Ketika matahari bersinar terik, seakan-akan menyapa dengan intensitas yang luar biasa, sebagian dari kita mungkin menyambutnya dengan rencana liburan ke pantai atau kegiatan luar ruangan yang menyenangkan. Namun, di balik hangatnya cuaca, terutama saat memasuki musim kemarau panjang atau gelombang panas, tersimpan ancaman serius bagi kesehatan. Kondisi panas ekstrem dapat memicu berbagai gangguan pada tubuh yang jika diabaikan, bisa berakibat fatal.
Tubuh manusia adalah mesin yang sangat efisien dalam mengatur suhu. Ia bekerja keras untuk menjaga suhu inti tetap stabil, idealnya di sekitar 37*C. Saat cuaca sangat panas, sistem pendingin alami tubuh—yaitu keringat—bisa kewalahan atau bahkan gagal berfungsi.
Dehidrasi akibat penguapan cairan yang cepat, paparan sinar UV berlebih yang merusak sel, hingga perubahan pola hidup yang ekstrem (misalnya dari panas terik langsung masuk ke ruangan AC yang sangat dingin) adalah pemicu utama munculnya beragam penyakit saat cuaca panas.
Menjaga hidrasi, menyesuaikan aktivitas, dan mengenali batas kemampuan tubuh adalah kunci pertahanan diri. Sebelum terlambat, yuk kenali lima penyakit saat cuaca panas yang paling sering menyerang saat suhu sedang tinggi agar kawan GNFI bisa segera mengambil tindakan pencegahan dan menjaga diri tetap aman sepanjang musim.
5 Penyakit Saat Musim Panas yang Harus Diwaspadai
1. Penyakit Kulit: Dari Biang Keringat hingga Ancaman Kanker
Kulit adalah organ terluar yang pertama kali menghadapi agresi sinar matahari. Paparan sinar matahari langsung yang berkepanjangan adalah musuh utama kulit. Penyakit saat cuaca panas yang paling umum dan sering dianggap sepele adalah biang keringat (miliaria). Kondisi ini terjadi karena kelembapan tinggi dan produksi keringat berlebih menyebabkan kelenjar keringat tersumbat. Gejalanya berupa ruam merah kecil yang terasa gatal dan terkadang perih. Meskipun tidak berbahaya, biang keringat sangat mengganggu kenyamanan.
Jauh lebih serius, radiasi Ultraviolet (UV) dari matahari dapat menyebabkan kulit terbakar (sunburn), mempercepat proses penuaan dini (kerutan, flek hitam), hingga yang paling parah adalah meningkatkan risiko kanker kulit. Ini menegaskan pentingnya menggunakan pelindung matahari (tabir surya) dengan SPF yang memadai secara rutin, bahkan saat cuaca terlihat mendung.
2. Radang Tenggorokan (Pharyngitis) dan Bahaya AC
Mungkin kawan GNFI bertanya-tanya, mengapa cuaca panas justru sering membuat tenggorokan sakit? Jawabannya ada pada kebiasaan kita dalam melawan rasa panas. Penyakit saat cuaca panas ini dipicu bukan oleh panasnya, tetapi oleh respons kita.
Radang tenggorokan sering terjadi karena konsumsi minuman dingin, es, atau makanan yang terlalu manis secara berlebihan yang dapat mengiritasi mukosa tenggorokan. Selain itu, perubahan suhu drastis, seperti dari terik matahari langsung masuk ke ruangan ber-AC yang sangat dingin, bisa menyebabkan "kejutan" pada sistem pernapasan. Ditambah lagi, kondisi tubuh yang rentan akibat dehidrasi memudahkan virus dan bakteri menyerang. Radang tenggorokan adalah salah satu infeksi yang umum terjadi di musim panas karena ketidakmampuan tubuh beradaptasi cepat dengan perubahan suhu eksternal dan internal.
3. Kram Otot (Heat Cramps): Tanda Awal Dehidrasi Berat
Kram otot adalah salah satu gejala heat-related illness yang paling sering diabaikan. Penyakit saat cuaca panas ini sering dialami oleh orang yang aktif berolahraga atau bekerja fisik berat (misalnya pekerja konstruksi) di bawah terik matahari.
Intinya adalah kehilangan cairan dan elektrolit. Saat kita berkeringat banyak, tubuh kehilangan air dan mineral penting, terutama natrium. Kekurangan elektrolit mengganggu sinyal listrik yang mengatur kontraksi otot, menyebabkan kejang atau kram yang menyakitkan, terutama pada bagian kaki, lengan, dan perut. Kram otot berfungsi sebagai peringatan dini dari tubuh bahwa kawan GNFI perlu segera beristirahat, mendinginkan diri, dan mengonsumsi cairan yang mengandung elektrolit.
4. Heatstroke (Serangan Panas): Kondisi Medis Darurat!
Ini adalah kondisi medis darurat yang paling berbahaya dan mengancam jiwa dari semua penyakit saat cuaca panas. Heatstroke adalah tingkat keparahan tertinggi dari penyakit akibat panas.
Mekanisme:Heatstroke terjadi ketika mekanisme pengaturan suhu tubuh gagal total, dan suhu inti tubuh naik drastis melampaui $40^{\circ}\text{C}$. Pada suhu ini, protein dan organ vital di tubuh mulai rusak. Jika tidak ditangani segera—dalam hitungan menit—heatstroke dapat merusak otak, jantung, ginjal, dan otot secara permanen atau bahkan menyebabkan kematian.
Waspadai Gejala: Gejalanya termasuk pingsan, kebingungan, bicara kacau, kulit memerah dan panas (bisa kering atau lembap), serta yang paling penting, tidak adanya keringat (pada tahap lanjut, karena sistem keringat sudah lumpuh). Heatstroke adalah keadaan darurat yang membutuhkan pendinginan tubuh segera dan penanganan medis di rumah sakit.
5. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)
Meskipun panas, risiko terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) juga meningkat. Cuaca panas dan kering seringkali disertai dengan peningkatan polusi udara, debu, atau asap dari kebakaran hutan/lahan. Partikel-partikel ini dapat mengiritasi saluran pernapasan, membuat tenggorokan dan paru-paru lebih rentan terhadap infeksi.
Seperti radang tenggorokan, transisi mendadak dari suhu panas di luar ke suhu dingin di dalam ruangan (AC) juga dapat menyebabkan stres pada sistem imun lokal di saluran napas. Akibatnya, risiko terkena ISPA, seperti batuk, pilek, atau flu, meningkat. Menjaga kebersihan udara di dalam dan luar ruangan menjadi kunci pencegahan yang efektif.
Untuk menghadapi musim panas yang ekstrem ini, kawan GNFI harus selalu ingat prinsip Tiga H sebagai langkah mitigasi:
Hidrasi: Minum air putih cukup dan teratur, jangan tunggu haus.
Hindari: Kurangi aktivitas fisik berat di bawah terik matahari (antara pukul 10.00 hingga 16.00).
Helm: Gunakan pelindung kepala (topi) dan aplikasikan tabir surya secara merata.
Selalu jaga kesehatan, kenali batas tubuh, dan hindari paparan panas berlebihan, ya Kawan GNFI!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News