Bayangkan sebuah sepatu kulit yang tidak terbuat dari sapi, kambing, atau ular, melainkan kulit kaki ayam. Kedengarannya aneh, tetapi itulah inovasi yang digagas oleh Nurman Farieka Ramdhany.
Pengusaha muda asal Bandung ini menjadi orang pertama di dunia yang menciptakan sepatu berbahan kulit ceker ayam. Inovasi unik tersebut membuatnya meraih Apresiasi SATU Indonesia Awards 2019 kategori kewirausahaan, mengangkat nama brand Hirka ke panggung nasional dan internasional.
Ide & Inspirasi
Gagasan memanfaatkan kulit kaki ayam berawal dari keprihatinan Nurman terhadap perburuan liar reptil untuk industri fashion. Ia menilai bahan baku kulit ular dan buaya banyak berasal dari hasil perburuan, sehingga ia mencari alternatif yang lebih berkelanjutan.
Sejak 2012, ia melakukan riset memanfaatkan limbah ceker ayam sebagai bahan pengganti kulit eksotik. Penelitian ini ia lanjutkan bersama ayahnya yang pernah meneliti berbagai kulit hewan saat berkuliah di Politeknik Teknologi Kulit Yogyakarta
Selama lebih dari empat tahun, Nurman bersama timnya mempelajari proses pemisahan kulit dari tulang, pembersihan bakteri, hingga teknik pewarnaan agar kulit ceker ayam menjadi material kuat dan indah. Riset intensif ini membutuhkan ketekunan tinggi karena semua tahapan dilakukan secara handmade.
Hirka: Sepatu Kulit Ayam Pertama di Dunia
Setelah riset panjang, Nurman meluncurkan merek Hirka pada 2017. Nama ini diambil dari bahasa Turki yang berarti dicintai, melambangkan harapannya agar produknya dihargai karena inovasi dan nilai lingkungan. Pada awal peluncuran, Hirka memproduksi sekitar 100 pasang sepatu per bulan dan ikut pameran INACRAFT untuk memperkenalkan produk.
Keunikan sepatu ini terletak pada proses pembuatan: hanya kulit bagian luar ceker yang digunakan, daging dan tulang dimanfaatkan untuk konsumsi. Bahan yang sulit dikelola membuat sepatu ini eksklusif; bahkan lemnya dibuat sendiri dari karet bekas agar tidak merusak tekstur kulit.
Tidak semua konsumen langsung menerima sepatu kulit ceker ayam. Nurman mencoba masuk ke pasar wanita, tetapi banyak yang mundur setelah mengetahui bahan bakunya. Ia kemudian mengalihkan fokus ke pasar pria dengan model formal dan kasual.
Pemasaran dilakukan melalui media sosial, marketplace, dan pameran internasional; produk pun menembus pasar Malaysia, Brasil, Prancis, Hongkong, dan Singapura. Kini Hirka memiliki lima pegawai produksi dan empat pegawai pemasaran, dengan omzet mencapai puluhan juta rupiah per bulan.
Dampak & Penghargaan
Inovasi Nurman membawa pesan kuat tentang konservasi. Dengan memanfaatkan kulit ceker ayam, ia berharap masyarakat berhenti menggunakan kulit reptil sehingga ular dan buaya tidak lagi diburu.
Sepatu Hirka mendapat apresiasi positif dari konsumen luar negeri karena menonjolkan perlindungan hewan dan membuka pasar ekspor. Selain itu, produksi sepatu berbahan limbah ini memberikan lapangan kerja bagi para pengrajin sepatu di Bandung.
Upaya kreatif tersebut membawanya meraih Apresiasi SATU Indonesia Awards 2019 sebagai individu bidang kewirausahaan dengan proyek “Penyulam Sepatu Kulit Ayam” dari Jawa Barat Nurman mengaku penghargaan ini menjadi semangat baru dan memudahkan promosi produknya.
Tantangan & Visi
Perjalanan Nurman tidak selalu mulus. Banyak orang meragukan bahwa sepatu dari kulit ceker ayam bisa diterima pasar. Konsumen awal bahkan jijik atau ragu karena mengira bahan tersebut berbau amis.
Proses produksi yang panjang dan biaya tinggi membuat harga sepatu Hirka setara dengan sepatu kulit sapi. Nurman menanggapinya dengan edukasi konsumen tentang nilai, proses, dan eksklusivitas produk.
Melihat tanggapan pasar, Nurman kini merencanakan strategi untuk menjadikan Hirka sebagai merek mewah (luxury brand). Ia berencana meluncurkan koleksi musiman dan pameran solo untuk meningkatkan equitas merek.
Target pasarnya adalah kalangan profesional yang menghargai kemewahan dan eksklusivitas. Ia juga ingin menjaga fokus pada kulit ceker ayam dan tidak menggunakan kulit ikan hiu atau lainnya sebelum bahan ini diterima luas. Bagi Nurman, proses adalah kunci sukses, dan ia ingin mengajak anak muda untuk sabar dalam membangun usaha.
Kisah Nurman Farieka Ramdhany membuktikan bahwa kreativitas dan ketekunan bisa mengubah limbah menjadi karya bernilai tinggi. Dengan sepatu Hirka, ia tidak hanya menciptakan produk eksotis tetapi juga mengusung misi konservasi satwa dan pemberdayaan pengrajin.
Penghargaan SATU Indonesia Awards 2019 menjadi pengakuan atas semangat wirausahanya. Dengan visi menjadikan Hirka sebagai merek mewah dan tekad mempopulerkan kulit ceker ayam sebagai alternatif ramah lingkungan, Nurman menginspirasi anak muda untuk berani berinovasi, menghargai proses, dan membawa perubahan positif.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News