga yang tegak dan mata yang besar, cocok untuk kehidupan nokturnal.
Lalu, mengapa mereka dijuluki "harimau"? Kesamaannya tidak terletak pada penampilan, melainkan pada etos sebagai predator. Seperti harimau yang menjadi raja hutan, Quoll adalah pemburu yang gigih dan tangguh di dunia mereka. Mereka adalah karnivora sejati (obligat) dengan makanan utama berupa serangga besar, burung, tikus, kadal, dan bahkan mamalia kecil yang ukurannya mendekati tubuh mereka sendiri.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Mammalogy mengonfirmasi bahwa Dasyurus memiliki gigi dan rahang yang sangat kuat, dirancang untuk mencabik daging. Perilaku berburu mereka pun gesit dan ganas, layaknya "harimau" dalam versi mini. Mereka adalah pemanjat pohon yang handal dan aktif terutama pada malam hari (nokturnal).
Hidup di Hutan Papua
Quoll Papua, khususnya Dasyurusspartacus, merupakan hewan endemik yang hanya ditemukan di dataran rendah savana berumput di wilayah Trans-Fly, Papua Selatan. Mereka menghuni lingkungan dengan padang rumput yang diselingi hutan musim dan semak belukar.
Berbeda dengan kerabatnya di Australia yang juga hidup di hutan hujan, Quoll Papua lebih menyukai lanskap terbuka ini.
Keberadaan mereka sangat bergantung pada ketersediaan tutupan vegetasi yang cukup untuk berlindung dan berburu, serta kelimpahan mangsa kecil. Sayangnya, habitat yang spesifik ini membuat mereka sangat rentan terhadap perubahan.
Ancaman terbesar datang dari kebakaran hutan yang tidak terkendali, yang dapat menghanguskan savana tempat mereka bergantung, serta persaingan dengan spesies invasif seperti anjing liar dan kucing.
Quoll di Ambang Kepunahan
Tidak diragukan lagi, Quoll merupakan satwa yang dilindungi oleh hukum Indonesia. Status ini tertuang secara resmi dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Dalam peraturan tersebut, seluruh genus Dasyurus tercantum sebagai satwa yang harus dilindungi.
Di tingkat global, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan Quoll Papua (Dasyurus spartacus) dalam status Rentan (Vulnerable). Sementara itu, Quoll Ekor Tutul (Dasyurus maculatus), yang juga terdapat di Papua, memiliki status yang lebih mengkhawatirkan, yaitu Hampir Terancam (Near Threatened).
Data dari IUCN menunjukkan bahwa populasi mereka mengalami penurunan akibat hilangnya habitat, kebakaran, dan fragmentasi lahan. Langkah-langkah konservasi yang mendesak diperlukan, mulai dari pemantauan populasi, penelitian ekologi yang lebih mendalam, hingga program sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya melestarikan "harimau kecil" Papua ini.
Quoll atau Gumbem adalah bukan cuma hewan berbintik yang unik. Mereka adalah simbol dari keunikan dan kerapuhan biodiversitas Papua. Julukan "harimau Papua" yang disandangnya adalah pengakuan akan peran ekologisnya sebagai pemangsa puncak “mini”.
Upaya kolektif dari pemerintah, peneliti, dan masyarakat lokal adalah kunci untuk memastikan bahwa generasi mendatang masih dapat menyaksikan harimau kerdil dari timur Indonesia ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News